Foto: - DOK. KADIN
Kadin Bidang Peternakan sebagai mitra pemerintah untuk membuat roadmap perunggasan 2025 – 2030
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Peternakan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) pada Rabu, 4 Desember 2024. Dalam Rakor Program Kerja Bidang Peternakan Kadin Indonesia Tahun 2024 – 2029 yang dipimpin Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Peternakan, Cecep Muhammad Wahyudin, Kadin Bidang Peternakan menyepakati beberapa program kerja meliputi peternakan nonruminansia (Unggas) dan peternakan ruminansia.
Menurut Cecep, pengurus Kadin Bidang Peternakan terdiri dari 5 Komisi. Yaitu, Komisi Tetap Bidang Peternakan Non Ruminansia (Peternakan Ayam Pedaging, Petelur, dan Unggas Lainnya); Komisi Tetap Bidang Peternakan Ruminansia Pedaging/Potong (Peternakan Sapi, Domba, Kambing, dan Lainnya); Komisi Tetap Bidang Peternakan Ruminansia (Sapi, Domba, dan Kambing Susu); Komisi Tetap Bidang Investasi dan Pengembangan Kemitraan; serta Komisi Tetap Bidang Hubungan Kerjasama antar pelaku usaha, pemerintah, dan media.
Komisi Tetap Peternakan Non Ruminansia (Unggas) memiliki program jangka panjang sebagai mitra pemerintah untuk membuat roadmap perunggasan 2025 – 2030 dengan landasan perbaikan iklim industri dan perencanaan yang berdasarkan kepada pemenuhan kebutuhan dan penunjang Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kemudian, Mempersiapkan sarana produksi peternakan, pakan, obat-obatan, vaksin, dan penunjang lainnya untuk program pemenuhan protein hewani dalam Program MBG.
Terakhir, jelas Cecep, “Penguatan bisnis perunggasan melalui model inclusive closed loop peternak kecil/menengah/besar dan korporasi untuk mendukung ekosistem perunggasan nasional dalam Program Makan Bergizi Gratis.”
Di antara program jangka pendeknya adalah mempersiapkan sarana dan supply chain (rantai pasok) untuk sumber protein hewani asal unggas, seperti ayam dan telur dengan memberikan sarana produksi peternakan yang baik serta aman dikonsumsi oleh masyarakat. Yang tidak kalah penting, mendorong produksi jagung lokal sebagai bahan baku pokok pakan unggas (35%-50%) sehingga dapat menurunkan biaya penyediaan sumber protein hewani dari unggas.
Pada Peternakan Ruminansia Kecil Domba Kambing, Cecep menuturkan, ada program duplikasi atau multiplikasi gerakan korporasi peternakan rakyat model klaster atau closed loop system di berbagai daerah. “Tujuannya mempercepat duplikasi/multiplikasi gerakan korporasi peternakan rakyat model klaster atau closed loop system di berbagai daerah yang saat ini telah berjalan untuk mempercepat peningkatan produksi daging dan susu serta nilai tambah peternak,” terang Cecep.
Kemudian, program minum susu segar untuk peningkatan gizi dan ekonomi masyarakat melalui budidaya sepasang kambing perah, advokasi pemasukan daging kambing impor (mutton) ke Indonesia dan pemasukan ternak bibit ilegal ke Indonesia, silaturahmi nasional peternak domba kambing Indonesia dan Kontes Kambing PE dan Seni Ketangkasan Domba Garut Piala Presiden, serta fasilitasi dan standardisasi Rumah Potong Hewan (RPH) untuk ruminansia kecil.
Untuk Peternakan Ruminansia Besar Sapi Potong, Kadin Bidang Peternakan menghadirkan program kesiapan kelancaran logistik untuk distribusi pasokan sapi potong guna kebutuhan konsumsi di Hari Besar Keagamaan nasional (HBKN), advokasi hambatan perizinan berusaha untuk percepatan investasi di sektor peternakan.
”Penerapan perizinan berusaha berbasis risiko yang saat ini berlaku pasca-UU Cipta Kerja membuat sistem birokrasi lebih kompleks dan lama. Setidaknya, terdapat 20 perizinan yang perlu ditempuh baik proses lahan, bangunan kandang, air, dan lingkungan,” urai Cecep.
Selanjutnya, program pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD) melalui penyediaan vaksin PMK dan LSD oleh pemerintah untuk peternak rakyat. Terakhir, kerja sama Red Meat and Cattle Partnership Indonesia – Australia maupun Brasil.
Windi Listianingsih
Program Kerja Bidang Peternakan Kadin Indonesia Tahun 2024-2029