Foto: HPDKI
Model closed loop bertujuan mewujudkan kesejahteraan peternak dan ketahanan produk peternakan Indonesia
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Kamar Dagang Indonesia (Kadin) sebagai rumah besar pelaku usaha, berkomitmen untuk mendorong, memperbanyak dan menguatkan usaha ekonomi kerakyatan melalui program-program “Inclusive Closed Loop” dengan partisipasi dunia usaha dan dukungan kebijakan pemerintah.
Tri Hardiyanto, Ketua Koptam Peternakan Kadin Indonesia menjelaskan, kondisi umum peternak kambing domba saat ini 93% merupakan peternak kecil dengan skala usaha 3-10 ekor dengan produktivitas rendah, dan tidak terintegrasi pasar.
"Dengan model closed loop ini dapat diaplikasi ke semua peternakan dan stake holder. Sehingga tercapai kesejahteraan peternak dan ketahanan produk peternakan Indonesia," ucap Tri dalam webinar ‘Inclusive Closed Loop, Upaya Menaikkelaskan Peternak Domba Kambing’. (10/3).
Arif P. Rachmat, WKU Kadin Bidang Pertanian menambahkan, Kadin mendorong closed loop sebagai upaya meningkatkan usaha skala petani dan peternak. Baik melalui teknologi, aspek pasar pedapingan dan lainnya. Kesempatan ini meningkatkan tata kelola, minimal skala ekonominya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Makmun mengatakan, peluang pasar domba kambing sangat besar. Untuk itu, Kementan sedang mengembangkan model korporasi kambing domba, agar lebih berskala ekonomi, efisien dan produktivitas meningkat.
"Dengan korporasi akan tersentra, ada model inti dan plasma. Efisiensi dan jenis kambing domba juga dilakukan melalui pengembangan genetik," ucapnya.
Menurut Makmun, kambing domba populasinya hampir berimbang. Dengan perbaikan genetik bisa meningkatkan bobot induk dan potong. Ini menjadi pengungkit ekonomi masyarakat, ini perlukan sentuhan bersama baik pemerintah asosiasi atau pelaku usaha dan universitas. Sinergi ini bisa mendongkrak produktivitas kedepan.
Sementara Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Bidang Perekonomian mengutarakan, kemitraan inclusive closed loop perlu dilakukan dengan pendampiangan untuk kemandirian dan kesejahteraan petani dan peternak.
Bahkan, lanjutnya, Presiden meminta model kemitraan inclusive closed loop dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan petani dan peternak dengan melibatkan stake holder yang terintegrasi untuk menghasilkan produk berkualitas dan sesuai keinginan pasar.
Permintaan akan kebutuhan untuk akikah dan kurban sangat tinggi. Hal tersebut lantaran semakin meningkat perbaikan kondisi ekonomi dan peningkatan masyaraklat dalam beribadah baik dalam negeri maupun luar negeri.
"Perlu dilakukan pembentukan cluster, korporasi untuk mengasilkan bibit unggul. Penguatan kerjasama peternak dan asosiasi pengusaha akikah dan pemda, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) ditingkatkan berstandar untuk produk ASUH. Ini yang perlu dilakukan untuk meningkatkan produksi," ujarnya.
Yudi Guntara Noor, Ketua Umum Himpunan Peternak Domba Kambing (HPDKI) Indonesia berujar, peternakan kambing domba merupakan penggerak ekonomi pedesaan berbasis budaya. Korporasi peternakan rakyat perlu dilakukan agar efisien, skala usaha tidak kecil, tapi kepemiliknya peternak rakyat.
Yudi mejelaskan, kondisi umum peternakan domba kambing masih tradisional atau tabungan, belum skala usaha. Ini menjadi masalah saat ingin merubah mindset mereka menjadi peternakannya usaha pokok atau skala besar. Diperlukan paradigma yaitu closed loop agar usaha peternakannya menguntungkan dan tentunya melibatkan peternak milenial.
Saat ini, lanjutnya, pusat suplai domba dunia seperti Australia sudah membatasi ternaknya untuk diekspor secara hidup, Autralia lebih memilih impor daging. “Ini keuntungan Indonesia sebagai negara yang cukup populasi domba kambingnya untuk menyuplai ke negara yang membutuhkan ternak hidup,” bebernya.
Try Surya A