Foto: - Dok. Kementan
Brigade Pangan mengelola lahan seluas 200 ha dengan produktivitas padi minimal 5 ton/ha
JAKARTA (AGRINA-ONLINE.COM). Untuk mencapai target swasembada pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan Brigade Swasembada Pangan di 12 provinsi strategis di Indonesia. khususnya, provinsi yang menjadi wilayah optimalisasi lahan rawa (OPLAH), meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan.
Siapakah Brigade Swasembada Pangan? Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Brigade Pangan merupakan kumpulan dari 15 petani milenial atau petani senior yang berjiwa milenial yang mau terjun mengelola lahan pertaniannya secara terstruktur dan terintegrasi.
“Brigade Swasembada Pangan ini adalah langkah strategis untuk mengoptimalkan lahan rawa. Dengan tata lahan dan tata air yang baik, serta pendampingan intensif, kita dapat meningkatkan produktivitas hingga tiga kali tanam setahun,” jelas Mentan Amran.
Setiap Brigade Swasembada Pangan atau disingkat Brigade Pangan akan mengelola 200 hektar lahan yang dibimbing secara intensif oleh 400 pendamping. Para pendamping berasal dari unsur PPPK Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) sebanyak 237 orang dan 163 orang penyuluh dari Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP). Selain itu, mereka juga disupervisi oleh 50 mentor yang terdiri dari dosen, guru dan widyaiswara lingkup BPPSDMP.
Dengan dukungan benih unggul dan mesin pertanian modern hulu-hilir, Kementan menargetkan Brigade Pangan akan bisa memanen padi minimal 5 ton/ha dengan indeks pertanaman 3 kali dalam setahun. Dengan demikian, pendapatan Brigade Pangan setidaknya bisa mencapai Rp10 juta per bulan.
“Kalau mereka tekun dan bekerja keras, bukan tidak mungkin pendapatannya bisa mencapai Rp20 juta. Dengan pendapatan yang di atas pendapatan kantoran biasa, mereka akan semangat menjadi petani,” ulas Mentan Amran.
Menurut Amran, Brigade pangan ini sebagai langkah awal untuk membentuk petani milenial menjadi penguasha. ”Selanjutnya kita akan arahkan mereka untuk menjadi pengusaha. Sehingga, penting untuk membekali mereka dengan pengetahuan korporasi,” ungkapnya.
Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti menambahkan, Brigade Pangan merupakan kelembagaan usaha pertanian yang beranggotakan petani Indonesia untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian. Brigade Pangan mengelola usaha tani secara terstruktur, terintegrasi dengan dukungan infrastruktur berupa tata kelola lahan dan air, serta memanfaatkan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas, indeks pertanian, hingga efisiensi produksi.
Akan ada bagi hasil 30% untuk pemilik lahan dan 70% untuk pengelola lahan atau Brigade Pangan. "Lahan ini lahan lokal yang sudah eksisting. Tahap pertama luasannya 341 ribu ha, jumlah brigadenya 1.755 Brigade Pangan namun yang sudah terbentuk 23 ribu Brigade Pangan," ulasnya.
Perempuan yang akrab disapa Santi ini menuturkan, Perum BULOG akan menyerap hasil panen padi para Brigade Pangan dengan harga Rp6.000/kg. Dengan lahan kelola Brigade Pangan seluas 1,351 juta hektar di tahun 2024/2025, targetnya kata Sinta, "Harapannya akan ada tambahan 10 juta ton produksi padi di tahun depan."
Windi Listianingsih