Foto: Istimewa
sepanjang 2020 produksi beras 31,33 juta ton, naik tipis 0,07% atau 21.460 ton dari total produksi beras 31,31 juta ton pada 2019.
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data produksi padi 2020 mencapai 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG). Angka ini naik tipis 0,08% atau 45.170 ton dari produksi padi pada 2019 sebesar 54,60 juta ton.
Jika dikonversikan, maka sepanjang 2020 produksi beras mencapai 31,33 juta ton. Angka realisasi tersebut naik tipis 0,07% atau 21.460 ton dari total produksi beras 31,31 juta ton selama 2019.
Sementara itu, BPS memperkirakan potensi produksi padi dalam negeri periode Januari-April 2021 mencapai 25,37 juta ton GKG. Angka potensi itu naik sebesar 26,88% atau 5,37 juta ton dibanding produksi padi di periode yang sama pada 2020 sebesar 19,99 juta ton GKG.
Bila dikonversikan menjadi beras, maka selama Januari-April 2021 potensi produksinya mencapai 14,54 juta ton, naik 3,08 juta ton atau 26,84% dari periode yang sama di 2020 sebesar 11,46 juta ton. Sebagai informasi, pada Januari 2021, produksi padi sudah terealisasi sebanyak 2,06 juta ton GKG, serta realisasi produksi beras sebanyak 1,18 juta ton.
Sementara potensi luas panen padi pada Januari-April 2021 tersebut mencapai 4,86 juta ha, naik sekitar 1,02 juta hektar atau 26,53% dibandingkan subround Januari-April 2020 sebesar 3,84 juta hektar. Namun, Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto mengatakan, potensi Februari hingga April bisa berubah. “Potensi ini perlu diamati supaya kita bisa membuat perencanaan yang lebih baik. Setiap bulan akan kami update,” ujarnya, Senin (1/3).
Suhariyanto mengulas, peningkatan produksi sepanjang 2020 lantaran adanya kenaikan produktivitas padi di beberapa provinsi. Sehingga produksi beras pun cukup memadai. Kenaikan produksi padi yang relatif besar pada tahun lalu terjadi di Provinsi Lampung, Jawa Timur, Banten, dan Sumatera Selatan. Sementara provinsi dengan produksi padi terendah adalah Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Papua Barat.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi mengutarakan, pihaknya berharap melalui berbagai program terobosan pada tahun ini, seperti dalam penerapan teknologi benih, alat mesin pertanian (alsintan), dan manajemen korporasi, bisa meningkatkan produktivitas dan memajukan pertanian.
Beberapa program lainnya juga tetap dijalankan pada tahun ini, seperti korporasi petani, perluasan areal tanam baru, komando strategi penggilingan (Kostraling), serta proyek lumbung pangan (food estate).
Pada kesempatan lain, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan telah menyiapkan langkah strategis untuk mengamankan produksi beras nasional dan harga pada saat musim panen awal 2021. Puncak panen raya padi berlangsung pada Maret 2021, diperkirakan seluas 1,7 juta hektar.
Untuk mengoptimalkan produksi padi pada panen raya awal 2021, Kementan telah menyiapkan program Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling) yang bersinergi dengan Perpadi (Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras) atau penggilingan-penggilingan kecil untuk serap gabah dan menjaga harga di tingkap petani.
“Kostraling ini menjadi Bulog-Bulog kecil. Hadirnya Kostraling ini menekan kehilangan hasil, meningkatkam efisiensi dan menstabilkan harga beras dan meningkatkan kualitas beras,” pungkas Mentan.
Try Surya A