Foto: Istimewa
Dr. Yiyi Sulaeman berada di posisi 149 dari 500 peneliti terbaik nasional
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Peneliti dari Badan Litbang Pertanian, Dr. Yiyi Sulaeman, masuk dalam jajaran 500 peneliti terbaik nasional versi Science and Technology Index (Sinta) yang diumumkan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang PS Brodjonegoro, Kamis (28/5).
Ranking tersebut menggambarkan kondisi yang paling komprehensif dari kualitas peneliti dan dosen yang ada di Indonesia. "Kita bangga ada peneliti sumberdaya lahan yang masuk di level tersebut," ungkap Dr. Husnain, Kepala Balai Besar Penelitian Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Bogor.
Pria yang akrab disapa Yiyi ini, baru saja menjabat sebagai Kepala Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Kalimantan Selatan. Prestasinya, berada di posisi 149 dari 500 peneliti terbaik. Yiyi juga menjadi peringkat 1 lingkup peneliti dari Badan Litbang Pertanian.
Yiyi yang dikenal sebagai ahli pemetaan tanah digital ini telah memiliki segudang aktivitas di dunia ilmiah. Salah satunya, menjadi Lead Editor buku level internasional yaitu Tropical Wetland yang diterbitkan CRC Press tahun 2020.
Publikasi internasional lain terkait rawa di antaranya, Wetland Development for Agriculture in Indonesia 1935 to 2013: Historical perspective and lessons learned. Ia juga menulis review A Framework for development of wetland for agricultural use in Indonesia pada 2019. "Banyak literatur kita yang harus ditulis dalam B. Inggris agar dikenal dunia," kata Yiyi.
Yiyi juga merupakan digital soil mapper pertama di Indonesia yang merintis terobosan metode pemetaan. Ia mencoba memanfaatkan sejumlah data warisan untuk memutakhirkan data tanah di Indonesia.
Yiyi juga merintis pemanfaatan kecerdasan buatan untuk pemetaan tanah. "Banyak metode yang telah populer digunakan di disiplin ilmu lain dapat diadopsi pada disiplin ilmu tanah," kata Yiyi.
Di Tanah Air Yiyi juga berusaha menyederhanakan peta tanah agar dapat dipahami masyarakat umum. Ia misalnya membuat peta tanah-tanah bermasalah seperti tanah salin, tanah dangkal, maupun tanah terjal. "Nama-nama sederhana itu mudah dimengerti," kata Yiyi.
"Kita terus dorong para peneliti kita untuk percepat hilirasi dan go internasional. Salah satunya adalah mengikuti standar pemeringkatan seperti SINTA ini. Ke depan, diharapkan akan banyak peneliti Badan Litbang yang masuk jajaran 500 peneliti terbaik nasional", ungkap Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr. Fadjry Djufri.
Try Surya A
Editor: Windi L.