Foto: Sabrina Yuniawati
Isu Sawit Di pasar Global
JAKARTA (AGRINA-ONLINE.COM) Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) akan kembali menyelenggarakan 20th Indonesian Palm Oil Conference 2024 and 2025 Price Outlook. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 6-8 November 2023 di Bali International Convention Center, Westin Resort, Nusa Dua, Bali. Tahun ini akan mengangkat tema “Seizing Opportunities Amidst Global Uncertainty”, konferensi ini diharapkan menjadi ajang untuk membahas berbagai peluang di tengah ketidakpastian global.
Mona Surya, Ketua Panitia Pelaksanaan IPOC 2024 menjelaskan, industri kelapa sawit masih menghadapi berbagai tantangan seperti di dalam negeri stagnasi produksi dan produktivitas, ketidakpastian kebijakan nasional, umur tanaman yang masuk masa replanting di pekebun plasma. Sehingga perlu adanya percepatan replanting agar dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit.
Tantangan lainnya dari luar negeri, keseimbangan antara pasokan dan permintaan minyak nabati lainnya, kampanye negatif dan rantai pasok berkelanjutan, serta geopolitik Eropa dan Timur Tengah. Lalu kebijakan Eropa kebijakan European Union Deforestation Regulation (EUDR) jadi hambatan di internasional.
“Dinamika ketidakpastian tersebut GAPKI kembali Menyelenggarakan IPOC 2024 pada 6-8 november 2024. Hal ini merupakan acara sangat strategis didalam membahas berbagai peluang serta ketidakpastian global. Acara IPOC yang pasti banyak transaksi bisnis di dalamnya, selain seminar. Sehingga acara ini merupakan wadah bagi para pemangku kepentingan industri kelapa sawit dari dalam negeri dan luar negeri,” terangnya di Kantor GAPKI, Selasa (22/10).
IPOC 2024 direncanakan akan dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, serta menghadirkan sejumlah menteri lain, seperti Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Kegiatan pertama IPOC 2024, membahas terkait analisis pasar minyak nabati global, fokus kepada pengembangan dan dinamika terkini mempengaruhi industri minyak sawit, lalu kebijakan minyak sawit Indonesia, perspektif pasar negara pengimpor, serta analisis pasokan dan permintaan minyak sawit dunia. “Hari pertama membasa permasalahan kebijakan pemerintahan dan membahas pasar global,” ungkapnya.
Selain itu, seminar akan diisi oleh pakar terkemuka di bidang minyak nabati seperti, Thomas Mielke (Oil World), Julian McGill (Glenauk Economics), Nagaraj Meda (Transgraph), dan Dorab Mistry (Godrej International Ltd) dijadwalkan hadir untuk memberikan pandangannya mengenai tren harga di masa depan. “Harga ini merupakan yang ditunggu oleh pemangku kelapa sawit karena dapat menentukan harga ke depan untuk perusahaan masing-masing,” jelasnya.
Sabrina Yuniawati