Selasa, 7 Mei 2019

PERIKANAN : Startup Memperlancar Bisnis Perikanan

PERIKANAN : Startup Memperlancar Bisnis Perikanan

Foto: Windi Listianingsih
Growpal membiayai usaha kerapu cantang mulai dari pembenihan, pembesaran, hingga menjembatani pemasaran

Rata-rata ROI setiap proyek sekitar 2%-2,6% per bulan, cukup signifikan bersanding dengan bunga perbankan.
 
Anda ingin mengelola bisnis perikanan tapi tidak punya keterampilan memadai? Atau, Anda pembudidaya ikan yang ingin ekspansi usaha tapi seret modal? Tidak perlu khawatir. Growpal hadir menyatukan berbagai keinginan di sektor perikanan.  
 
 
Platform Pendanaan Perikanan Terintegrasi 
 
Menurut Paundra Nurbaskoro, PT SAY Grow Indonesia (Growpal) adalah crowdfunding platform (wadah dana keroyokan) terintegrasi yang menghubungkan investor individual atau institusional dengan pembudidaya dan pengusaha ikan untuk membentuk budidaya yang menguntungkan.
 
Melalui media digital berupa website terintegrasi, Growpal menyajikan kemudahan bagi investor untuk melakukan investasi, pengecekan produk, hingga pengawasan proses berjalannya sebuah proyek. Semua itu bisa terpantau secara langsung. 
 
Mengacu aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 37/POJK.04/2018 tentang crowdfunding, proyek pembiayaan yang diberikan maksimal Rp2 miliar. “Yang penting pagunya tidak lebih dari Rp2 miliar/orang. Per kelompok bisa lebih besar,” imbuh Co-Founder Growpal itu.
 
Sementara, pihaknya mematok dana minimal Rp500 ribu/proyek bagi investor. Syarat menjadi investor cukup mudah, yaitu mendaftar ke website Growpal dan menyiapkan kartu identitas. Pembudidaya dan pengusaha ikan yang ingin menjadi mitra akan dikaji dahulu rekam jejak usahanya.
 
Sejak peluncuran pada Februari 2017, Paundra mengklaim, perusahaannya sudah mencairkan pinjaman senilai Rp32 miliar. Pembudidaya atau pengusaha ikan mitranya tersebar di Situbondo, Tulungagung, Malang, Jember, dan Pacitan (Jatim), Karimun Jawa (Jateng), serta Bandung dan Bogor (Jabar).
 
Ada 10 komoditas utama yang didanai, di antaranya udang, kerapu, baramundi, bandeng, patin, tilapia, gurami, dan sidat.  Komoditas ini dipilih karena permintaannya di pasar cukup banyak. 
 
“Selama hampir dua tahun ini kami sudah profit share Rp5,56 miliar bersih untuk investor. Seratus persen proyek yang online di Growpal, terdanai sampai sekarang. Begitu online, kebanyakan di Growpal itu setiap buka investasi kurang dari 24 jam sudah terdanai penuh dari customer (pelanggan) yang sudah aktif di platform kami,” ungkapnya bangga.
 
 
Saling Terhubung
 
Tidak hanya pembudidaya, startup (rintisan) perikanan itu juga mempertemukan pengolah dan pedagang dengan penyedia sarana produksi, seperti pakan, dan pasar, seperti supermarket dan restoran. “Pakan ikan juga kita jembatani biar harganya tidak terlalu tinggi dan tidak ada kekhawatiran pembudidaya bisa bayar atau nggak. Kami akan bayar di depan melalui crowdfunding. tenornya sangat singkat biasanya 30 hari saja,” ucap Paundra. 
 
Cara ini menjadi solusi menguntungkan buat distributor pakan dan pembudidaya. Distributor tidak perlu cemas pakannya tidak terbayar, sedangkan petani merasa lega karena mendapat harga pakan terbaik yang dibayar lunas melalui Growpal.
 
Startup ini juga menerapkan metode serupa untuk supermarket. Dia menjelaskan, “Pembayarannya 4 bulan, kita bisa bayar dulu di depan. Yang penting itu ada dalam satu rekening bersama. Semua invoice kita yang pegang. Kita bisa lakukan.”
 
Di Situbondo, Lamongan, dan beberapa wilayah Jatim misalnya, Growpal mendanai proyek kerapu cantang mulai dari pembenihan hingga pembesaran. Pemasarannya pun dibantu dengan menjembatani ke restoran-restoran terkemuka di Jakarta.
 
“Kita punya gudang kecil di Jakarta Barat. Permintaan (demand) di Jakarta cukup besar banget, suplai kami masih kelabakan. Karena itu kami senang semakin banyak pembudidaya yang sudah ahli lalu kita bersama-sama mengejar untuk memenuhi demand tersebut dengan supply base yang terbentuk,” paparnya.
 
Beralih ke Jakarta, Growpal juga fokus membiayai para pedagang yang sudah siap logistik dan pergudangannya untuk menampung barang dari daerah. “Konsumen akhir dan seluruh rantai pasoknya kita masukkan sedikit-sedikit untuk membuat ekosistem di Growpal saling terhubung dan berkelanjutan,” dia menerangkan. 
 
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 299 yang terbit Mei 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain