Foto: BISI
Petani yang bermitra dengan BISI setidaknya memiliki lahan seluas 2-3 ha
Kemitraan mencapai 19.674 ha dengan menggandeng 6.011 petani di 10 provinsi.
Di Indonesia jagung menjadi komoditas pangan penting kedua setelah padi. Permintaannya terus meningkat seiring bertambahnya kebutuhan pangan, konsumsi protein hewani, dan energi.
Mengutip data Kementerian Pertanian, penggunaan jagung tersebut didominasi oleh kebutuhan bahan baku pakan ternak yang mencapai 11,9 juta ton/tahun. Rinciannya, 8,9 juta ton untuk industri pakan ternak dan sisanya untuk pakan ternak mandiri.
Sebagai produsen benih jagung hibrida terbesar di Indonesia, PT BISI International, Tbk. (BISI) berkomitmen mendukung terwujudnya swasembada jagung yang ditargetkan bisa tercapai pada 2024.
Salah satu langkah BISI mendukung produksi itu adalah dibentuknya program kemitraan jagung (corn partnership) yang bekerja sama dengan petani dan produsen pakan ternak terbesar di Indonesia, PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk. (CPI).
Kemitraan
Saat ini penanaman jagung kemitraan BISI mencapai 19.674 ha dengan menggandeng 6.011 petani mitra (256 kelompok tani) yang tersebar di 10 provinsi. Melalui kemitraan, para petani akan mendapat pinjaman benih jagung hibrida bermutu dari BISI.
“Varietas jagung yang ditawarkan merupakan varietas yang benar-benar dibutuhkan oleh para petani dan disesuaikan dengan kecocokan lahannya serta disesuaikan dengan ketersediaan stok,” ujar Wisnu Hermawan, Head of Corn Partnership BISI.
Petani mitra juga memperoleh pinjaman paket pestisida dan pupuk pendukung produksi, yaitu Paket Anti Gulma (PAG) Jagung BISI dan Paket BOOM Jagung. “Semua paket benih, pestisida, dan pupuk itu dibayar setelah panen atau dipotongkan penjualan hasil panen,” tambahnya.
Selain itu, petani mitra mendapat pendampingan penuh tim lapang kemitraan, mulai dari persiapan lahan, budidaya, hingga distribusi hasil panen. Dengan demikian, para petani bisa mendapatkan hasil panen optimal dan berkualitas sesuai syarat yang ditetapkan CPI.
CPI sebagai mitra korporasi akan membeli jagung petani dengan harga pasar saat pengiriman. Pembayarannya juga dilakukan di hari yang sama sehingga lebih aman dan menguntungkan.
Apa syarat menjadi mitra program kemitraan jagung BISI? Menurut Wisnu, program kemitraan saat ini diprioritaskan untuk wilayah yang ada di sekitar pabrik atau fasilitas dryer CPI.
“Maksimal radius 200 km atau 6 jam perjalanan dari feedmill atau corn dryer milik Pokphand (CPI). Hal ini untuk menjaga kualitas jagung hasil panen petani. Karena jagung yang dikirim dalam program ini merupakan jagung pipil panen dengan kadar air 26%-35%,” ulasnya.
Luas lahan yang bisa ikut program kemitraan minimal 2-3 ha. Para petani dengan lahan lebih kecil tetap bisa bergabung dengan membentuk satu kelompok dan menunjuk seorang koordinator kelompok. “Kami menyebutnya sebagai Contract Grower atau CGR yang akan bertanggung jawab dan mengkoordinir kelompoknya,” jelasnya.
Wisnu berharap, program kemitraan bisa terus berkembang dan menjadi salah satu solusi terbaik bagi para petani dan perkembangan sektor pertanian di Indonesia. “Setidaknya, melalui program kemitraan ini kami bisa memenuhi separo dari total kebutuhan jagung yang dibutuhkan oleh CPI,” tandasnya.***