Foto: Windi Listianingsih
Dari sisi produksi, minyak sawit dalam negeri naik 8% di Juli 2019
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Mukti Sardjono dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (17/9) menjabarkan ekspor produk kelapa sawit mengalami peningkatan.
Kenaikan ini, imbuhnya, dinilai dari ekspor biodisel 93%, CPO 52%, lauric oil 23%, dan refined palm oil 6%. Sementara ekspor oleokimia turun 18%.
“Bertambah sebanyak 50% karena dipacu oleh penyakit flu babi Afrika yang menurunkan crushing kedelai di China,” ungkapnya.
Dari sisi produksi, minyak sawit Indonesia pada Juli naik 8% dibandingkan Juni. Hal ini lantaran terjadi kekurangan hari panen akibat lebaran. Sehingga tandan buah segar (TBS) terpanen di bulan Juli.
Peningkatan ekspor, lanjut Mukti, juga terjadi ke Bangladesh 264%, India 77%, Afrika 32% dan negara lain 41%, EU 17%. Sehingga ekspor ke Amerika Serikat turun 54% dan ke Timur tengah juga turun 43%. “Secara total, ekspor bulan Juli naik 16% dari ekspor bulan Juni,” simpulnya.
Untuk ekspor biodiesel, angkanya menyentuh 187 ribu ton dan sekitar 140 ribu ton atau 75% diekspor ke China. Sementara oleokimia mengalami penurunan 8% dari ekspor Juni. Dari dalam negeri, produksi dan konsumsi minyak sawit pada Juli menjadi 3,5 juta ton atau sekitar 2,7 kali konsumsi lokal bulanan.
Terlepas dari ramalan harga minyak sawit, pengalaman yang lalu mendesak Indonesia untuk segera meningkatkan produktivitas, melakukan efisiensi produksi agar biaya produksinya menjadi kompetitif. Indonesia perlu segera merumuskan mekanisme yang memungkinkan pengaturan stok dan pasokan ke pasar dunia agar dapat lebih menentukan harga yang terbentuk di pasar.
Try Surya Anditya
Editor: Windi Listianingsih