Jumat, 16 Oktober 2020

Meskipun Turun, Ekspor Produk Minyak Sawit Menyentuh USD 1.697 Juta

Meskipun Turun, Ekspor Produk Minyak Sawit Menyentuh USD 1.697 Juta

Foto: Istimewa
Secara volume, ekspor Agustus adalah 2.683 ribu ton yang lebih rendah dari pencapaian Juli yaitu sebesar 3.129 ribu ton.

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Produksi minyak sawit Indonesia menunjukkan pemulihan. Produksi Agustus 2020 mencapai 4,8 juta ton, 2% lebih besar dari produksi bulan Agustus 2019 sebesar 4,7 juta ton. Meskipun begitu, secara total sampai dengan Agustus 6,7% lebih rendah dari produksi 2019.
 
Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan, selain karena mengikuti siklus musim, peningkatan produksi terjadi karena tanaman sudah menunjukkan kepulihan setelah pemupukan semester 1 2020 kembali normal.
 
Nilai ekspor produk minyak sawit pada Agustus adalah USD 1.697 juta, lebih rendah dari nilai ekspor Juli yang mencapai USD 1.868. capaian tersebut tercapai pada harga rata-rata Agustus CPO USD 703/ton cif Rott dan bulan Juli USD 659/ton. Secara volume, ekspor Agustus adalah 2.683 ribu ton yang lebih rendah dari pencapaian Juli yaitu sebesar 3.129 ribu ton.
 
Penurunan volume ekspor diduga selain karena pengaruh covid-19 yang belum mereda, juga karena kenaikan harga minyak sawit yang menyebabkan perbedaannya harga dengan minyak nabati lain. Terutama minyak kedelai, menjadi lebih kecil sehingga sebagian pengguna beralih ke minyak lain atau importir menunggu perubahan harga. 
 
Mukti menuturkan, ekspor ke India pada Agustus turun 200 ribu ton (-36,4%) sedangkan ekspor China turun hanya 11 ribu ton (-1,7%), tetapi secara YoY ekspor ke India 2020 hampir 600 ribu ton lebih tinggi dari 2019 sedangkan ke China hampir 2 juta ton lebih rendah. Penurunan ekspor yang besar lainnya adalah ke Timur tengah hampir 100 ribu ton (-36,13%) yang secara YoY turun 11%.
 
Berdasarkan jenis produknya, ekspor ekspor CPO turun 46 ribu ton, olahan CPO turun 142 ribu ton, laurik turun 58 ribu ton sedangkan oleokimia masih naik dengan 5 ribu ton. Secara YoY sampai dengan Agustus, total volume ekspor 2020 sekitar 11% lebih rendah dari 2019 dengan kontributor penurunan utama adalah ekspor produk olahan CPO (-16,1%).
 
Konsumsi minyak sawit dalam negeri untuk produk pangan dan oleokimia selama 2 bulan terakhir menunjukkan kenaikan. Dibandingkan dengan Juli, konsumsi minyak sawit untuk pangan bulan naik sekitar 1,9% menjadi 654 ribu ton. Sedangkan konsumsi oleokimia naik 2% menjadi 151 ribu ton. Sebaliknya, konsumsi biodiesel turun 9,8% menjadi 576 ribu ton. Sehingga secara secara total, konsumsi dalam negeri pada bulan Agustus adalah 3,3% lebih rendah dari konsumsi pada bulan Juli. 
 
Secara kumulatif sampai dengan Januari dan Februari (sebelum pandemi), konsumsi dalam negeri 2020 adalah 16% lebih tinggi dari 2019. Total konsumsi tersebut terus turun menjadi 3% sampai dengan Juni dan Juli serta menjadi 2,5% sampai dengan Agustus.
 
Penurunan utama terjadi pada penggunaan untuk pangan yang secara YoY Agustus 2020 turun 14,9% sedangkan untuk oleokimia dan biodiesel lebih tinggi berturut-turut dengan 45,3% dan 26,9%.
 
Tren naik produksi yang bersamaan dengan tren kenaikan harga menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan devisa melalui ekspor produk sawit. Mengingat ekspor ke China sampai dengan Agustus (YoY) adalah 37% lebih rendah dari tahun lalu dan China adalah negara yang sudah pulih dari Covid-19.
 
“Ada peluang yang besar untuk mengejar ketertinggalan ekspor ke China dari tahun lalu. Kenaikan konsumsi untuk pangan dan oleokimia dua bulan terakhir memberikan harapan kepulihan konsumsi dalam negeri,” pungkasnya.
 
Try Surya A
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain