Foto: Windi Listianingsih
“Kadang-kadang orang sales suka malas ketemu customer. Itu nggak boleh.” Meiti Ifianti - Country Manager Indonesia Adisseo Asia Pacific Pte LTd.
Memperhatikan kebutuhan pelanggan untuk menemukan solusi permasalahan.
Dia berwajah manis, murah senyum, bertubuh mungil, dan bersuara lembut. Namun, dia memiliki kekuatan lebih di balik gambaran seorang perempuan yang lemah-lembut.
Seorang diri, ibu dua anak ini berhasil membangun bisnis perusahaan imbuhan pakan multinasional berdiri tegak di pasar Indonesia.
Dialah Meiti Ifianti, Country Manager Indonesia Adisseo Asia Pacific Pte Ltd.
Bagaimana lika-liku upayanya memperkuat bisnis di industri peternakan? Simak penuturan menariknya secara eksklusif kepada AGRINA.
Memimpin Adisseo
Semua itu berawal Mei 2014, Meiti, sapaannya, menerima tawaran menjadi pemimpin Adisseo perwakilan Indonesia.
Seorang diri, ia membangun dan memperluas pasar perusahaan asal Prancis itu hingga menjadi 10 orang.
“Targetnya beda-beda setiap tahun. Pertama, fokus di perkembangan bisnis. Jadi, saya lebih fokus sales, bagamana caranya meningkatkan sales untuk Adisseo Indonesia,” ulasnya.
Meiti merasa tidak menghadapi hambatan berarti dalam membangun Adisseo. Selain berbekal pengalaman, dia merasa terbantu oleh pabrik pakan sebagai pelanggan (customer) sekaligus teman baik.
Begitupun tim Adisseo Singapura ikut memantau aplikasi produk di lapang. “Tidak ada yang tidak mungkin menurut saya. Yang membuat yakin, ketika saya join ternyata ada beberapa customer yang saya kenal, belum memakai produk Adisseo. Berarti ada kesempatan memperkenalkan produk Adisseo ke customer,” ujarnya mantap.
Perempuan kelahiran Pandeglang, Banten, 14 Mei 1979 ini mengaku tidak mudah meyakinkan manajemen untuk menambah tim. Dia pun memperlihatkan perkembangan bisnis di Indonesia yang tumbuh pesat.
Para pelanggan juga meminta Adisseo membantu menginstalasi mesin, memelihara, mengelola, dan menjaga produk bisa dipakai dengan baik sesuai prosedur.
“Setelah itu, customer tambah banyak dan bisnis Adisseo juga semakin besar. Tingkat kompleksitas permasalahan yang ada di pelanggan ataupun servis yang ada harus dikelola banyak orang. Satu teknisi saja nggak cukup. Dia harus keliling seluruh Indonesia. Akhirnya tambah lagi. Sekarang saya sudah punya tiga teknisi,” ulasnya.
Terlebih, Indonesia pasar yang sangat potensial di Asia selain China, Thailand, dan Vietnam. “Meski ada gejolak seperti harga tapi masih banyak pertumbuhan bisnisnya dibandingkan Eropa atau Amerika yang di bawah 5%. Pertumbuhan bisnis Indonesia antara 5%-15%,” tukasnya.
Tantangan
Peraih gelar MBA dari University of Applied Sciences Jena ini mengaku tantangan bisnis itu terjadi ketika kondisi pasar di dalam negeri tidak baik atau kompetisi semakin kuat.
Mengatasinya, Meiti mendekati dan merangkul para pelanggan dengan melihat kebutuhan mereka. “Kita tidak bisa memaksakan customer pakai semua produk kita. Tapi lebih kepada apa yang dibutuhkan customer sehingga kita bisa memberikan solusi,” cetusnya.
Karena itu, ia kerap bertatap muka dan berdiskusi dengan pelanggan. “Kita harus sering ketemu dengan customer. Itu kunci keberhasilan seorang sales. Semakin sering ketemu customer, memberikan lebih banyak peluang untuk bisa menjalankan bisnis. Kadang-kadang orang sales suka malas ketemu customer. Itu nggak boleh,” saran perempuan yang gemar membaca buku ini.
Mengaku ingin membuka praktik selepas lulus kedokteran hewan IPB, Meiti justru keenakan bekerja di perusahaan. Ia terinspirasi menjadi wanita karir karena gemar menonton drama Jepang yang menggambarkan kehidupan wanita karir.
“Enjoy karena saya juga senang ketemu sama orang jadi ketika ketemu customer ya enak aja bisa diskusi, ketemu banyak orang. Saya merasa tertantang dengan marketing. Kalau ada target, saya merasa tertantang untuk memenuhi target itu,” serunya antusias.
Dengan tim yang membesar, Meiti menyasar penguatan tim agar lebih baik dan kompak. “Kita rutin mengadakan meeting kuartal sehingga semua tim bisa saling berinteraksi di tempat yang sama. Saya juga bukan orang yang otoriter. Bebas saja untuk diskusi sama saya kapan pun,” katanya.
Adisseo juga punya program team building, yaitu wisata ke luar negeri di akhir tahun. “Kadang digabung Adisseo dari negara lain jadi bisa saling interaksi langsung. Setiap tahun yang ditunggu jalan-jalannya. Bolehlah kita kerja ada rileksnya,” tukasnya sambil tertawa.
Selain mempersiapkan kantor yang lebih besar pada 2020, secara bisnis ada rencana penambahan tim sehingga lebih fokus terhadap masing-masing produk dan bisnis berkembang terus.
Dengan mengakuisisi Nutriad pada 2018, portofolio Adisseo lebih lengkap dengan pelanggan yang semakin luas ke sektor akuakultur. “Ke depannya dengan bertambah orang lagi, saya akan perluas ke spesies lain seperti ruminansia dan babi. Saat ini belum disentuh tapi produk Adisseo bisa,” jelasnya yang menyebut Adisseo juga akan merilis produk baru tahun depan.
Pendidikan dan keluarga
Dalam perjalanan karirnya mengembangkan Adisseo, penikmat menu masakan mi ini menyebut, dukungan keluarga, khususnya suami sangat penting.
“Salah satu keberhasilan saya juga di-support suami dan visi misi kita sama sehingga apa yang kita pikirkan satu tujuan. Kita punya rencana keluarga mau dibawa ke mana. Keberhasilan suami kalau tidak didukung istri juga sama berat,” ucap istri Sonny Cokro itu.
Ketika harus melakukan perjalanan bisnis, ia berbagi tugas menjaga anak dengan suami. “Saya usahakan traveling ke luar kota saat dinas nggak terlalu lama. Saat traveling, minta pasangan untuk back up. Malam anak kecil agak rewel, otomatis pasangan kita bantu mengasuh,” urainya.
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 305 yang terbit November 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/