Senin, 7 Januari 2019

Tekanan Permintaan Warnai Agribisnis 2019

“Prospek agribisnis 2019 dapat kita lihat dari tren kekuatan penawaran dan permintaan, kebijakan pemerintah dan kondisi makro ekonomi nasional, dan ekonomi internasional,” ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000 – 2004, saat diwawancara AGRINA.
 
 
Bagaimana situasi dan kondisi agribisnis pada 2019?
 
Jika ingin melihat prospek agribisnis, khususnya dalam jangka pendek satu tahun ke depan, maka kita harus memperhatikan kekuatan suplai dan permintaan (demand) dari produk-produk pangan dan pertanian, kebijakan yang diambil pemerintah, keadaan makro ekonomi nasional, dan pengaruh ekonomi internasional. 
 
Dari segi permintaan, kita relatif mudah memprediksi karena penggerak utamanya adalah pengaruh pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan. Jika dilihat dari pertumbuhan penduduk, sudah pasti jumlah penduduk Indonesia akan meningkat sekitar 1,49% atau setara 3,5 juta – 4 juta jiwa, mirip populasi Singapura. 
 
Jumlah tersebut sudah pasti membutuhkan pangan dan bahan-bahan pertanian nonpangan. Di samping itu, pendapatan nasional yang bertumbuh lebih dari 5% juga berimplikasi meningkatkan permintaan mungkin lebih besar dari efek pertumbuhan penduduk. 
 
Permintaan akan menjadi lebih besar lagi pada 2019 karena adanya pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Kedua kegiatan tersebut akan meningkatkan mobilitas penduduk lebih tinggi dan biasanya akan diikuti permintaan tambahan makanan yang dikonsumsi di luar rumah. 
 
Faktor yang juga sangat menentukan dari sisi demand komoditas pangan dan pertanian adalah efek perubahan nilai tukar rupiah.
 
Nilai tukar rupiah yang melemah akan membuat produk-produk pangan dan pertanian kita khususnya komoditas perkebunan di pasar internasional akan semakin kompetitif dan meningkat permintaannya.
 
Inilah salah satu penyebab peningkatan permintaan terhadap barang-barang pangan dan pertanian secara nasional. Ini semua akan berpengaruh pada bertumbuhnya permintaan produk-produk pangan dan pertanian secara signifikan lebih besar daripada 2018.
 
 
Bagaimana dari sisi penawaran?
 
Sementara dari sisi suplai produk pangan dan pertanian, kita lebih sulit membuat prediksi yang akurat, lebih banyak ketidakpastiannya dibandingkan prediksi tentang permintaan.
 
Penambahan lahan pertanian kita prediksi semakin sulit terjadi. Usaha peningkatan produktivitas juga tidak menunjukkan adanya tanda-tanda inisiatif baru yang menghasilkan peningkatan produksi secara signifikan. 
 
Kita pun tahu keadaan iklim dan cuaca sangat banyak berpengaruh terhadap suplai dalam negeri. Menurut informasi yang ada saat ini belum ada tanda-tanda perubahan iklim yang ekstrem pada 2019 ini.
 
Sebagai dampak penurunan nilai tukar rupiah pada 2018, maka penawaran produk-produk pertanian, seperti produk-produk perkebunan yang diperdagangkan di pasar internasional akan meningkat juga. Namun efeknya tidak terlalu besar karena durasinya masih belum cukup lama.
 
Demikian juga dengan kebijakan pemerintah. Pada 2019 sangat sulit membayangkan adanya perubahan yang signifikan pada program pemerintah untuk membuat inisiatif baru dalam rangka peningkatan suplai domestik.
 
Namun demikian hasil usaha-usaha pembangunan pada waktu yang lalu akan memberi efek pada pertambahan suplai nasional. 
 
 
Kesimpulannya?
 
Jika dibandingkan tren pertumbuhan permintaan dengan tren pertumbuhan suplai, kita dapat berhipotesis tren pertumbuhan permintaan akan lebih besar. Jadi, secara agregat akan ada tekanan permintaan pangan dan pertanian yang diwujudkan dalam harga-harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan 2018. 
 
Pangan dan pertanian akan menjadi salah satu sumber inflasi dalam negeri. Dengan demikian sebenarnya 2019 ini buat pangan dan pertanian merupakan masa relatif booming. Keadaan ini hampir sama dengan keadaan setelah 2008 walaupun tidak sekontras kondisi 1998 ketika penurunan nilai tukar rupiah lebih parah ketimbang saat ini. 
 
Intinya, dari pengalaman kita 20 tahun belakangan ini, perubahan nilai tukar yang signifikan sangat berpengaruh terhadap kondisi penawaran dan permintaan produk pangan dan pertanian di dalam negeri.
 
 
Untung Jaya

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain