Foto: Istimewa
BB Livet menyelenggarakn Bimtek selama tiga hari (27-29/3)
Bogor (AGRINA-ONLINE.COM). Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Livet) menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku di bidang peternakan. Dalam Bimtek ini dibahas penanganan kelahiran sapi melalui teknik bedah caesar, pengenalan aplikasi Takesi (Teknologi Kesehatan Hewan), serta pengendalian penyakit unggas melalui vaksinasi.
Kepala BB Livet, NLP Indi Dharmayanti mengatakan, kegiatan ini sekaligus menjadi upaya dalam mendukung kesuksesan program Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting) dan Bekerja (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera).
“Pada 2019 kegiatan Upsus Siwab untuk optimalisasi reproduksi ditargetkan angka akseptor 3 juta ekor, angka kebuntingan 2,1 juta ekor dan angka kelahiran 1,68 juta ekor,” paparnya di sela-sela Bimtek yang berlangsung di BB Livet, Bogor, Rabu (27/3).
Meyokong Upsus Siwab
Pada pelaksanaannya, Upsus Siwab tak lepas dari kendala gangguan reproduksi seperti kesulitan melahirkan di lapangan. Kejadian ini umumnya akibat semen yang digunakan dalam inseminasi buatan (IB) berasal dari sapi eksotik seperti Limosin, Simmental, Brangus, dan lainnya.
Hal tersebut mengakibatkan anakan sapi yang dilahirkan berukuran besar, sementara indukannya merupakan sapi lokal yang performanya lebih kecil. “Banyak yang mengalami kesulitan melahirkan dan tidak semua bisa melalui tarik paksa. Satu-satunya jalan adalah bedah caesar,” ulas Indi.
Sementara itu, aplikasi Takesi yang dikembangkan oleh BB Livet bertujuan untuk menambah wawasan peternak mengenai penyakit atau gangguan reproduksi pada ternaknya. Peternak bisa langsung berkomunikasi dengan para ahli (dokter hewan).
Khusus untuk unggas, imbuh Indi, permasalahan yang masih marak dijumpai di lapangan adalah kasus penyakit flu burung (Avian Influenza – AI). “BB Livet mengembangkan aplikasi Avindig. Peternak bisa berkomunikasi dengan dokter hewan di BB Livet,” pungkasnya.
Try Surya Anditya
Editor: Peni Sari Palupi