Rabu, 2 September 2020

Arief Prasetyo Adi, Kekuatan Ikhtiar dan Istianah

Saling bersinergi karena tidak ada orang yang bisa bekerja sendiri.


Beras salah satu komoditas penyumbang inflasi. Food Station (FS) Tjipinang Jaya pun dibentuk untuk membantu menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok penduduk Indonesia ini. Bagaimana kiprah Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya mengamankan ketersediaan dan harga beras di DKI Jakarta?  

 
Target Utama

Arief menjelaskan, FS memiliki target penjualan beras mencapai Rp2,2 tirliun dengan nilai inflasi sekitar 3%-4% pada 2020. Saat awal menjabat sebagai Dirut FS, inflasi beras Semester I 2015 di atas 15%.
 
“Itu signifikan mempengaruhi kinerja pemerintah daerah dan pusat. Kalau pertumbuhan ekonominya 5,5%–6% kemudian inflasinya 17%, itu jadinya tidak berarti. Jadi pertumbuhan ekonomi yang baik harus didukung dengan inflasi yang terjaga,” ulasnya kepada AGRINA. Sebab, kontribusi Jakarta terhadap nasional mencapai 27%.

Penyediaan beras bekerja sama dengan kelompok tani di Jabar dan Jateng. Jika masih tidak mencukupi, suplai beras juga diambil dari Jatim, Lampung, hingga Sulsel. Selain dengan petani atau peternak (business to business), FS juga bekerja sama dengan pemerintah Kab. Cilacap, Jabar dan Kab. Blitar, Jateng (business to government) untuk menyuplai telur.  

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang didirikan pada 1972 ini pun membuat program pertanaman bawang dan padi dengan kelompok tani untuk stabilitas suplai beras dan bawang putih.
 
Menurut pria kelahiran 27 November 1974 itu, FS tengah membangun infrastruktur Pasar Cipinang, berupa jalan, drainase, dan perbaikan gudang. “Kita tahu akan menghabiskan uang banyak Rp90 miliar tapi buat saya sebagai CEO FS, tugas kami untuk mempersiapkan infrastruktur yang baik,” ungkapnya.  


BUMD vs Swasta

Bergelut dari sektor swasta ke pemerintah, Arief mengaku merasakan perbedaan besar. Sebagai pimpinan BUMD, ia harus mengeksekusi kegiatan strategis daerah sesuai program Gubernur DKI Jakarta sebagai pemegang saham terbesar.
 
“BUMD itu yang dikerjakan efeknya 10,3 juta masyarakat DKI Jakarta. Bahkan, efeknya kalau secara nasional dengan kita menjaga stabilitas harga di Jakarta, artinya harga nasional pasti ikut terjaga,” urainya. Pasalnya, pengiriman beras FS 30%-nya ke luar kota, seperti Kalimantan dan wilayah timur Indonesia lainnya.

Berpengalaman menjadi pimpinan di perusahaan swasta dan BUMD, peraih penghargaan The Best CEO BUMD 2020 ini menuturkan, integritas menjadi kunci sukses nomor wahid.
 
“Integritas itu mutlak. Berbarengan dengan integritas, ada kapabilitas. Orang punya integritas, tidak punya kapabilitas juga tidak bisa. Jadi, dua itu harus berjalan bersamaan,” paparnya lugas.

Lalu, kerja tim. “Bagaimana CEO memimpin dengan leadership (kepemimpinan) supaya bisa bekerja sama. Jadi, beda antara kerja sama dengan sama-sama kerja. Kalau kerja sama, antara sistem satu dengan lainnya,” terang Dewan Pakar Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) itu.  

FS punya target penjualan dan keuntungan secara korporasi yang disosialisasikan ke tim melalui leader conference meeting.
 
“Kita juga ada outbound untuk mengikat kerja sama tim, ada training yang diberikan kepada seluruh tim. Kalau ngomong kunci sukses, tidak bisa sendiri-sendiri karena golnya perusahaan,” imbuh pemilik gelar Magister Teknik, Manajemen Konstruksi tahun 2000 dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini.

Kunci sukses berikutnya, kerja sama sinergi atau kolaborasi, khususnya dengan pelaku usaha perberasan. “Jakarta ini sebagai kota kolaborasi. Hari ini tidak ada orang yang bisa kerja sendiri. Kita harus kerja sama antara daerah, meyakinkan anggota dewan sebagai pengawas anggaran, pendekatan yang baik dengan kementerian, SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait dinas ketahanan pangan, dinas perdagangan dan UMKM, biro perekonomian, dan Bank Indonesia yang mengukur inflasi. Harus bisa bekerja sama dengan seluruh tim yang ada di pemerintah pusat dan daerah. Itu salah satu poin mengelola FS,” katanya terperinci.


Bersama Keluarga

Pepatah mengungkap ‘Di balik pria sukses, ada wanita yang hebat’, Arief sangat merasakan hal ini.  Wanita hebat itu pertama adalah ibu yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk anak-anaknya.
 
“Tidak ada orang sukses tanpa doa orang tua, terutama ibu. Beliau (ibu) itu sering puasa untuk saya. Kalau one day one juz (membaca Al-Qur’an sebanyak 1 juz per hari), biasanya doanya mengalir untuk anaknya,” ucap pria yang rutin mengunjungi sang ibu beberapa kali setiap pekan.

Perempuan hebat kedua adalah isri. Menurut suami Hj. Neila Aisha, SE, M.Ec. itu, sang istri bertemu dengannya ketika menempuh pendidikan doktor di Universiti Putra Malaysia. Setelah melahirkan anak kedua, sang istri berhenti bekerja sebagai dosen lalu menjadi ibu rumah tangga.
 
“Dua anak ini akhirnya menjadi buah hati, sama-sama dan sepakat untuk membimbing. Jadi kita sudah bagi tugas, istri saya dengan anak-anak dan saya bekerja. Kualitas dari keluarga menurut saya sangat penting,” kisahnya bahagia.

Ia menambahkan, “Kalau ada seorang dirut seperti saya, seorang gubernur seperti Pak Anies, atau presiden, ada doa dari seorang ibu dan istri memberikan kekuatan tersendiri buat kita. Bapak juga, doa mengalir terus. Walau ia sudah tidak ada, saya selalu pergi ke makam.”

Dukungan keluarga yang sangat besar membuat Arief senang menghabiskan waktu bersama keluarga. “Saya family man (cinta keluarga), saya suka traveling dengan anak dan istri. Kalau tidak bisa tinggal, saya bawa anak dan istri untuk lihat beras,” katanya.


Filosofi Hidup

Membahas nilai hidup, pria yang gemar olah raga ini menganut prinsip sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
 
“Semakin kita bekerja baik buat orang banyak, semakin kita punya manfaat buat orang banyak itu semakin berarti buat kita. Filosofi sederhana tidak perlu cari ke mana-mana: CEO yang baik, jujur, jadi teladan, memberikan contoh, mendorong dari belakang, memberikan pengaruh yang baik kepada teman kerja,” cetusnya.

Ayah Fahreen Arneil Putra dan Ameera Arneil Putri ini juga mengingatkan wajibnya ikhtiar atau berupaya dengan baik sebagai manusia yang mengiringi doa.
 
“Kalau konsep Islam, ikhtiar setelah istianah (berdoa), hasilnya milik Tuhan. Hasil bukan milik manusia. Ikhtiar dan istianah, akhirnya kita tawakal jadi kita mensyukuri. Harus berprasangka baik kepada Allah apapun yang terjadi,” ucapnya yang selalu berpikir positif.

Meski pandemi Covid-19 menyebabkan penjualan turun, sebagai Dirut FS, bekerja sama dengan gubernur untuk pemulihan ekonomi di tingkat daerah dan presiden di tingkat nasional dengan bekerja keras dan berdoa. “Jangan khawatir. Cari investasi pinjaman lunak bagaimana kita bisa survive (bertahan),” ungkapnya.

Kejadian serupa pernah dialami pada 2016 saat impor beras nasional mencapai 1,2 juta ton. “Siapa yang tidak terpuruk hari ini, semua bisnis terpuruk. Jakarta itu defisit 1,2 juta ton tapi pada 2016 Jakarta punya tim pengandali inflasi terbaik. Berarti, ada orang hebat yang kerja keras. Jakarta tidak punya sawah tapi harga beras stabil. Artinya, harus bisa,” pungkasnya optimis.



Windi Listianingsih, Sabrina Yuniawati

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain