Foto: Dok.Agrina
Kinerja Industri Sawit 2022
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM) Tahun 2022 di Indonesia diwarnai dengan kejadian-kejadian tidak biasa antara lain cuaca yang ekstrim basah. dimulainya perang Ukraina-Rusia di bulan Februari, harga minyak nabati termasuk minyak sawit yang sangat tinggi, harga minyak bumi yang sangat tinggi. kebijakan pelarangan ekspor produk minyak sawit oleh pemerintah 28 April - 23 Mei, harga pupuk yang tinggi dan sangat rendahnya pencapaian program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Kejadian tidak biasa tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja industri sawit Indonesia baik dalam produksi, konsumsi, maupun ekspor.
Ditengah situasi yang tidak biasa tersebut hal menggembirakan disampaikan Joko Supriyono-Ketua Umum Gapki pada pers konferensi Kinerja Industri Sawit Tahun 2022 di Jakarta. Joko menerangkan nilai ekspor tahun 2022 mencapai US$ 39,28 miliar (CPO, olahan dan turunannya), lebih tinggi dari tahun 2021 sebesar US$ 35,5 miliar. Hal Ini terjadi karena harga produk sawit tahun 2022 relatif lebih tinggi dari harga tahun 2021. "ini angka tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya,"ujar Joko.
Joko menambahkan angka Ekspor 2022 sebesar 30,803 juta ton lebih rendah dari tahun 2021 sebesar 33,674 juta ton, dan merupakan tahun ke-4 berturut-turut dimana ekspor turun dari tahun ke tahun. adapun negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia berturut-turut adalah China, India, USA, Pakistan, Malaysia, Belanda, Bangladesh, Mesir, Rusia dan Italia. Peringkat USA naik dari peringkat 5 pada tahun 2020 menjadi peringkat 3 sebagai negara pengimpor utama produk sawit Indonesia pada tahun 2022. Dengan capaian angka tersebut Gapki memperkirakan stok minyak sawit di dalam negeri mencapai 3,658 juta ton. Sedangkan kinerja sawit tahun 2023 masih akan terpengaruh oleh kondisi tahun2022.
Brenda A.