Senin, 2 Maret 2020

TANAMAN PANGAN : 2020, Produksi Ditarget Naik 7%

TANAMAN PANGAN : 2020, Produksi Ditarget Naik 7%

Foto: Windi Listianingsih
Menteri Pertanian SYL dan jajarannya panen jagung di Aceh

Demi menggenjot produksi padi dan jagung, penanaman akan didorong di tiap-tiap kawasan provinsi di Indonesia.
 
 
Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi dan jagung terus digenjot Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP), Kementan, mengambil kebijakan strategis berbasis kawasan demi penyediaan pangan untuk 267 juta jiwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
 
Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang berlangsung belum lama ini, Ditjen TP menyampaikan target produksi tanaman pangan pada 2020 naik sebesar 7%. Khusus padi, produksinya ditargetkan mampu naik di angka 12,1%.
 
Dengan sistem pengembangan kawasan yang dikelola secara profesional, Kementan berkeyakinan kenaikan produksi bisa tercapai. Namun demikian harus ada yang perlu dibenahi dari aspek sistem logistik dan distribusi. 
 
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menuturkan, program pengembangan kawasan tanaman pangan korporasi (Propaktani) akan diarahkan ke pembagian klaster-klaster.
 
Nantinya, kawasan yang dibentuk bukan sekadar penerima bantuan semata,tapi dikelola secara profesional. “Dalam satu klaster ada 500 ha. Klaster-klaster  ini bisa bergabung menjadi kawasan besar seluas 5.000-10.000 ha. Nantinya terintegrasi dari hulu sampai hilr,” urainya.
 
 
Pembagian Klaster Padi dan Jagung
 
Program Propaktani padi akan dilakukan pada 116 kawasan (kabupaten) di 32 provinsi dengan luasan 8.500 ha/kawasan, 2.000 klaster dengan luas 500 ha/klaster, dan sasaran akhirnya seluas 1 juta ha.
 
Dengan target kenaikan 12,1%, produksi padi yang sebelumnya 52.754.097 ton gabah kering giling (GKG)) pada 2019, diproyeksikan menjadi 59.146.193 ton GKG pada 2020. Adapun luas tanam 11.666.571 ha dengan luas panen 11.276.407 ha dantarget produktivitasnya 52,45 kuintal/ha. 
 
Kemudian untuk jagung, akan dilakukan pada80 kawasan (kabupaten) di 29 provinsi. Terdiri dari 5.000 ha/kawasan, 1.100 klaster dengan luasan 350 ha/klaster, dan target luasan mencapai 400.000 ha.
 
Untuk luas tanam seluas 4.487.696 ha, dengan luas panen  4.332.422 ha dan target produktivitas 55,78 kuintal/ha. Produksi jagung  pada 2020 dibidik mencapai 24,1 juta ton, meningkat 7% dari tahun sebelumnya, yakni sebesar 22,5 juta ton.
 
Dari kawasan yang dikembangkan tersebut, jabar Suwandi, Kementan akan membuat show window kawasan dengan skala luas 50ribu ha.Show windowakandijadikan proyek percontohan pertanian berbasis korporasi.
 
Dirjen melanjutkan, program Propaktani perlu disinergikan dengan investasi dan ekspor. Kawasan dan klaster akan memanfaatkan lokasi yang sudah ada, kemudian ditata dan dioptimalkan.
 
 
Pembiayaan Program
 
Pembiayaan program peningkatan produksi tersebut bisa dari swadaya, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan pembiayaan lainnya. Saat ini, dana APBN yang tersedia di lingkup Ditjen Tanaman Pangan sebesar Rp5,3 triliun.
 
Tentunya nanti ada dukungan juga dari Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, SDM dan lainnya. Pembiayaan melalui kredit bank juga bisa dilakukan. Besarnya KUR untuk Ditjen TP adalah sebesar Rp14,23 triliun.
 
“Pengembangan kawasan jangan hanya bertumpu pada APBN dan APBD, masih ada sumber-sumber lainnya yang bisa dimanfaatkan seperti KUR. Selain itu ada juga dari BLU (BadanLayananUmum) dan LPDB (LembagaPengelola Dana Bergulir),” imbuhnya.
 
Di samping kredit, pemerintah membuka sumber pembiayaan seluas-luasnya, termasuk dari investor. Suwandi meyakini, investor bisa digaet untuk ikut berperan dalam pengembangan kawasan tanaman pangan. Untuk itu, regulasi yang mempermudah berinvestasi masih sedang digodok.
 
Nantinya, klaster-klaster berada di bawah monitoring kostratani di level kecamatan , sedangkan kawasan-kawasan dikendalikan di kostrada level Kabupaten.
 
 
 
Try Surya Anditya, Sabrina Yuniawati

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain