Foto: Dok. Kadin - Katadata
Skema Inclusive Close Loop sebelumnya berhasil menyentuh 1 juta petani
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Menempatkan petani sebagai pemeran utama dalam industri pangan Indonesia masih menjadi agenda utama Jakarta Food Security Summit (JFSS)-5.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Bidang Agribisnis, Pangan & Kehutanan, Franky Oesman Widjaja menuturkan, Kadin Indonesia bersama PISAgro (Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture) bertekad meningkatkan pendampingan bagi 2 juta petani pada tahun 2023.
Target ini diambil berdasarkan kerja bersama lintas pihak yang mampu memenuhi amanat Presiden Joko Widodo pada penyelenggaraan pada 2015, yakni pendampingan untuk 1 juta petani.
JFSS ke-5 berlangsung hingga Kamis (19/11) dan dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo. Tema yang dipilih tahun ini ialah ‘Pemulihan Ekonomi Nasional untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Gizi, Serta Meningkatkan Kesejahteraan Petani, Peternak, Nelayan dan Industri Pengolahan’.
Hal tersebut dilakukan dengan melihat sektor pangan, dari hulu ke hilir yang merupakan gantungan hidup lebih dari 55 juta pekerja dari keseluruhan 128 juta pekerja yang ada di seluruh Indonesia. Menurut Franky, melalui pengelolaan yang tepat sekaligus berkelanjutan, sektor ini berpotensi memberikan kontribusi sebesar 1 triliun dollar.
Saat pandemi berlangsung sektor pertanian tetap tumbuh sekitar 2,2 % dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Tantangan terkini yang hadir adalah kekuatan rantai pasok dan pemasaran. Itu sebabnya, pendampingan dengan menggunakan skema Inclusive Close Loop akan memberikan kesempatan bagi para petani.
Kemudahannya mulai dari akses bibit unggul dan pupuk, pelatihan praktik pertanian yang baik sekaligus ramah lingkungan (good agriculture practice), akses pendanaan, pendidikan, literasi keuangan, penggunaan teknologi tepat guna, hingga jaminan penyerapan hasil produksi oleh perusahaan pendamping (off-taker) yang berlangsung di bawah naungan koperasi.
Dari situ, harapannya ekosistem sektor pangan saling terhubung oleh rantai pasok terintegrasi. Para pihak yang saling bermitra (public private partnership) dapat semakin kokoh terbangun. Pendampingan 1 juta petani oleh PISAgro mampu meningkatkan produktivitas antara 40%-80%.
“Dukungan pemerintah untuk menyepakati model bisnis yang paling sesuai bagi produk pangan unggulan kita sangatlah penting. Hal ini agar skala keekonomisan pengembangannya dapat tercapai,” ujarnya.
Try Surya A