Foto: Syafnijal Datuk Sinaro
Proses pembenihan harus dilakukan dengan seleksi ketat agar benur bebas penyakit
Selain seleksi dan biosekuriti ketat, perlu membentuk gugus tugas kendali mutu.
Merebaknya penyakit AHPND pada udang vaname dua tahun terakhir memaksa berbagai pemangku kepentingan melakukan pembenahan di semua lini. Termasuk, hatchery (pembenihan) melakukan berbagai langkah guna menghasilkan benur yang benar-benar bebas penyakit.
Kendali Mutu
Bambang Nardiyanto, Staf Marketing Hatchery PT Prima Larvaemengatakan, sejumlah upaya dilakukan dalam memproduksi benur bebas penyakit.Pihaknya membentuk tim gugus tugas kendali mutuyang bertugas mengawasi dan mengontrol semua proses di hatcherymulai dari induk, naupli hingga postlarva(PL), serta sarana dan transportasi benur.
“Input benar-benar berkualitas dan bebas penyakit. Nutrisi yang digunakan harus benar-benar bebas dari pembawa (carrier) penyakit dan dalam kondisi segar. Seperti cacing, cumi dan lainnya harus benar-benar bebas dari carrier dan berasal dari daerah yang bebas carrier penyakit,” ujarnyakepada AGRINA baru-baru ini.
Sumber air laut menjadi titik perhatian hatchery yang berlokasi di Kec.Cukuhbalak, Kab. Tanggamus, Lampung ini. Sebelum masuk unit produksi, air yang disedot dari laut harus bebas penyakit. Untuk itu, dilakukan filterisasi sinar UV dan ozonisasi, di samping kaporit.
Selanjutnya,kontrol naupli menggunakan teknik pengambilan naupli yang baik. Sebelum ke fase zoea,naupli harus dikontrol dengan tepat sehingga tidak terjadi zoea syndrome. Lalu pada fase PL 1-4 hari, larva diperhatikan dengan seleksi yang baik. Di fase ini perlu kontrol untuk kendalimutu.Pada PL 4 sampai panen PL 7-10 penting memperhatikan nutrisi alami dan pakan buatan. Prebiotik juga dipakai untuk meningkatkan antibodi.
Langkah lainnyabiosekuriti ketat dengan bangunan induk,larva,dan pusat induk terpisah serta dengan pekerja yang berbeda. Hanya pekerja di area tersebut yang diperkenankan masuk.Semua langkah dijalankan guna memastikan benur bebas penyakit. Proses itu ditunjukkan secara visual melalui tes PCR. Setiap pengecekan harus memenuhi SNI.
Dari sisi biologi, Bambang menjelaskan, panjang benur memenuhi standar minimal 8 mm dan keseragaman 80%. Selain itu, uji stres guna memastikan benur yang dikirim ke tambak pelanggan benar-benar sehat. Lalu,distribusi benur ke tambak pelanggan menggunakan kendaraan sendiri agar terjamin tidak ada kontaminasi di jalan.
Yang tidak kalah penting, kebijakan perusahaan membentuk gugus kendali mutu. Manajemen Prima Larvae memberi kewenangan pada pemegang otoritas untuk inspeksi kontrol mutu. Hatchery juga meriset induk udang karena berperan penting dalam produksi benur.
“Calon induk harus diujicoba di tempat baik, kurang baik,dan tidak baik guna mengetahui ketahanannya terhadap penyakit. Dari riset tersebut akan diperoleh galur indukan yang pertumbuhannya dapat, juga tahan penyakit,” tambahnya.
Seleksi Ketat
Chief Technical Officer PT Prima Aquakultur Lestari (PAL) Group, Suhartono Bowie mengaku, dari awal berbenah mencegah merebaknya penyakit. Untuk mendapat induk berkualitas, ia menyeleksi ketatsetiap tahap. “Indukan yang baru masuk dikarantina terlebih dulu selama 10 hari kemudian baru berproduksi selama 3-5 bulan,” tutur Bowie.
PALyang berada di Desa Way Muli, Kec.Rajabasa, Lampung Selatan menggunakan indukdari varietas balancing. Yakni,induk yang pertumbuhannya tidak cepat (fast growth) tapi lebih tahan terhadap penyakit dari induk fast growth. Terdapat 350 pasang indukvaname asal Kona, Hawai.
Dalam seleksi pakan alami, Bowiememilih pakan berkualitas baik, bebas penyakit,dan dari kawasan bebas penyakit. PAL juga bekerja sama dengan Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (KIPM) Lampung untuk tes PCR benur siap panen. Setiap benur yang keluar dilengkapi sertifikat dari KIPM Lampung. Namun, Bowie siap mengirim sampel untuk konsumen yang ingin mengetes PCR sendiri sebelum benur dikirim.
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 325 terbit Juli 2021 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.