Foto: Sabrina Yuniawati
Anggur Carnival, manis, tapi buahnya tidak banyak
Penjualan bibit anggur meningkat signifikan saat pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 tak selamanya memunculkan kisah pilu. Banyak pula yang menuai sukses selama masa-masa orang “terkurung” di rumah masing-masing Ini kisah sukses seseorang yang Selama masa pandemi, masyarakat lebih banyak melakukan aktivitas di rumah termasuk melakoni hobi baru.
Memang saat ini pemerintah telah melonggarkan kebijakan pengendalian pergerakan masyarakat. Namun rupanya masyarakat tidak meninggalkan hobi yang telanjur mereka tekuni, seperti memelihara ikan, berkebun dengan media hidroponik, akuaponik, dan juga yang sedang ngetren memanfaatkan atap rumah atau gedung untuk bertanam (rooftop gardening).
Salah satunya Supriyanto, Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang memanfaatkan rooftop di Jalan M. Kahfi 1, Gang Film No. 09 RT 02/04, Jagakarsa, Jakarta Selatan untuk bertanam anggur di pot. Ia mulai mengenal anggur impor sejak 2018, lalu belajar dan mendapatkan bibit anggur dari rekannya di Yogyakarta.
Supriyanto yang sebelumnya menanam berbagai macam sayuran mengaku sangat tertarik dengan anggur karena lebih menguntungkan. “Saya lihat di televisi tentang budidaya anggur, lalu coba untuk belajar ke teman. Di Jakarta ingin menanam tapi terkendala lahan, jadi saya manfaatkan rooftop untuk bercocok tanam di dalam pot,” jelasnya saat dikunjungi AGRINA bulan lalu.
Terinspirasi Tayangan TV
Tentara yang masih aktif ini menamai rooftop-nya, Kebun Anggur Impor Jakarta. Dulu ia pernah memimpikan di lantai paling atas rumahnya, yakni lantai tiga, untuk kolam renang dan tempat bercocok tanam sayuran sawi, cabai, daun bawang, tomat. Jadi, selesai renang ia bisa menikmati mi yang ditambahi sayuran dari kebun sendiri. Namun impian itu buyar saat menyaksikan tayangan potensi budidaya anggur dalam pot di televisi.
“Melihat budidaya anggur potensinya bagus, belajarlah saya ke Yogya pada 2018. Jalan–jalan sambil belajar sana-sini pada awal 2019 bersama Pak Trimakno. Lalu pada 2020 mulai belajar budidaya, cetak bibit dan menjualnya. Jual bibit hanya iseng saja tapi ternyata banyak peminatnya khususnya Jakarta. Dari penjualan anggur, banyak petani Jakarta membentuk Komunitas Anggur Jakarta untuk berbagi pengalaman,” terang pemilik atap seluas 6,5 m x 10 m ini.
Pria asli Tuban itu melanjutkan, Komunitas Anggur Jakarta berkomitmen untuk menjadikan Jakarta kota anggur dalam 5-10 tahun ke depan. “Tanam anggur ini menguntungkan tanpa perlu melihat musim, panen setiap saat. Terus ini juga bentuk dukungan swasembada buah anggur serta menambah penghasilan bagi petani Indonesia, lumayan ada penghasilan tambahan,” cetusnya.
Keuntungan Ganda
Anggota TNI yang masih aktif ini berpendapat, masyarakat dari daerah manapun bisa menjadikan kebun anggur sebagai tempat edukasi dan wisata. Tidak hanya menghasilkan buah siap jual tetapi juga menyulapnya sebagai obyek wisata anggur dalam pot.
“Jadi tidak hanya menghasilkan uang dari penjualan buah, bibit bisa dijual, edukasi hingga tempat wisata. Misalnya di Medan mengedukasi cara menanam, merawat, panen. Strateginya konsumen berkebun dan berkunjung. Tanpa perlu lahan luas, tempat saya di rooftop sudah banyak dikunjungi orang untuk belajar,” urainya.
Kebun Anggur Impor Jakarta kini dikenal banyak orang. Sang pemilik tidak segan berbagi ilmu budidaya anggur sembari berjualan bibit hingga tanaman yang sudah berbuah. Ia membanderolnya Rp100 ribu - Rp1,5 juta per batang. Kendati pernah menanam ratusan varietas, kini ia fokus pada 13 varietas, yakni jupiter, nizina, julian, trans, ninel, akademi, dixon, carnival, gozv, angelica, ara 15, taldun, dan beauty. Bibit tersebut diimpor dari berbagai negara, seperti Ukraina, Jepang, Amerika dan India.
“Fokus pada 13 bibit ini karena mudah ditanam, mudah berbuah. Saran saya untuk pemula gunakan bibit jupiter karena paling gampang dibudidayakan. Jupiter paling laris dalam penjulan, hasil buahnya sebesar ibu jari dan menghasilkan ratusan buah anggur. Rasanya seperti mangga serta berwarna ungu muda,” terang ayah dua anak ini.
Bicara tentang penjualan, Supriyanto mengakui omzetnya makin membengkak saat pandemi. Sebelum pandemi omzetnyasekitar Rp10 juta per bulan dan ketika pandemi naik dua kali lipat menjadi Rp20 juta per bulan.
Tips Untuk Pemula
Anggur termasuk salah satu tanaman buah yang dapat dibudidayakan dalam pot. Berikut tips budidayanya ala Supriyanto.
Hal pertama perlu diperhatikan adalah media tanam. Isi pot atau wadah dengan media tanam sampai ¾ penuh. Ukuran potnya yang tepat berdiameter 60cm dan tinggi 50cm. Tentu saja pot diberi lubanguntuk sirkulasi udara.
Media tanamnya berupa campuran tanah lempung, tanah hitam, humus, sekam, dan kompos. “Di bagian bawah diisi serpihan bata merah dan serbuk kayu sedikit. Lalu campurkan tanah dan sekam masing-masing 3 kg, 200 gkompos, dan dolomit 200 g. Setelah tercampur rata, diamkan selama satu minggu sebelum tanam. Lalu masukkan bibit anggur dengankedalaman 10 cm. Buka polibag bibit dengan menggunting bagian samping.Usahakan tanah dalam polibagtidak pecah. Berikan pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 5 butir untuk satuliter air, lalu siramkan ke mediatanam,” sarannya.
Setelah itu,siapkan ajir (tempat merambat) karena anggur merupakan tanaman merambat. Tujuh hari setelah tanam (HST), mulai berikan pupuk secara rutin seminggu sekali dengan NPK 16:16:16, lalu KNO3 putih,dan pupuk organik cair. “Dosisnya,NPK 5 butir/liter air, KNO3 putih untuk pertumbuhan buah setengah sendok makan dilarutkan dalam 5 liter air.Siramkan secukupnya.Lakukan pemupukan seminggu sekali hingga panen. Panen anggur berlangsung pada 100 HST,” jelasnya.
Lakukan pemangkasan setidaknya tiga-empatminggu sekali agar cabang dan ranting tidak terlalu banyak. Tujuannya agar nutrisi yang diserap dapat terfokus untukperkembangan bunga dan buah. Kunci sukses budidaya adalah kesabaran dan mau belajar. “Saya berkali-kali gagal tanam anggur tapi tidak pantang menyerah terus belajar dari kesalahan dan mendengarkan teman-teman yang sudah sukses. Awal merintis 15 pot mati semua, beli lagi, beli lagi sampai berhasil. Jadi tahu rahasia dan ilmunya dalam budidaya anggur. Sekarang orang belajar dan beli bibit ke saya Alhamdulillah tumbuh dengan baik,” ulasnya.
Satu lagiadalah antisipasi kedatangan musim hujan. Gunakan terpal atau plastik UV untuk menghindari tetesan air hujan yang berlebihan ke tanaman. Bila sampai berlebihan akan menciptakan suasana lembap di sekitar tanaman yang bisa mengundang cendawan. “Antisipasilainnya dengan aplikasi fungisida berbahan aktif mefenoksam 4% dan mankozeb 64%.Semprot di pagi hari dosis setengah sendok per 5 literair,” pungkasnya.
Sabrina Yuniawati