Jumat, 4 Maret 2022

PERIKANAN : Ini Teknologi Pendukung Efisiensi Budidaya

PERIKANAN : Ini Teknologi Pendukung Efisiensi Budidaya

Foto: Dok. BBAP Jepara
Pertumbuhan udang lebih terjaga dengan mengaplikasikan teknologi seperti aerator dan auto feeder

Perlu menghadirkan teknologi yang bisa dijangkau pembudidaya skala kecil agar produktivitasnya meningkat.
 
Peran teknologi sangat penting dalam efisiensi budidaya perikanan. Teknologi itu di antaranya aerator dan automatic feeder (auto feeder). Seperti apa pola kerjanya di kolam ikan dan udang?
 
 
Aerator
 
Prof. Indra Jaya, Guru Besar FPIK IPB University menjelaskan, aerator berperan dalam manajemen kualitas air, khususnya mempertahankan oksigen terlarut (DO). Aerator diperlukan untuk menstabilkan DO karena secara alami DO berfluktuasi terhadap waktu. Doktor alumnus University Delaware, Amerika Serikat(AS)itu memaparkan, DO bisa drop di malam hari karena tumbuhan tidak berfotosintesis menghasilkan oksigen. Sementara, ikan dan udang membutuhkan oksigen untuk metabolisme.
 
“Kalau DO rendah terus, akan merugikan. Dalam jangka panjang, organisme yang kita kembangkan lambat pertumbuhannya atau produktivitasnya rendah,” urainya dalam webinar “Aplikasi Teknologi untuk Meningkatkan Produksi Budidaya”.
 
Secara konvensional, kata Indra, ada 3 sistem aerator, yaitu paddlewheel, submersible, dan aspirator. Sistem paddlewheel percikannya kuat sekali menghantam permukaan air. Akibatnya, suhu dan DO berbeda dalam kolom air serta membuat salinitas lebih tinggi karena meningkatkan laju evaporasi. Paddlewheel juga rentan terbalik saat terkena angin. Tapi, instalasinya mudah sekali.
 
Teknologi submersible menghasilkan gelembung udara relatif lebih besar dan dengan cepat naik ke atas sehingga transfer oksigen rendah. Motor dalam kolom air juga rentan gagal dan bocor. Lalu, kehilangan efisiensi yang besar karena harus mengisap udara dari atas permukaan air ke motor yang ada di kolom air.
 
Tantangan teknologi aspirator yaitu memancarkan gelembung udara yang lebih besar yang akan naik ke permukaan dengan cepat. Baling-baling cenderung menyebabkan terjadinya kavitasi, perputaran (vortex), dan getaran yang mempengaruhi masa pakai aerator. Transfer dan pencampuran oksigen pun cenderung buruk.
 
Yang penting dalam aerator, ungkap Indra, permukaan tempat aerasi harus seluas mungkin sehingga oksigen bisa masuk ke dalam air. Semakin kecil gelembung air, makin besar peluang memperluas permukaan dan makin stabil di kolom air. Konsep inilah yang diterapkan pada nanobubble, terobosan teknologi dalam aerator. “Teknologi nanobubble ini terlihat potensinya besar sekali secara signifikan meningkatkan rasio tadi: kepadatan stok dan mengurangi patogen,” katanya.
 
Sayang, ulasnya, teknologi ini harganya terbilang mahal. “Sudah banyak sekali di Indonesia dijual generator nanobubble, di Tokopedia juga ada. Tapi, kita pengen ada teknologi yang murah, bisa digunakan oleh pembudidaya skala kecil sehingga produktivitas meningkat. Ini tantangan kita semua menghasilkan generator nanobubble yang murah,” tandasnya.
 
 
Auto Feeder
 
Romi Novriadi, dosen Politeknik AUP Jakarta menguraikan peran auto feeder mendukung produktivitas budidaya. Auto feeder adalah sistem yang diotomasi sehingga frekuensi dan jumlah pakan dapat dikendalikan oleh microcontroller. Dengan begitu, pakan lebih merata, jarak antarpemberian pakan dapat diatur dengan tepat, dan efisiensi produksi karena menghindari leaching (pencucian) protein.
 
Letak auto feeder berpengaruh signifikan dalam penyebaran pakan. Auto feeder yang ditempatkan di dermaga sepanjang 12 m pada tambak udang 50 x 50 m, menghasilkan frekuensi penyebaran pakan lebih tinggi daripada dermaga ukuran 9 m. Luas penyebaran pakannya naik 78%, dari 354 m2 jadi 452 m2 per feeder.
 
Saat ini auto feeder sudah dikombinasikan dengan iCloud. “Data-data pemberian pakan tersimpan di Cloud. Ini salah satu teknologi yang pernah kita gunakan, kita sebut sound-based feeding system (SBF) atau acoustic feeding,” terang doktor lulusan Auburn University, AS ini.
 
SBF memakai hydrophone yang berfungsi mengenali suara udang. Udang yang lapar mengeluarkan suara berfrekuensi 17-37 db. SBF menerjemahkannya menjadi jumlah pakan yang diberikan ke kolam produksi. “Teknologi yang berkembang sekarang ini memberikan pakan sesuai kebutuhan spesifik udang,” katanya.
 
Udang bersifat continues feeder dengan waktu retensi saluran cerna hanya 2 jam. “Kalau kita lebihkan, pakan yang dikonsumsi habis untuk mempertahankan fisiologis dan metabolisme. Jadi, tidak optimal untuk pertumbuhan,” serunya.
 
Konsep yang harus dipegang yaitu pakan diberikan dalam jumlah sama dan frekuensinya lebih sering sesuai keinginan udang. Sehingga, nutrisi dalam pakan secara optimal memenuhi kebutuhan udang untuk tumbuh dan berkembang.
 
Romi meriset efektivitas auto feeder. Hasilnya, pemberian pakan manual (hand feeding) 2 kali sehari menghasilkan laju pertumbuhan sangat rendah. “Bahkan ketika kita tambahkan ekstra 15% pakan, tidak juga mendukung laju pertumbuhan udang,” bukanya.
 
Menggunakan auto feeder dengan pemberian pakan 6 kali sehari, pertumbuhannya jauh lebih baik. “Dibandingkan SBF, frekuensi lebih dari 6 kali dengan jumlah pakan yang sama, laju pertumbuhan udang menjadi lebih baik karena nutrisi dalam pakan jadi lebih optimal dimanfaatkan udang untuk tumbuh dan berkembang. Weight gain (penambahan bobot)-nya lebih baik dibandingkan penggunaan tangan. Ini bisa jadi referensi petambak untuk menggunakan auto feeder sebagai alat,” jelasnya.
 
Yang menjadi catatan, pemberian pakan berlebih dengan auto feeder tidak menghasilkan laju pertumbuhan yang baik. Laju pertumbuhan udang sangat dipengaruhi frekuensi pemberian pakan.  “Jadi dengan waktuyang tepat, frekuensi yang kita atur sesuai kebutuhan organisme akuatik yang dibudidayakan, kita harapkan mampu meningkatkan laju pertumbuhan lebih optimal,” pungkasnya.
 
 
 
Windi Listianingsih
Foto:
1.      Pertumbuhan udang lebih terjaga dengan mengaplikasikan teknologi seperti aerator dan auto feeder – DOK. BBAP Jepara
2.      Indra Jaya, nanobubble meningkatkan kepadatan stok dan mengurangi pathogen – WINDI L.
3.      Romi Novriadi, pertumbuhan udang jadi lebih baik dengan auto feeder – WINDI L

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain