Foto: Humas BSIP
Pertanian Presisi
TANGERANG (AGRINA-ONLINE.COM) Menyongsong Indonesia Maju, pemerintah menargetkan transformasi pertanian cerdas (smart farming) sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020—2024. Pertanian cerdas tersebut dapat diawali dengan pemanfaatan dan penerapan pertanian presisi (precision farming) yang terus digalakkan oleh Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian (BBPSI Mektan).
Bertepatan dengan peringatan kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia, BBPSI Mektan memperkenalkan beberapa teknologi mekanisasi dengan fitur yang canggih dan efisien. Salah satunya Pompa Air Pintar AP S100 dengan penggerak energi surya berbasis android operation. Pompa ini merupakan paten hasil karya perekayasa BBPSI Mektan yang mampu digerakkan secara hybrid dengan memanfaatkan energi surya atau energi listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Pompa irigasi ini memiliki berbagai manfaat dan keuntungan, terutama dalam konteks keberlanjutan dan efisiensi energi. Pompa tidak memerlukan bahan bakar fosil sehingga mengurangi biaya operasional jangka panjang. Penggunaan energi surya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang harganya fluktuatif dan dapat menjadi mahal. Selan itu, tidak ada emisi karbon yang ditimbulkan dari pemanfaatan energi surya sehingga mengurangi jejak karbon dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.
Tidak hanya itu, pompa tersebut cocok diaplikasikan di daerah yang jauh dari jaringan listrik karena dapat beroperasi secara mandiri tanpa memerlukan infrastruktur listrik yang mahal. “Pemanfaatan pompa air irigasi ini tidak hanya melestarikan sumber daya, namun juga meningkatkan produktivitas. Kami percaya bahwa inovasi ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap keberhasilan petani di seluruh Indonesia,” kata Kepala BBPSI Mektan, Agung Prabowo, pada rangkaian acara peringatan HUT ke-79 RI besama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kantor BBPSI Mektan, Tangerang, (15/8).
Agung Prabowo juga menekankan bahwa pompa air tersebut merupakan inisiatif untuk mendukung program pompanisasi yang sedang digerakkan Kementerian Pertanian untuk mengatasi kekeringan dan mencegah gagal panen. Selain pompa air pintar, BBPSI Mektan juga menunjukkan sistem irigasi presisi (precision irrigation) pada onfield demonstrations plot. Sistem irigasi untuk lahan kering ini dirancang berbasis kontrol otomatis dengan collecting data menggunakan sensor-sensor untuk mengetahui kebutuhan input tanaman secara presisi, seperti air, hara, temperatur, dan pH.
Penerapan sistem irigasi presisi memberikan input yang akan berdampak pada produksi yang maksimal, peningkatan hasil panen, efisiensi pemanfaatan sumber daya air dan pupuk, serta mencegah tanaman kekurangan air dan nutrisi. “Diharapkan kedua inovasi yang kami perkenalkan tersebut dapat berkembang dan diaplikasikan oleh petani milenial yang pada akhirnya mendukung pembangunan pertanian Indonesia yang berkelanjutan,” jelasnya.
Oleh karena itu, BBPSI Mektan menggandeng pihak swasta, yaitu PT Farmagain Indoagro Utama untuk mengembangkan sistem irigasi presisi yang bernama GROTRON. CEO dan Komisaris Utama Farmagain Indoagro Utama, Adithyan Asokan, mengungkapkan kemitraan tersebut merupakan bukti komitmen untuk menghadirkan solusi inovatif memenuhi kebutuhan petani dan mendukung program pemerintah untuk peningkatan areal tanam (PAT), optimalisasi lahan rawa (OPLAH), dan pompanisasi.
“Pertanian Indonesia sedang mengalami transformasi besar dengan penerapan teknologi baru, khususnya di bidang pertanian presisi. Kami bangga menjadi yang terdepan dalam hal ini. GROTRON dirancang untuk mengoptimalkan praktik pertanian melalui otomasi canggih berbasis AI dan pengindraan real-time. Kami optimis GROTRON akan memainkan peran penting terutama di daerah-daerah yang rentan terhadap kekeringan,” ungkapnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menggarisbawahi pentingnya penerapan teknologi tersebut dalam mendukung peningkatan produksi pangan nasional, melalui optimalisasi seluruh sumber daya yang dimiliki. “Kita ingin menunjukkan bahwa Kementerian Pertanian mempunyai teknologi pertanian, ada alat dan mesin mendukung program, dan terdapat ahli atau pakarnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Amran berharap kedua teknologi tersebut akan bermuara pada tersedianya standar baru yang menjadi jembatan antara penyedia teknologi mekanisasi pertanian di Indonesia dan pengguna. Dengan demikian, akan terdapat kepastian bagi petani, stakeholder, dan pengambil kebijakan terhadap pemanfaatan teknologi yang berkualitas dan berkelanjutan dalam mencapai target utama pemerintah melalui Kementerian Pertanian.
Sabrina Yuniawati