Foto: BPPSDMP
Pelatihan Kelembagaan Usaha Tani READSI bertujuan memperkuat ekonomi petani
Peningkatan kapasitas SDM menjadi kunci pembangunan pertanian.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan kelembagaan usaha tani bagi petani di wilayah Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative (READSI) pada 22-28 Agustus 2023.
Pelatihan kelembagan ini diharapkan dapat mengedukasi petani agar mampu meningkatkan usaha taninya serta menguatkan kemampuan petani untuk menjaga landasan ekonomi rumah tangga.
Pemberdayaan Petani
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi memaparkan, pertanian adalah salah satu sektor paling penting dalam menjaga keberlangsungan negara. Dengan kata lain, pekerjaan di sektor pertanian adalah pekerjaan masa depan. Karena itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci pembangunan pertanian.
"Peningkatan kapasitas SDM penting dilakukan karena faktor utama yang mengambil peran kunci dalam pembangunan pertanian adalah SDM. Yang perlu ditingkatkan adalah kapasitas pelakunya, yaitu petani," ujar Dedi saat membuka Pelatihan Kelembagaan Usaha Tani Program READSI (angkatan I dan II), Selasa (22/8).
Upaya ini pun harus disertai usaha dari para petani, penyuluh, dan segenap insan pertanian lainnya untuk selalu berupaya meningkatkan produktivitas pertanian. "Seluruh pihak terkait harus meningkatkan kapasitasnya melalui berbagai pelatihan teknis maupun manajemen," ucapnya.
Terkait rendahnya produktivitas pertanian dan relatif tingginya kemiskinan di perdesaan, lanjut Dedi, pemberdayaan petani menjadi upaya penting untuk mendorong peningkatan produktivitas pertanian.
READSI merupakan salah satu program yang dinilai sukses dalam pemberdayaan petani skala kecil. Konsep READSI terus direplikasi dan diperbarui untuk meningkatkan efektivitas pemberdayaan petani. "Salah satu komponen penting pemberdayaan adalah penguatan kelembagaan petani," tukasnya.
Dedi menambahkan, petani mengalami kesulitan dalam menentukan posisi tawar dan memastikan keberlanjutan perbaikan taraf hidup, khususnya dalam aspek ekonomi. "Semoga pelatihan serentak empat lokasi berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi 210 peserta pelatihan. Pada akhirnya diharapkan produktivitas pertanian meningkat dan semakin banyak petani yang terbebas dari kemiskinan," tandasnya.
Pada acara yang sama, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Muhammad Amin mengatakan, tujuan pelatihan untuk mengedukasi petani agar mampu meningkatkan usaha tani. "Diharapkan melalui pelatihan ini petani mampu meningkatkan usaha taninya serta menguatkan kemampuan untuk menjaga landasan ekonomi rumah tangganya," imbuh Amin.
Materi Kelembagaan dan Analisis Usaha
Gorontalo merupakan wilayah Program READSI yang menjadi salah satu lokasi gelaran pelatihan kelembagaan usaha tani. Pelatihan di antaranya bertujuan menguatkan kelompok tani dan kemampuan petani dalam menganalisis untung dan rugi usaha tani yang mereka jalani.
Salah satu peserta pelatihan dari Bonebolango, Airin Moo menyambut baik pelatihan kelembagaan usaha tani ini. Sebab, kata dia, khususnya di kelompoknya selama ini belum tertib secara administrasi. "Yang kita utamakan (selama ini), yang penting kita untung. Padahal, kita tidak tahu apakah kita untung atau rugi," katanya saat dijumpai di lokasi pelatihan, New Sentris Hotel Gorontalo, Jumat (25/8).
Airin sangat senang mengikuti pelatihan karena materi-materi yang disajikan para pemateri dikemas dalam bahasa yang mudah diterima oleh petani. "Kami berterima kasih atas ilmu-ilmu yang harusnya kami terapkan tapi tidak pernah kami dapatkan. Maka dalam pelatihan ini kami mengucapkan terima kasih karena mendapatkan ilmu yang sebelumnya kami tidak kami ketahui," tuturnya.
Salah satu pemateri pelatihan kelembagaan usaha tani adalah Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Gorontalo, Ria Indriani yang menyajikan materi analisis usaha tani. Ria tidak menyangka materi yang biasanya diberikan kepada mahasiswa bisa dipahami dengan baik oleh petani. "Kalau saya lihat walaupun mereka tua-tua tapi semangat mereka sangat tinggi. Saya jadi antusias juga. Walaupun dipikir-pikir sebenarnya penghitungan ini agak ribet ya tapi mereka antusias cari tahu," urainya semringah.
Ria berharap kegiatan ini tetap berlanjut dan menyasar lebih banyak petani di Gorontalo. Sehingga, walaupun tidak menginjak bangku kuliah, mereka bisa menerima materi yang sangat bermanfaat. "Kalau materi ini sangat penting juga karena petani selama ini hanya tahu untung itu yang ada uangnya. Tapi, mereka tidak apakah usaha tani ini sebenarnya untung atau rugi. Tidak ada hitungan biayanya," imbuh dia.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) READSI, Jusni Salamanya menjelaskan, peserta pelatihan kelembagaan usaha tani berasal dari 3 kabupaten, yakni 18 orang dari Kabupaten Gorontalo, 16 dari Kabupaten Bonebolange, dan 16 dari Kabupaten Pohuwato. "Pelatihan ini kami laksanakan selama tujuh hari, mulai tanggal 22-28 Agustus. Pembelajaran dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas. Kita rencananya akan melakukan praktik lapangan untuk kelompok-kelompok yang kelembagaannya bagus dan pencatatan keuangannya bagus, yang rencana akan dilakukan di hari Sabtu dan Minggu," paparnya.
Ada beberapa materi yang disampaikan dalam pelatihan, di antaranya penguatan kelembagaan kelompok tani dan analisis usaha petani. "Ini bagus sekali karena selama ini petani tidak ada pencatatan dan tidak menganalisa hasil usahanya. Mereka hanya menerima hasilnya tanpa menganalisa. Dengan materi-materi seperti ini insyaallah bisa menjadi ilmu bagi petani," tuturnya.
Setelah pelatihan, harap Jusni, kelompok tani bisa terorganisir dengan baik. Pasalnya, selama ini banyak kelompok yang terbentuk tetapi tidak terorganisir dengan bagus, tidak ada pertemuan kelompok secara rutin, dan administrasi kelompok juga belum tertata dengan baik.
Chaca (Humas BPPSDMP)