Selasa, 2 Juni 2020

PERKEBUNAN : Upaya Hadapi Diskriminasi Sawit

PERKEBUNAN : Upaya Hadapi Diskriminasi Sawit

Foto: Dok. Alfa Laval
Mesin pencuci CPO Alva Laval di pabrik Sime Darby menghasilkan 3-MCOD 0,328 ppm

Januari 2021 Uni Eropa menerapkan kebijakan baru. Batas maksimum kandungan 3-monochloropropan-1,2-diol (3-MCPD) pada minyak sawit sebagai bahan makanan sebesar 2,5 ppm.
 
 
Uni Eropa menaikkan standar kandungan 3-MCPD pada minyak sawit sebesar 2,5 ppm. Sementara untuk negara anggotanya, kontaminasi maksimal 3-MCPD minyak nabati lain yang diproduksi di sana hanya 1,25 ppm.
 
Kebijakan ini jelas diskriminatif karena ada dua batas maksimum untuk kategori minyak nabati. Karena itu, Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) menyatakan keberatan atas kebijakan tersebut. Pasalnya, batasan 2,5 ppm masih dalam batas keamanan (safety level) yang dapat dikonsumsi.
 
Menurut Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, penting untuk membuat batasan kandungan 3-MCPD yang adil dan jelas.
 
“Di samping soal ekspor, juga untuk melindungi pasar domestik. Jangan sampai konsumen disesatkan dengan kepercayaan bahwa minyak sawit lebih buruk dibanding minyak nabati lainnya,” papar Menko saat membuka Forum on 3-MCPD and GE di Jakarta beberapa waktu lalu.
 
 
3-MCPD dan GE Minyak Sawit
 
3-MCPD dan glycidyl esters (GE) merupakan kontaminan bersifat karsinogenik yang terbentuk pada proses penyulingan minyak nabati. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, terutama dengan adanya prekursor seperti klorin dan suhu tinggi.
 
Menurut Ahmadilfitri Md Noor, Head Researcher of Oils & Fats, Processing Technology Research & Development Department Sime Darby Plantation Bhd, ada delapan cara mitigasi 3-MCPD dan GE.
 
Mulai dari perlakuan bahan baku, pencucian dengan air, acid degumming (pemisahan getah dengan asam), chemical refining (pemurnian kimiawi), bleaching (pemucatan), deodorising temperature (penghilangan bau dengan pengaturan suhu), deodorising vacuum (penghilangan bau secara vakum), dan post refining (pascapemurnian).
 
“Sebagai perusahaan terintegrasi, kami memiliki keuntungan karena bisa melihat masalah ini secara hulu dan hilir untuk menemukan solusi mitigasi dengan biaya yang efektif,” jelasnya.
 
 
 
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 312 terbit Juni 2020 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di magzter, gramedia, dan myedisi.
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain