Minggu, 4 Desember 2022

HORTIKULTURA : Meningkatkan Ekspor Hortikultura

HORTIKULTURA : Meningkatkan Ekspor Hortikultura

Foto: Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan
Jambore Hortikultura 2022 menampilkan berbagai macam buah dan sayuran unik Nusantara

Ekspor hortikultura pada 2019-2022 mengalami peningkatan dengan didominasi produk buah-buahan.
 
 
Direktorat Jenderal Hortikultura,Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Jambore Hortikultura 2022. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 2-4 Desember 2022 di Grand Ballroom The Margo Hotel Depok, Jawa Barat. Berbagai kegiatan ikut memeriahkan perhelatan ini seperti talk show, business matching, pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri), aneka lomba, serta pameran teknologi dan komoditas hortikultura di penghujung tahun 2022. Kegiatan ini rencananya akan diadakan setiap setahun sekali untuk memperkenalkan berbagai macam komoditas hortikultura.
 
 
Keunikan Acara Jambore
 
Dalam kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari tersebut, pengujung dapat melihat displai berbagai buah langka dan eksotik dari penjuru Nusantara. Buah Nusantara merupakan kekayaan hayati yang perlu dilestarikan keberadaannya. Jambore Hortikultura pun menjadi ajang untuk menampilkan komoditas asli hortikultura Indonesia yang bisa menjadi kebanggaan anak bangsa.
 
Dirjen Hortikultura, Kementan, Prihasto Setyanto menjelaskan, berbagai macam buah dan sayur disuguhkan di Jambore Hortikultura. Pengunjung dapat melihat buah langka dan eksotik yang tidak dapat ditemukan di pasar, serta penampilan buah berukuran jumbo, berbagai jenis tanaman obat, tanaman hias, dan sayuran ramah lingkungan. Inilah salah satu keunikan pada Jambore Hortikultura.
 
“Di sini kita bisa melihat buah langka dari Kalimantan, Papua, Jawa seperti kemang, menteng, kenitu, buah lai, alkesa, markisa rola, ciplukan, dan matoa. Masyarakat bisa lihat, menyicipi keunikan rasanya yang tidak banyak diketahui oleh masyrakat,” ujarnya di Depok, Jumat (2/12).
 
Senada dengan Prihasto, Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Inti Pertiwi Nashwari mengatakan, acara dimeriahkan dengan berbagai kegiatan dan pembagian benih hortikultura ke masyarakat agar masyarakat dapat menanam di pekarangan rumah. Sehingga, kebutuhan komoditas hortikultura mudah dipenuhi dan dijangkau “Ada 5.000 benih yang dibagikan ke pengunjung setiap hari,” ungkapnya.
 
Menurut Ketua Panitia sekaligus Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produk Hortikultura, Bambang Sugiharto, acara ini bakal menggaet minat ribuan pengunjung setiap harinya mengingat pelaksanaannya di pusat kota, pada akhir pekan atau hari libur, dan dipenuhi aneka buah unik. “Banyak hal menarik yang akan menarik minat pengunjung, seperti adanya sejumlah buah berukuran jumbo seperti semangka yang diprediksi seberat 30 kg, melon 12 kg, nanas beratnya 15 kg, durian 15 kg, alpukat aligator seberat 8 kg, dan tentunya masih banyak yang lainnya,” terangnya.
 
 
Buah Unik Penuh Nutrisi
 
Prihasto menjelaskan, buah langka dari penjuru Nusantara ini kaya akan nutrisi dan vitamin yang tidak kalah dengan buah umum yang dikenal masyarakat maupun buah impor. Salah satu contohnya adalah buah kemang yang kaya akan kandungan nutrisi seperti fosfor, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, protein, karbohidrat, dan kalsium. Buah kemang memiliki khasiat meningkatkan stamina tubuh, menjaga kesehatan tulang, menjaga kesehatan mata, dan menjaga kesehatan pencernaan.
 
“Buah kemang memiliki morfologi atau ciri fisik seperti buah mangga. Warna kulitnya coklat, warna daging buahnya putih, rasanya asam manis, dan memiliki aroma yang wangi. Sedangkan untuk ciri fisik pohon kemang, tanaman kemang dapat tumbuh setinggi 20 – 40 m. Pertumbuhan pohon ini tegak dan berbatang bulat dengan diameter 80 – 100 cm dengan kulit batang pecah dan berwarna abu-abu. Bentuk daunnya lengkung lancip dengan panjang rata-rata mencapai 10 – 15 cm dan lebar 3 – 15 cm,” rincinya.
 
Terselenggaranya acara ini, lanjut Prihasto diharapkan menambah pengetahuan masyarakat akan keberadaan buah langka. Pasalnya, tidak banyak anak muda mengenal buah-buahan ini. Buah langka dan unik tersebut juga memiliki khasiat untuk kesehatan. “Acara pameran buah langka lokal ini memberikan pemahaman akan jenis buah lokal yang langka. Saya juga baru tahu ternyata buah-buahan ini memiliki manfaat beragam. Pameran ini penuh ilmu, sangat menarik, dan mengedukasi para pengunjung,” ungkapnya.
 
 
Cegah OPT Buah, Ekspor Meningkat
 
Menurut data Kementerian Pertanian 2022, tren nilai ekspor selama kurun waktu 2019-2022 mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut didominasi oleh produk buah-buahan. Hal ini menunjukkan bahwa produk hortikultura sangat diminati oleh pasar internasional. Beberapa negara tujuan ekspor hortikultura adalah Asia Timur, Asean, Asia Tengah, Timur Tengah, dan Eropa.
 
Tentu untuk menjaga stabilitas produksi bahkan meningkatkan produksi buah, petani perlu lebih intens dalam budidaya agar terhindar dari  Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT), salah satunya serangan lalat buah. Dalam rangkaian Jambore, digelar talk show “Teknologi Pengendalian Lalat Buah Ramah Lingkungan Menuju Peningkatan Ekspor Hortikultura”.
 
Prihasto mengungkapkan, serangan lalat buah pada komoditas hortikultura menjadi hambatan dalam proses ekspor ke berbagai negara. Serangan lalat buah terhadap komoditas hortikultura menjadikan kualitas dan kuantitas hasil hortikultura menurun.
 
“Poin terpenting dalam persyaratan ekspor adalah kekhawatiran lalat buah. Produk hortikultura harus bebas dari hama dan penyakit. Selain dapat menurunkan kualitas dan kuantitas buah, negara pengimpor tidak mau ada lalat buah masuk ke negaranya. Oleh karena, itu petani waspada atas serangan lalat buah,” ujarnya.
 
Menurut Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Paryoto, pengelolaan lalat buah dengan melakukan prinsip PHT (Pengelolaan Hama Terpadu). Ini merupakan cara paling tepat yang direkomendasikan. Sanitasi dan perbaikan ekosistem juga perlu dilakukan pada lahan budidaya.
 
Secara alami, terdapat makluk hidup yang berperan baik untuk mengendalikan hama lalat buah, yaitu musuh alami. Predator dan parasitoid termasuk golongan musuh alami yang perlu dilestasikan di alam. Meminimalkan penggunaan pestisida kimia sintetis dapat meningkatkan daya hdup predator dan parasitoid. Konservasi parasitoid dapat dilakukan dengan menggunakan gentong parasitoid.
 
“Titik kritisnya adalah buah yang dibiarkan membusuk di bawah atau di tanah dapat menyebabkan meningkatnya populasi lalah buah. Ada beberapa langkah yang bisa digunakan untuk menangani hal ini. Diantaranya,dengan mengubur kedalaman lebih dari 50 cm, membakar, merebus, atau dijadikan pakan ikan. Membunuh satu lalat buah betina sebelum meletakkan telur sama seperti membunuh 200 keturunan lalat buah,” pungkasnya.
 
 
 
 
Sabrina Yuniawati

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain