Foto: Windi Listianingsih
Penanaman benih tebu mendukung swasembada gula konsumsi nasional
Blitar (AGRINA-ONLINE.COM). Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan swasembada gula konsumsi nasional pada tahun 2024. Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alamsyah menjelaskan, kebutuhan gula konsumsi nasional sebesar 3,2 juta dengan produksi dalam negeri berkisar 2,6 juta ton. Sehingga, ada defisit kebutuhan gula konsumsi sebesar 800 ribu ton.
"Oleh karena itu, Kementan melalui Direktorat Jenderal (DItjen) Perkebunan memberikan perhatian khusus terhadap program prioritas nasional, yaitu Percepatan Swasembada Gula Nasional Tahun Anggaran 2024 – 2028," ujarnya pada kunjungan kerja dan penanaman benih tebu di Blitar, Jawa Timur, Selasa (21/11).
Untuk mencapai target swasembada, Andi menegaskan, Ditjen Perkebunan pun menyusun langkah-langkah konkret. Antara lain, mendorong peningkatan produksi gula melalui ekstensifikasi berupa penambahan luas areal tanaman tebu melalui identifikasi lahan baru potensial di sejumlah lokasi dan intensifikasi melalui bongkar dan rawat ratoon.
Program bongkar dan rawat ratoon sepanjang tahun 2024 - 2028 seluas 1.342.100 ha dengan target peningkatan produksi sebesar 3,4 juta ton. Sehingga, total kebutuhan benih tebu sampai dengan tahun 2028 sebanyak 80,52 miliar mata.
"Tahun depan kita akan bongkar ratoon. Hampir seluruh tebu kita rata-rata sudah ratoon 800, artinya sudah 8 tahun tidak diganti. Varietas yang tidak diganti maka produksinya rendah. Produksi 800 miliar mata bisa diselesaikan tahun depan," jelasnya.
Apalagi, sambung Dirjen, masalah peningkatan produktivitas tebu adalah lahan. "Kalau lahan kita gunakan maksimal (melalui intensifikasi bongkar dan rawat ratoon), swasembada mudah kita capai. Saat ini kita kesulitan mencari lahan-lahan baru," terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi, mengatakan, Kementan akan segera memaksimalkan lahan-lahan yang produktif, khususnya di Blitar untuk meningkatkan produktivitas tebu. Dengan demikian, diharapkan swasembada gula di tahun-tahun ke depan bisa terwujud.
"Kita lakukan parsial ya, artinya segmented. Kita lakukanzonasi mana lahan yang kurang baik, kita tingkatkan agar lahan tersebut bisa menghasilkan kualitas terbaik juga kuantitas. Jadi, bukan hanya pemanfaatan lahan saja, juga kualitas tebunya sehingga akhirnya produk hilir bisa meningkat kualitasnya juga tentu saja produk-produk turunannya. Jadi, hiliriisasi itu mengarah ke semua pemanfaatan yang ada," pungkasnya.
Kegiatan penanaman benih tebu berlangsung di Desa Gaprang, Kecamatan Panigoro, Kabupaten Blitar. Penanaman benih tebu tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Blitar, Krisna Triatmanto, dan Bupati Malang, Muhammad Sanusi.
Windi Listianingsih