Foto: Windi Listianingsih
Baru 11 pembenihan akuakultur di Indonesia yang tersertifikasi BAP
Menerapkan sertifikasi berkelanjutan berarti berkomitmen untuk memasok produk makanan yang amandan ramah lingkungan.
Best Aquaculture Practicesatau BAP merupakan program sertifikasi yang dikembangkan oleh Global Seafood Alliance (GSA) atau cara budidaya ikan yang baik. Tidak hanya BAP yang memiliki peran penting dalam sertfikasi seluruh rantai produksi akuakulturatau perikanan budidaya,sertfikasi Aquaculture Stewardship Council (ASC) atau ekolabel juga sangat penting bagi pembudidaya udang dan ikan serta eksportir. Dengan menerapkan standar ekolabel,dapat menjaga sumber daya perikanan untuk masa depan. Kemudiaan, sertifikasi ini berperan penting dan paling komprehensif serta diakui pasar global.
Peran BAP
Standar BAP mencakup seluruh rantai produksi akuakultur yang meliputi pembenihan, budidaya pembesaran,pabrik pakan,dan pabrik pengolahan. Sertifikasi BAP menunjukkan komitmen dalam memasok produk makanan akuakultur yang aman. Menurut Syamsul Arifin, Country Coordinator BAP, program BAP merupakan standar krusial sebagai standar keamanan makanan laut yang berkelanjutan. Ia merinci, BAP ada empat pilar keberlanjutan.Yaitupertama, pilar keberlanjutan. Kedua, tanggung jawab lingkungan meliputi kepatuhan standar tentang isu konservasi habitat, kualitas air,dan limbah.
Ketiga, akuntabilitas sosial berisikan produsen mengikuti praktik dalam hak asasi manusia, undang-undang perburuan, kesehatan,dan keselamatan karyawan. Keempat, keamanan pangan yang terdiri dari jaminan bahwa tidak ada antibiotik yang dilarang atau bahan kimia lain. Semua perawatan menggunakan bahan kimia yang keluar dengan cara yang bertanggung jawab.
Kelima, kesehatan dan kesejahteraan hewan meliputi praktik budidaya yang baik dan mengatasi masalah seperti mengendalikan penyakit.“Sisi lain sertifikasi BAP ada yang disebut star system (sistem bintang).Artinya,produk akhir bisa mencantumkan logo BAP dengan sistem bintang,” jelasnya saat acara Indonesia Aquafeed Conference (IAC) 2022 di Swissotel, Jakarta (21/7).
Lebih lanjut Syamsul menjelaskan, sistem bintang BAP pada logo merupakan bagian dari rantai produksi perikanan budidaya.Setiap bintangnya memiliki arti berbeda-beda. Logo bintang satuberarti produk akuakultur diproduksi oleh pabrik pengolahanyang tersertifikasi BAP. Bintang duamenandakanproduk dihasilkan dari pabrik pengolahan dan farm(budidaya) bersertifikat BAP.
Bintang tigaartinyaproduk akuakultur dihasilkan dari pabrik pengolahan, farm, serta pembenihan (hatchery)dan/atau pakan bersertifikat BAP.Sementara, Bintang empatbermakna produk akuakultur dihasilkan oleh pabrik pengolahan, farm, hatchery,dan menggunakan pakanbersertifikat BAP. Logo dengan bintang empat merupakan peringkat tertinggi yang dicapai. Hal ini dapat menjamin bahwa produk tersebut bermutu bagus. “Empat bintang ini paling banyak diminati oleh berbagai negara Eropakarena merupakan jaminan. Artinya,produk tersebut didapat dari seluruh rantai pasok yang tersertifikat. Ini merupakan bagian kebutuhan global,” terangnya.
Menurut Syamsul, kebutuhan sertifikasi BAP terus meningkat dan diterima oleh banyak ritel dan sektor food service (hotel, restoran, katering – horeka) di seluruh negara. Data yang diperoleh terdiri dari Amerika Utara 75% ritel dan 65% sektor food service membutuhkanBAP,97% ritel dan 55% sektor food service Inggris menerima BAP, kebanyakan ritel dan sektor food service Eropa juga kini menerimaBAP,lalu 80% ritel dan 50% sektor food service di China menerima BAP.
Di Australia 90% ritel dan 33% sektor food service membutuhkan BAP. Pun di Jepang, 75% eksportiratau perusahaan perdagangan menerima BAP.“Ini sangat kuat sekali berbagai negara meminta semua produsen perikanan budidaya untuk bisa memiliki kapasitas mumpuni dan menyuplai kebutuhan pasar dengan status bintang empat. Sehingga dari proses pembenihan, petenakan (pembesaran), pabrik pakan,hingga pabrik pengolahan memiliki sertifikasi BAP,” kata lulusan FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan IPB University ini.
Syamsul menerangkan, sertifikasi BAP di Indonesia tersebar di wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan,dan Makassar-Sulawesi Selatan. Sedangkan,jumlah sertifikasi BAP hanya ada 117,diantaranya 56 farm (pembesaran), 11 pembenihan, pabrik pakan ada 15, dan 35 pabrik pengolahan. “Mau tidak mau, suka tidak suka,seluruh rantai produksi akuakultur membutuhkan lebih banyak suplai ikan dan udang bersertifikasi. Tambak pasti membutuhkan pakan yang memiliki sertifikasi, begitu juga pembenihan.Artinya,secara rantai suplai akan sangat berdampak ke semua sektor,” ungkapnya.