Kamis, 30 Juni 2016

Sawit Membangun Desa dan Mengurangi Kemiskinan

Sawit Membangun Desa dan Mengurangi Kemiskinan

“Industri minyak sawit Indonesia bersifat inklusif, baik dalam penyerapan tenaga kerja, memacu pertumbuhan ekonomi daerah pedesaan, maupun menurunkan kemiskinan. Juga inklusif secara internasional yakni membagi manfaat ekonomi pada negara-negara pengimpor minyak sawit dari Indonesia,” ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000 – 2004, saat diwawancara AGRINA.

 

”Mengapa banyak pertanyaan dari masyarakat tentang eksklusivitas ekonomi perkebunan sawit Indonesia?”

Pertanyaan ini muncul mengingat banyaknya investasi-investasi besar di Indonesia yang umumnya berupa enclave dan eksklusif seperti sektor-sektor pertambangan multinasional. Nyatanya, perkebunan sawit yang saat ini telah berkembang pada 190 kabupaten merupakan salah satu lokomotif perekonomian yang penting sebagaimana ditunjukkan oleh index multiplier perkebunan sawit yang lebih besar dari rata-rata sektor lain. Multiplier perkebunan sawit tersebut menunjukkan pertumbuhan perkebunan sawit juga menarik pertumbuhan sektor-sektor ekonomi secara keseluruhan, baik melalui mekanisme langsung, mekanisme tak langsung, maupun mekanisme induksi konsumsi.

Dengan demikian dapat disimpulkan, perkebunan sawit Indonesia bersifat inklusif secara ekonomi. Pertumbuhan produksi minyak sawit yang diakibatkan peningkatan investasi, konsumsi, dan ekspor akan menarik pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya dalam perekonomian. Hal ini juga berarti manfaat ekonomi yang diciptakan perkebunan sawit bukan hanya dinikmati mereka yang terlibat secara langsung dalam perkebunan sawit, melainkan juga dinikmati masyarakat yang berada di luar perkebunan sawit.

 

“Bagaimana peranan perkebunan sawit rakyat?”

Struktur pengusahaan perkebunan sawit Indonesia telah mengalami perubahan fundamental yang ditandai dengan peningkatan peran perkebunan sawit rakyat. Pangsa luas areal perkebunan sawit rakyat meningkat dari 2% (1980) menjadi 26% (1990) dan meningkat lagi menjadi 42% (2014) atau mencapai 4,5 juta ha. Bahkan diperkirakan pada 2020 akan mencapai 60%.

Hal itu menunjukkan perkembangan perkebunan rakyat begitu pesat dan dapat digolongkan perkembangan yang revolusioner. Dengan inisiatif dan modal sendiri, rakyat membuktikan perkebunan sawitnya dapat berkembang tanpa harus mengandalkan bantuan/subsidi pemerintah.

Peningkatan luas perkebunan sawit Indonesia, khususnya perkebunan sawit rakyat, menciptakan kesempatan kerja yang besar dalam perekonomian. Pada 2000, jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam industri sawit Indonesia adalah 2 juta jiwa.  Pada 2010, naik dua setengah kali lipat menjadi 5 juta jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan 13,85% per tahun.  Pada 2015 jumlah tenaga kerja naik 70% menjadi 8,4 juta jiwa. Dari total tenaga kerja tersebut, sebanyak 55,3% bekerja sebagai petani, 40% sebagai staf perusahaan, dan 4,7% bekerja sebagai pemasok.

 

“Bagaimana dampaknya terhadap PDB daerah sentra sawit?”

Pertumbuhan produksi perkebunan sawit termasuk dampaknya terhadap sektor rural non-farm akan terlihat dalam Produk Domestik Bruto (PDB) nonmigas dan tambang di daerah sentra sawit di Indonesia. Produksi CPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDB nonmigas sentra perkebunan sawit nasional.

Elastisitas produksi CPO terhadap PDB nonmigas sentra sawit bernilai 2,46. Artinya, peningkatan 1% produksi CPO akan meningkatkan 2,46% PDB nonmigas. Demikian juga peningkatan produksi CPO menurunkan kemiskinan pada kabupaten-kabupaten sentra sawit di Indonesia. Setiap peningkatan produksi CPO sebesar 10%, akan menurunkan persentase penduduk miskin sebesar 7,7%.

Pendapatan per kapita petani sawit plasma dan petani sawit mandiri telah jauh di atas garis kemiskinan nasional. Pendapatan petani nonsawit di sekitar perkebunan sawit jauh di bawah pendapatan petani sawit plasma dan petani sawit mandiri. Perkebunan sawit Indonesia berhasil menarik para petani keluar dari kemiskinan dan menempatkan mereka menjadi penduduk middle income class.

 

Untung Jaya

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain