Foto: Lanjar Artama
Kusbiantoro, traktor paling dibutuhkan saat ini
Mekanisasi menjadi kunci pertanian dalam upaya mencapai swasembada pangan.
Product Manager Grain Processing Division PT Rutan, Ricky Wowiling mengatakan, untuk mewujudkan cita-cita swasembada pangan nasional, penerapan mekanisasi pertanian wajib hukumnya. Sehingga suka tidak suka, mau tidak mau petani harus beralih dari sistem manual atau tradisional ke mekanisasi.
"Di tengah semakin sedikitnya tenaga kerja yang mau langsung terjun ke sawah dan masa panen raya yang hampir bersamaan serta biasa terjadi di musim penghujan, mekanisasi menjadi jawaban yang tepat bagi petani di Indonesia," ulasan alumnus Universitas Kristen Petra Surabaya itu di kantor pusat PT Rutan, di Surabaya.
Pria berdarah Manado-Jawa ini juga menjelaskan, untuk menyelamatkan gabah hasil panen diperlukan mesin pengering atau dryer. Tinggal sang petani, mau menyimpan gabah kering giling atau beras.
Perlu Mengedukasi Petani
Meski mekanisasi menjadi kunci dalam mewujudkan swasembada pangan, Ricky mengakui tidak mudah mengajak petani untuk menggunakan alat dan mesin pertanian (alsintan). Masih perlu sosialisasi dan edukasi bagipara petani agar mereka mau beralih memanfaatkan alsintan.
Adanya petani yang masih sulit menerima perubahan, lanjut Ricky, juga menjadi kendala dalam memasarkan alsintan. Transplanter (mesin tanam) misalnya, petani enggan memanfaatkan mesin ini karena dianggap ribet saat mau menanam benih padi. Namun, petani yang sudah maju lebih senang menggunakan alsintan.
Ricky menambahkan, PT Rutan yang berkomitmen turut mewujudkan swasembada pangan nasional dan guna membantu petani, menyediakan mesin-mesin pertanian lengkap, mulai dari pra tanam hingga pascapanen. Alsintan pratanam mulai dari traktor tangan hingga traktor roda empat. Sedangkan alsintan pasca panen misalnya pengering (dryer) dan mesin penggiling gabah yang sekali umpan.
Populasi Alsintan Meningkat
Ricky juga menandaskan, kendati masih ada petani yang belum bisa menerima mekanisasi, populasi alsintan nasional lima tahun belakangan ini meningkat signifikan. Apalagi ada program pemerintah dengan 1.000 dryer.
Seribu dryer ini diambilkan dari masing-masing penyedia atau produsen di seluruh Indonesia. "Untuk PT Rutan sendiri ditargetkan ada peningkatan penjualan sekitar 20%. Namun data secara nasional peningkatan alsintan yang tahu di BPS," terangnya.
Mekanisasi menjadi kebutuhan peningkatan produksi pertanian, lanjut dia, bukan rahasia lagi. Wajar bila negara-negara di Afrika, seperti Tanzania dan Sierra Leone, sampai mengimpor alsintan dari PT Rutan.
Sementara itu Kusbiantoro, Assistant Manager Pre Harvest Division PT Rutan menimpali, program bantuan alsintan pemerintah sangat membantu petani.
Sentra-sentra pertanian di Indonesia, seperti Sumatera Utara, Kalimantan, dan Sulawesi tidak terlepas dari mekanisasi. Dengan mekanisasi, pekerjaan petani lebih efektif dan efisien dilihat dari waktu dan biaya operasional.
Alumnus ITS Surabaya tersebut berpendapat, mesin pra tanam seperti traktor roda empat saat ini dibutuhkan petani. "Pada tahun 2017 pembelian traktor dari kementerian (Pertanian, Red.) sekitar 75 unit. Selain itu ada juga pembelian di luar komersial," ungkapnya.
Lebih jauh ayah dua putra ini menyarankan, pembelian alsintan, sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan luasan lahannya serta topografi lahan. Misalnya, traktor tidak cocok untuk digunakan pada lahan dengan kemiringan 30 derajat.
Lanjar Artama (Kontributor Yogyakarta)