Foto:
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita bersama Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Denpasar, Bali
Bali (AGRINA-ONLINE.COM). Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengajak seluruh masyarakat dan mahasiswa kedokteran untuk tingkatkan kesadaran dan bijak dalam penggunaan antibiotik.
Hal itu disampaikan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita saat “Seminar Nasional dan Demonstrasi Clinical Avian Medicine In Poultry” di hadapan para Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Denpasar, Bali, sabtu (27/4).
"Mengajak masyarat dan mahasiswa untuk tingkatkan kesadaran dan bijak dalam penggunaan antibiotik. Hal ini penting dilakukan karena tidak ada upaya pengendalian global. Diperkirakan 2050 resistensi antimikroba atau AMR akan menjadi pembunuh No.1 di dunia dengan angka kematian mencapai 10 juta jiwa,"ucapnya.
Ketut menjelaskan, Indonesia telah memiliki Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk mencegah dan memperlambat laju AMR. Tujuan strategis RAN ini adalah (1) Peningkatan kesadaran dan pemahaman resistensi, melalui komunikasi, pendidikan, dan pelatihan yang efektif; (2) Memperkuat pengetahuan berbasis bukti (evidence base) melalui surveilans dan penelitian; (3) Mengurangi kejadian infeksi melalui praktek sanitasi, higiene dan pencegahan infeksi; (4) Menggunakan obat anti mikroba secara bijak dalam kesehatan hewan dan manusia; (5) Meningkatkan investasi melalui penemuan obat, alat diagnostik, dan vaksin baru untuk menurunkan penggunaan antimikroba dengan melibatkan kemitraan Public Private Pathnership. "Untuk memperlambat laju AMR, di sektor peternakan,” katanya.
Sabrina Y.