Foto: Try Surya Anditya
Jajaran Pengurus GPPU 2022-2026 bersama Agung Suganda, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak (tengah)
Dalam era disrupsi, inovasi dan kreativitas dibutuhkan untuk memperkuat perunggasan nasional.
Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) melantik Achmad Dawami sebagai Ketua Umum GPPU periode 2022-2026. Dalam kongres XIII GPPU yang berlangsung di Gading Serpong, Tangerang (27/7), Dawami terpilih kembali melanjutkan tongkat kepemimpinannya dari periode 2018-2022. Setelah kongres, turut diadakan seminar nasional bertema “Konsolidasi dan Kolaborasi Menghadapi Tantangan Era Disrupsi”.
Dalam sambutannya, Damawi mengatakan, saat ini hal yang dibutuhkan dalam industri perunggasan Tanah Air adalah kolaborasi, konsolidasi, dan koordinasi. Bukan hanya berlaku pada para anggota GPPU, tetapi juga pemangku kepentingan pada umumnya. Hal ini bertujuan agar perunggasan nasional tetap bertahan dari berbagai isu dan tantangan.
Lebih lanjut Dawami berharap, dalam era disrupsi GPPU dapat memberikan dampak positif serta turut selalu menyukseskan program pemerintah dalam hal pemenuhan kebutuhan protein daging dan telur ayam yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH). Tentunya, dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat demi meningkatkan kecerdasan bangsa.
Menurut Dawami, era disrupsi merupakan terjadinya perubahan secara masif yang mengubah sistem dan tatanan bisnis yang lebih baru. Disrupsi terutama disebabkan oleh masuknya inovasi-inovasi dan kreativitas baru. “Perubahan banyak terjadi, terlebih sejak pandemi. Perubahan jadi dipercepat meskipun sebenarnya sudah kita perkirakan. Dengan adanya inovasi dan kreativitas baru, kami meminta doa agar dapat melaksanakan tugas dengan baik,” harapnya.
Menjadi Mitra Pemerintah
Hadir mewakili Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan,Kementan, Agung Suganda, Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak, menuturkan, saat ini dunia tengah tidak baik-baik saja. Berbagai negara sedang terancam sejumlah persoalan.
“Kehidupan kita diporak-porandakan oleh Covid-19. Belum selesai Covid, datang perang Ukraina dan Rusia. Kita tahu mereka adalah negara sumber energi dan bahan pangan. Belum selesai itu, kita dihadapkan oleh climate change dan hal ini yang sedang ditakutkan oleh seluruh dunia. Negara yang suka mengekspor bahan pangannya,sekarang menahan untuk stok negara masing-masing,” tutur Agung.
Dalam hal ini, pemerintah menantikan gagasan dari GPPU untuk bisa berjalan dan bergerak beriringan demi kemajuan industri perunggasan di Indonesia. Dengan kepengurusan yang baru, pemerintah menaruh asa agar organisasi ini lebih baik lagi dan kompak.
“Kami tunggu rekomendasi dari GPPU, akan kemana arah tujuan GPPU. Saya mewakili Mentan, akan mendukung GPPU dengan catatan kita adalah mitra. Mari kita lawan krisis pangan karena 230 juta orang menanti kita untuk makan. Tumbangnya pangan adalah awal dari tumbangnya sebuah negara,” paparnya.
Agung yang melantik kepengurusan GPPU 2022-2026 menambahkan, kondisi pasar ayam ras saat ini terus meningkat. Tentunya pertumbuhan ini harus terus dijaga. Bahkan, di tengah krisis seperti sekarang, ayam ras Indonesia malah mampu menembus pasar Singapura.