Rabu, 10 Mei 2017

Menanggulangi Sampah Kota Secara Sistematis dan Terintegrasi

Sampah kota apalagi kota besar selama ini sering hanya dilihat sebagai masalah lingkungan dan kesehatan. Sebenarnya dalam masalah itu ada opportunity yang belum kita gali dan manfaat semaksimal mungkin secara sistematis dan jangka panjang,” ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000 – 2004, saat diwawancara AGRINA.

Bagaimana keterkaitan sampah kota dan dunia pertanian?

Sampah kota akan menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan jika tidak ditanggulangi. Masalah ini makin lama akan makin besar dan menimbulkan biaya yang besar pula bagi lingkungan di sekitarnya.

Sampah termasuk sampah organik dihasilkan secara terus menerus karena umumnya berupa limbah rumah tangga, restoran, dan industri yang kebanyakan berada di kota. Sementara bahan organik yang berasal dari hasil pertanian tersebut datang dari luar kota.

Di sisi lain, lahan-lahan pertanian, khususnya sawah, menurut banyak penelitian, sudah sangat rendah kandungan bahan organiknya. Banyak pula yang menyebutnya sudah taraf kritis. Pasalnya, sebagian besar bahan organik hasil pertanian dibawa ke luar dan hanya sebagian kecil yang dikembalikan ke tanah.

Hal demikian bisa berakibat buruk secara jangka panjang terutama untuk peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. Di samping itu, kurangnya bahan organik tanah membuat efisiensi penggunaan pupuk anorganik makro makin lama makin berkurang karena penambahan pupuk anorganik tidak lagi sebanding dengan peningkatan produksi bahkan bisa meracuni tanah.

Jadi ada ketidakterkaitan antara berlimpahnya sisa bahan organik di kota dan kebutuhan yang tinggi akan pupuk organik untuk lahan pertanian di luar kota. Sebenarnya sudah banyak usaha berskala mikro untuk menyambungkan dua masalah di tempat berbeda ini. Namun lebih banyak sebagai kegiatan sporadis dan tidak berkelanjutan dengan kesuksesan yang sangat terbatas. Salah satu hal pokok penyebab ketidaksambungan adalah ketidakmampuan para pengambil kebijakan melihat persoalan ini dari perspektif pendekatan mikro dan ekonomi.

Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 12 Edisi No. 269 yang terbit pada November 2016. Atau klik di www.scanie.com/featured/agrina.html, https://www.wayang.co.id/index.php/majalah/agrina

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain