Selasa, 1 Desember 2020

Pentingnya Probiotik untuk Usaha Budidaya Perikanan yang Berkelanjutan

Pentingnya Probiotik untuk Usaha Budidaya Perikanan yang Berkelanjutan

Foto: DOK. DJPB KKP
Aplikasi probiotik dalam budidaya ikan dan udang akan meningkatkan produktivitas

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Usaha akuakultur (budidaya perikanan) mendapat tantangan besar dari sisi penyakit. Serangan penyakit Early Mortality Syndrome (EMS) pada komoditas udang, misalnya menyebabkan gagal panen massal di mayoritas negara produsen udang dunia, khususnya China dan Thailand.

 

Slamet Soebjakto, Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut, probiotik menjadi salah satu elemen yang sangat penting dalam penanggulangan dan pencegahan penyakit yang menyerang sistem budidaya sehingga dapat meminimalisir kegagalan usaha. “Penggunaan probiotik sangat penting untuk manajemen lingkungan budidaya sebagai awal pencegahan masuknya penyakit dalam sistem budidaya,” terang Slamet.

 

Menggunakan probiotik, ungkap Slamet, permasalahan penyakit pada sistem budidaya dapat tertanggulangi. “Penyakit menyebabkan 20% hasil produksi budidaya akan berpengaruh. Sehingga, pencegahan penyakit dalam lingkungan budidaya jauh lebih baik daripada mengobati,” tuturnya.

 

Apalagi, probiotik berperan penting dalam usaha akuakultur berkelanjutan. “Penggunaan probiotik dampaknya sangat besar bagi keberlanjutan usaha perikanan budidaya. Probiotik akan meningkatkan produktivitas budidaya, terjaminnya keamanan produk budidaya, serta menjamin mutu yang bebas residu, antibiotik, dan bebas kontaminan,” urainya.

 

Menurut catatan KKP, saat ini setidaknya ada 80 merek probiotik untuk ikan ataupun udang yang terdaftar dan beredar di Indonesia. Slamet berharap, penggunaan probiotik khususnya pada budidaya udang, akan mendukung target peningkatan ekspor udang nasional sebesar 250% pada 2024.

 

“Kita harapkan produk udang nasional dapat diterima di pasar global. Probiotik ini salah satu komponen untuk peningkatan udang nasional maupun komoditas budidaya yang lainnya,” tambahnya.

 

Meningkatkan Produktivitas

Penggunaan probiotik pada budidaya ikan dan udang, ulas Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Sugeng Raharjo, mampu memperbaiki kualitas air serta dapat mengendalikan infeksi bakteri yang masuk dalam sistem budidaya.

 

“Secara ilmiah telah terbukti peran probiotik dalam perbaikan sistem pencernaan dan meningkatkan toleransi terhadap stres pada ikan ataupun udang sehingga mampu menaikkan produktivitas budidaya,” ujar Sugeng.

 

Pengembangan probiotik di BBPBAP Jepara sendiri telah dilakukan sejak 2007 hingga saat ini. Selama 2007-2011 program tersebut diawali dengan perekayasaan meliputi kegiatan eksplorasi, identifikasi, dan preservasi bakteri potensial probiotik. Kemudian, pada 2012-2017 dilakukan penambahan jumlah koleksi bakteri dan pembuatan probiotik cair. Pembangan probiotik kering dan pengkajian terapan di lapang serta peningkatan kapasitas produksi dimulai pada 2018-2020.

 

“Di BBPBAP Jepara saat ini telah mengoleksi bakteri sebanyak 50 isolat dan 20%-nya saja yang baru digunakan. Kita telah kaji terap pada udang vaname, udang merguensis, udang indicus, ikan lele, dan ikan patin. Beberapa juga telah diuji multilokasi di masyarakat,” jelas Sugeng.

 

Aplikasi probiotik dalam budidaya udang di tambak intensif dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, aplikasi probiotik pada media budidaya (air) dengan cara ditebar langsung melalui proses aktivasi atau fermentasi. Kedua, aplikasi probiotik di dasar tambak.Caranya, menggunakan selang ke dasar tambak lalu dicampur zeolite granular atau dolomite kasar atau ditebar di daerah-daerah berlumpur.

 

Ketiga, aplikasi lewat pakan dengan mencampurkan probiotik ke pakan. Bakteri probiotik akan mengurai senyawa kompleks menjadi lebih sederhana sehingga berpengaruh dalam saluran pencernaan ikan atau udang yang membuat proses penyerapan makananakan lebih baik.

 

Windi Listianingsih

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain