Baru umur 9-11 bulan, bobotnya sudah mencapai 300-350 kg. Dengan kulit putih, sapi ini cocok untuk membidik pasar hewan kurban.

 

 

Penampilan sapi yang dipajang PT Santosa Agrindo (Santori) ini mencuri perhatian kalangan pengunjung pameran ILDEX 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, 18-20 September silam. Betapa tidak, sapi berpunuk yang terlihat mirip bakalan siap digemukkan tersebut belum genap satu tahun! Tingginya pun sekitar 120 cm. 

 

 

Leluhur Ongole 

 

F1 Nelore, begitu yang terpampang nama sapi tersebut, di kandang. Menurut Anityo Yusman Adisuwondo, Santori ingin melakukan pembiakan sapi, tetapi terkendala biaya yang tinggi.

 

“Supaya cost bisa ketemu, kita harus cari bibit yang baik dan pertumbuhannya baik,” ujar Head of Sales & Marketing Santori itu di area pameran. 

 

Mula-mula Santori mencari bibit yang sudah ada di Indonesia, seperti Peranakan Ongole (PO), Simental, dan Limousin, tetapi ternyata sulit memperoleh indukan. Mereka lalu mendapat informasi tentang breed Nelore dari konsultan.

 

“Akhirnya kita impor semen Brahman dan Nelore dari Amerika Serikat, lalu mengembangkannya di Probolinggo, Jawa Timur,” lanjut Anityo.

 

Nelore, menurut thecattlesite.com, merupakan jenis sapi Ongole yang dibawa bangsa Arya 2000 tahun silam ke India, tepatnya distrik Nelore di negara bagian Andhra Pradesh.

 

Pada 1960, importir Brasil membeli 20 ekor Ongole. Lalu pada 1962 importir Brasil sepengetahuan pemerintahnya kembali memasukkan 84 ekor Ongole. Di sanalah nama Ongole berganti menjadi Nelore. Dan saat ini Nelore merajai populasi sapi di negeri asal tarian Samba itu.

 

 

Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 305 yang terbit November 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/