Foto: Dok. GAPKI
Babang Aria Wusena,
Sawit termasuk industri yang paling bisa bertahan dalam beberapa kali krisis sejak 1998. Bahkan kini sawit dan produk turunannya mampu menghasilkan devisa Rp500 triliun lebih. Perolehan ini melebihi komoditas apapun. Mengantisipasi kemungkinan terjadinya resesi global 2023, industri yang sudah kuat termasuk sawit ini harus kita kuatkan lagi.
Kendati posisi industri sangat penting bagi perekonomian Indonesia, dua dekade lalu sawit sangat sering dikerjai media. "Pemberitaan media kerap kali menyajikan isu negatif berkaitan kelapa sawit. Akibatnya, daya saing industri sawit ikut terganggu, " ujar Ketua Bidang Perpajakan dan Fiskal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Bambang Aria Wisena dalam temu media, di Nusa Dua Bali, Rabu 2 November 2022.
Bambang berpendapat, tekanan-tekanan yang selalu datang kepada industri kita misalnya Uni Eropa dengan RED II (Renewable Energy Directive) dan serangan LSM yang antisawit adalah bagian dari perang dagang sawit. "Karena kita produsen minyak nabati yang paling efisien, yang paling ekonomis, yang paling hemat lahan dibanding sama yang lain-lain. Ini yang harus menjadi tanggung kita bersama di sisi asosiasi, pemerintah dan stakeholder sawit pada umumnya. Termasuk teman-teman media mempunyai perhatian khusus. Ini harus kita kuatkan lagi ke depan. Tetap melakukan pekerjaannya secara profesional dengan niat untuk bisa memperkuat industri ini sehingga survive untuk memberikan manfaat bagi Indonesia pada umumnya," pungkasnya.
Peni Sari Palupi