Foto: - DOK. RSI
Ketua Umum Rumah Sawit Indonesia (RSI) Kacuk Sumarto (baju putih), Deputi II Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian (tengah), dan Direktur Marketing PTPN Holding Dwi Sutoro (kiri)
JAKARTA (AGRINA-ONLINE.COM). Pemerintah berkomitmen untuk terus merealisasikan program mandatori biodiesel dan mendorong peningkatan penggunaan kelapa sawit untuk biodiesel karena dampak ekonomi nasional dan lingkungan yang besar.
Bertepatan dengan Hari Sawit Nasional 18 November 2024, Rumah Sawit Indonesia (RSI) menyelenggaralan seminar bertemakan Menggapai Kedaulatan Pangan Energi dan Ekonomi Melalui Perkebunan Sawit untuk Menuju Indonesia Emas 2045 di Hotel Bidakara, Jakarta. Sejumlah tokoh penting industri sawit dari berbagai kalangan antara lain Kemenko Bidang Perekonomian, sejumlah pejabat Kabinet Merah Putih, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), BUMN Perkebunan, pelaku perkebunan sawit, koperasi petani sawit, akademisi, pengamat dan kalangan lainnya. Acara ini sekaligus menjadi pembuka Kongres pertama RSI pada 19 November 2024.
“Dirgahayu Hari Sawit Nasional yang ke-113,” ucap Ketua Umum RSI Kacuk Sumarto dalam sambutan pembukaan seminar. Menurut Kacuk, 60% dari masalah yang terjadi di industri sawit saat ini tercermin dari tema yang dipilih. Berbagai masalah internal yang meliputi produksi dan budidaya hingga eksternal seperti perdagangan dan perubahan iklim dibahas secara mendalam untuk mencari solusi dan strategi menghadapi tantangan ke depan.
Sementara itu, dalam keynote speech-nya, Dida Gardera, Deputi bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian menyampaikan bahwa pemerintah akan tetap berkomitmen untuk terus merealisasikan program mandatori biodiesel dan mendorong peningkatan penggunaan kelapa sawit untuk biodiesel. Pelaksanaan program biodiesel ini tidak hanya terbatas untuk kedaulatan energi nasional, tetapi program tersebut juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap stabilisasi harga CPO, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dan mengurangi defisit neraca perdagangan melalui pengurangan impor bahan bakar. “Dalam upaya mengoptimalkan manfaat komoditas kelapa sawit Indonesia untuk mendukung kedaulatan energi nasional, pemerintah mendorong peningkatan penggunaan kelapa sawit untuk biodiesel,” terang Dida.
Dida menambahkan, pengembangan biodiesel berbasis kelapa sawit ini mengalami peningkatan yang signifikan sejak tahun 2014. “Tahun 2014, pemerintah menerapkan kebijakan mandatori B15 dengan volume penyaluran sebesar 915 ribu KL. Di mana mulai tahun 2023 pemerintah telah menerapkan kebijakan mandatori B35 dengan volume penyaluran di tahun 2024 mencapai 13,4 juta KL. Melalui kebijakan mandatori B35 tersebut, pemerintah dapat menghemat devisa sekitar Rp 139,9 triliun. Selain itu kebijakan mandatori B35 juga berkontribusi dalam penurunan emisi GRK sebesar 32,6 juta ton CO2,” katanya.
Dida optimistis, program B40 dan B50 akan terwujud. Apalagi, pemerintah bertekad untuk mencapai target Net Zero Emission Tahun 2060 dan mendorong akselerasi penggunaan energi terbarukan. Pemerintah akan menerapkan kebijakan mandatori B40 di tahun 2025. Volume penyaluran B40 ditargetkan mencapai 16,08 Juta KL dengan perkiraan dana pembayaran B40 sebesar Rp37,5 triliun berasal dari BPDPKS.
“Pemerintah telah melakukan analisis terhadap besaran pembiayaan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kebijakan mandatori B40 tersebut. Dari hasil analisa yang dilakukan bersama dengan BPDPKS, dana yang tersedia di BPDPKS dinilai masih cukup untuk mendukung implementasi kebijakan B40 di tahun 2025,” imbuhnya.
Turut hadir pula sebagai pembicara Muhammad Abdul Ghani (Dirut PTPN Holding), Eddy Abdurrachman (Dirut Badan Pengelola Dana Perkebunan), Dr. Roesdiana Soeharto (pakar perdagangan internasional/ Penasehat RSI), Dr. Tungkot Sipayung (Direktur Eksekutif PASPI), hingga Prof. Dr. Udin Hasanudin, dan Prof. Dr. Bustanul Arifin (Guru Besar Universitas Lampung). Tidak ketinggalan Putu Juli Ardika (Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian), Adi Praptono (Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementerian Pertanian), hingga Prof. Dr. Agus Pakpahan (pakar pertanian dan kehutanan/ Rektor Ikopin University). Tokoh sawit lain yang juga menjadi pembicara adalah Sabri Basyah (RSI Sumatra Utara), Dr. Petrus Gunarso (pakar sustainability/advisor PT Transportasi Gas Indonesia), dan Sahat Sinaga (Plt Ketua Umum DMSI).
Arfi Zulfa