Foto: Dok. Pribadi
“Dibawa happy aja. Semua membawa berkah. Merawat keluarga berkah,bekerja juga berkah.”
Penjualan produk herbal akan terus meningkat karena masyarakat semakin peduli dengan kesehatan.
Bagi Kusuma Ida Anjani, pandemi mendatangkan inovasi dan kreativitas yang lebih tinggi. Dengan begitu, bisnis tetap cemerlang meski menghadapi beragam tantangan. Bagaimana Direktur Bisnis Develompent dan Inovasi PT Mustika Ratu, Tbk. itu mengelola bisnis kosmetik dan jamu warisan leluhur agar tetap dikenal generasi muda?
Kosmetik dan Jamu
Kosmetik, Kusuma menjelaskan, terbagi menjadi kategori dekoratif (tata rias) dan perawatan tubuh (personal care). Selama pandemi, kosmetik kategori personal care seperti perawatan rambut dan kulit, pasta gigi, sampo, dan sanitizer tumbuh karena kebutuhannya meningkat. “Banyak waktu dirumah,extra timelebih senang bereksperimen dengan skincare,mengunakan scrub, mencampur berbagai macam masker. Sisi konsumen lebih bereksperimen karena di rumah,” ujarnya.
Sementara, tuturnya, kosmetik dekoratif berupa makeup tidak mengalami pergerakan berarti. “Dekoratif,pandemi tidak banyak pertumbuhannya. Berjalannya waktu,konsumen tetap dandan, eye makeuplebih digunakan pada saat ini seperti eyeshadow, eye liner, dan lain-lain,” terang Ketua Harian Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika (PPAK) Indonesia ini kepada AGRINA.
Meski begitu, pasar kosmetik halal akan membesar di masa mendatang. “Halal itu menjadipotensi besar karenaIndonesia merupakan konsumen kedua terbesar dunia untuk kosmetik halal.Bicara ekspor ke negara yang mayoritas produk halal,kita belum masuk ke nomor 1 atau 2. Tapi menjadisebuah peluang yang cukup besarkalau kita lihat memperkenalkan produk-produkhalal,” ungkapnya.
Secara keseluruhan,buka Kusuma, penjualanproduk Mustika Ratu tumbuh positif dari tahun ke tahun. Karena memiliki nilai menjaga kesehatan, bisnis Mustika Ratu terus membaik di masa pandemi. “Kuartal III 2021 meningkatlebih dari 15% dibandingkan tahun sebelumnya selama pandemi, dikontribusikan dengan kenaikan penjualan (produk) kesehatan dan perawatan tubuh,” terangnya yang menyebut produk Mustika Ratu diekspor ke 20 negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Jerman, dan Rusia.
Produkjamu khususnya, meningkat tajam di permulaan Covid-19. “Pertumbuhan jejamu dari tahun ke tahun naik karenamemang untuk menjaga kesehatan. Awal pandemi,empon-empon,rempah‘naik daun’karena merupakan bahan yang digunakan untuk jejamu,” ulasnya. Hikmah pandemi, masyarakat makin peduli dengan kesehatan. Penjualan produk herbal pun akan terus naik ke depannya. Terlebih, 70% tanaman obat di dunia ada di Indonesia. “Menjaga kesehatan menjadihabit(kebiasaan), bahan herbal berpotensi darisegi pasar dan membantu pemanfaatan bahan baku lokal,” serunya.
Menyesuaikan Pasar
Jamu seolah identik dengan generasi tua karena rasa yang umumnya pahit. Untuk menembus pangsa generasi muda, Mustika Ratu memperkenalkan jamu sesuai gaya hidup mereka, seperti jejamu yang terbuat dari gula organikdan kelapa. “Generasi milenial jamu otentik beras kencur, pahit sekalian. Generasi bawahnya jahe merah,sugar freetapitidak pahit,bisadinikmati layaknya seperti kopi dan teh,” urai Kusuma.
Ada pula jamu siap minum (ready to drink, RTD) yang dikemas modern dan tahan hingga 2 tahun lamanya.Variannyayaitu jamu beras kencur,kunyit asam, dan gula asam.“Ini dikembangkan lagi,tadinya sempat offdan 2 tahun lalu kembali.Distribusinyaternyata sangat baik diterima masyarakatdan pada saat pandemi growth-nya sangat besar,” kupasnya semringah.Jamu RTDini bisa didapatkan di supermarket terdekat.
Agar semakin mendekatkan diri dengan generasi muda, lanjut perempuan 33 tahun itu, Mustika Ratu juga membuka cabang café jejamu agar jamu menjadi bagian gaya hidup yang tidak akan punah dan tak lekang zaman. “Jejamu dibuat konsep fresh atau ala café, langsung minum. Kami buat harus langsung dinikmati atau 5 haridi dalam kulkas. Jejamu awal 2019 sudah pilot test, 2020 mulai buka boothdi alun-alun Grand Indonesia,” ucapnya.Sasarannya sementara ini masih di Pulau Jawa.
Bersama dengan Gabungan Pengusaha Jamudan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu), Kusuma mendaftarkan jamu ke UNESCO, Badan PBB untuk kebudayaan, sebagai warisan budaya Bangsa Indonesia sejak berabad silam. “Sekarang ini masa tepat memperkenalkan minuman sehat ke dunia,minum jamu.Dan,jamu itu sendiri memiliki dampak yang sangat besar atau efek seperti untuk bidang pariwisata, budaya, dan ekonomi. Kita perhatikan mayoritas perempuan,mbok jamu berbisnis jamu itu menjadi sumber ekonomi,perlu diperhatikan,” ulas Wakil Sekjen IV GP Jamu ini.
Motivasi
Kusuma mengatakan, banyak inovasi yang harus dibuat agar Mustika Ratu terus eksis di masa depan dan tidak kalah bersaing dengan pengusaha lokal juga global. Ia pun tidak ingin merasa cepat puasuntuk bisa mendapatkan yang lebih dan agar dapat berkembang. “Definisi sukses dimana sebuah pencapaian itu bisa mendapatkan dampak yang masif dan dilakukan secara konsisten,” tukasnya tentang filosofi sukses dalam berkerja.
Penggemar jamu gula asam ini juga menekankan pentingnya disiplin dan keterampilan memecahkan masalah (problem solving skill) saat bekerja. “Dimana pun kita, yang penting adalah problemsolving skill. Itu sangat membantu beradaptasi dengan industri barukarenamisalnya industrinyaberbeda.Saya terbiasa dengan sistem proses efektif. Itu jadisangat membantu dalam efiensi bekerja.Ini juga menguatkan tim yang ada jadi lebih efisien,” bebernya yang10 tahun lebih berkecimpung di sektor perbankan internasional dengan berbagai posisi di Commonwealth Bank ofAustralia,National Bank Australia,dan Morgan Stanley.
Berlatar industri yang jauh berbeda sekaligus menjadi ibu rumah tangga berkarier, Kusuma mengaku senang menjalaninya. “Dibawa happy aja.Semua membawa berkah.Merawat keluarga berkah,bekerja jugaberkah,” kata ibu beranak satu lulusan program Double Degree Master of Business dan Master of Applied Finance Minash University Asutralia ini.
Kusuma juga memegang prinsipbersyukurdi setiap keadaan. “Walaupun sedang banyak tantangan, harus bisamelihat sesuatu yang bisa disyukuri. Lihat sisi positifnya itu membawa kita lebih kuat untuk maju dan cepat ke depan. Menghadapi tantangan akan lebih kuat,bisa banyak bersyukur,” urainya seraya mengaku banyak tantangan yang harus ditangani dengan cepat dan tepatsaat pandemi.
Tidak ketinggalan, ia pun memperoleh motivasi dari keluarga, salah satunya sang nenek, BRA Mooryati Soedibyo, orang tua, suami, dansenior di pekerjaan. “Motivasinya adalah terus mencoba.Selama ada niat,pasti akan menemukan jalan. Itu yang selalu kita pikirkan.Motivasi ini membawa kita dan memberikan kepercayaan diri untuk terus mencoba inovasi sesuatu yang berbeda, berjuang selama bekerja. Selama pandemi tetap eksis,perusahaan tetap berjalan,” tandasnya optimis.
Windi Listianingsih, Sabrina Yuniawati