Foto: Istimewa
petani milenial saat berdiskusi Tik-Talk di Gedung PIA Kementan
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Sektor pertanian tetap menjadi lahan yang pasti menjanjikan untuk menambah jumlah penghasilan. Untuk itu, para generasi milenial tidak perlu ragu untuk terjun ke dunia pertanian.
Agus Ali Nurdin, petani milenial yang pernah mengikuti program magang dari Kementan di Jepang mengatakan, penghasilan dari usaha tani bisa mencapai Rp500 juta/bulan. Bahkan, saat ini sayurannya mampu ia pasok ke berbagai outlet, mall dan restoran Jepang yang ada di Jakarta.
"Kuncinya hanya satu, tanam! Karena sejatinya manusia membutuhkan makanan dan produksi akan berjalan setiap harinya," ujar Agus di tengah diskusi Tik-Talk Kementan, di Gedung PIA Kementerian Pertanian, Jumat (23/10).
Agus berharap, para generasi muda mampu memanfaatkan berbagai fasilitas dan menyerap program pemerintah yang berkaitan dengan pertanian. "Saya sudah membuktikan bahwa binaan Kementan bisa produktif dan inovatif dalam memajukan sektor pertanian," yakin dia.
Lain lagi Dedi Mulyadi, petani muda lainnya yang mengembangkan beras organik pringkasap. Menurutnya, kunci dalam menjadi seorang petani sukses adalah keberanian dalam berinovasi. Jika sudah tertanam dalam diri, maka bukan tidak mungkin Indonesia memiliki konglomerat muda yang berasal dari sektor pertanian.
"Selain berinovasi kita juga tidak boleh sendirian. Sebagai petani kita perlu tergabung dalam kelompok tani untuk menambah pengetahuan,” saran petani muda beromzet Rp100 juta/bulan ini.
Sementara itu, Pradizzia Triane Intan, pemudi yang baru memulai usaha di bidang peternakana atau lebih tepatnya telor ayam kampung, mengaku sangat termotivasi dengan pengusaha muda lainnya yang sukses mengembangkan usaha ternak.
"Sebagai alumni dari Polbangtan Bogor, saya ingin memanfaatkan ilmu yang saya dapat ketika di Polbangtan. Saya berharap bisa memberikan lapangan pekerjaan nantinya," tandasnya.
Try Surya A