Kamis, 7 Nopember 2019

TANAMAN PANGAN : Berdayakan Petani Gurem Lewat Beras Sehat

TANAMAN PANGAN : Berdayakan Petani Gurem Lewat Beras Sehat

Foto: Syafnijal Datuk Sinaro
Eko Mailan dan Zainal (Kiri-kanan), Gapsera memberdayakan petani gurem

Diberi modal tanam dan harga jual gabah lebih tinggi.
 
 
Kejatuhan harga gabah setiap musim panen membuat para ‘petinggi’ Gapoktan Subur Asri di Kampung Rejo Asri, Kec. Seputih Raman, Kab. Lampung Tengah, Lampung memutar otak.
 
Bagaimana caranya agar petani makin sejahtera dari hasil bercocok tanam padi. Terutama, bagi petani gurem yang memiliki sawah seperempat hektar ke bawah atau petani bagi hasil karena sawahnya milik orang.
 
Berangkat dari kondisi tersebut, para petani sepakat membentuk Perkumpulan Poktan Gapsera (Gabungan Petani Sehat Ramah Lingkungan). Menurut Zainal, Sekretaris Gapsera, cikal bakal berdirinya Gapsera berawal saat Sukarlin mengikuti pelatihan Balai Besar PU mengenai pertanian organik.
 
Selanjutnya, Ketua Gaspera itu mengumpulkan para ketua kelompok tani membahas pertanian organik sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani gurem. 
 
Akhirnya, mereka sepakat membentuk perkumpulan yang beranggotakan petani dengan kepemilikan sawah di bawah 0,25 ha. Bahkan, sebagian anggota tidak memiliki sawah sehingga harus menyewa atau sistem bagi hasil.
 
“Perkumpulan ini untuk pemberdayaan petani baik dari sisi ekonomi, edukasi, maupun sosial,” ujar Zainal kepada AGRINA.
 
 
Padi Sehat 
 
Perkumpulan Poktan Gapsera berdiri Agustus 2018 dan baru diaktekan notaris pada Desember 2018. Untuk mengembangkan usaha, Gapsera mendapat kucuran dana dari PT Bank Syariah Mandiri (BSM) bersama Lembaga Amil Zakat BSM Umat sebesar Rp3,7 miliar.
 
Dana itu digunakan untuk kantor, gudang, mesin penggilingan kapasitas 1 ton gabah/jam, pengadaaan saprodi (sarana produksi), dan obat-obatan untuk penangulangan penyakit.
 
“Pengucuran dana merupakan bagian dari Program Desa Berdaya Sejahtera Mandiri yang diluncurkan Laznas BSM Mandiri dengan memberdayakan kelompok-kelompok tani melalui pengembangan klaster usaha agribisnis. Program ini dilakukan dalam upaya penguatan ekonomi, sosial dan lingkungan melalui pengembangan sumber daya lokal,” lanjut Zainal.
 
Kemudian, Bupati Lampung Tengah, Loekman Djoyosoemarto, bersama Direktur BSM, Putu Rahwidhiyasah, meresmikan penggilingan padi dan produksi padi sehat Gasera pada 18 Februari 2019. Saat ini anggota Gapsera 100-an petani dengan luas sawah 25 ha yang tersebar di 7 dusun.
 
Dalam budidaya, anggota dipasok benih, saprodi, dan agens hayati. Benih yang ditanam adalah varietas Inpari dan Ciherang karena sesuai survei pasar yang menyebut konsumen lebih menyukai beras pulen dan wangi.
 
Pengadaan benih masih dari mitra. Namun, ke depan benih akan ditangkar sendiri. Untuk penangkaran, sudah dilalokasikan 2 ha lahan.
 
Petani masih menggunakan pupuk kimia dan pupuk hayati dengan komposisi 60% pupuk kimia dan 40% pupuk hayati.
 
Pupuk kimia berupa urea, NPK, dan KCl. Sedangkan, pestisida dan insektisida sudah sepenuhnya hayati.
 
Pencegahan hama dan penyakit, menggunakan pestisida nabati, seperti Trichoderma. Biang agens hayatinya dipesan dari Bandung, Jabar. 
 
 
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 305 yang terbit November 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain