Rabu, 9 Juni 2010

Tidak Perlu Swasembada Daging Sapi 2014 (Tulisan kedua dari dua tulisan)

“Tidak perlu swasembada daging sapi 2014 bukan berarti kita membiarkan saja sistem dan usaha agribisnis sapi potong. Kita justru harus berupaya mengembalikan kejayaan agribisnis sapi potong dimana kita pernah menjadi eksportir,” ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000 – 2004, saat diwawancara AGRINA.

Hal apa yang perlu dilakukan untuk mengembangkan agribisnis sapi potong?

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, dalam sistem dan usaha agribisnis sapi potong yang perlu dilakukan adalah meningkat daya saing, memberi keuntungan kepada stakeholder-nya, dan melengkapi subsistem yang masih bolong. Untuk meningkatkan daya saing, kita harus mengubah pola pikir peternak dari memelihara sapi sebagai sambilan atau tabungan menjadi bisnis utama dengan skala usaha yang memadai. Sulit rasanya mengembangkan peternakan rakyat yang skala usahanya sangat kecil seperti sekarang ini. Karena itu, skala usahanya harus diperbesar misalnya 20—40 ekor sapi per peternak sehingga ia menjadi spesialis penggemukan seperti pada peternakan broiler.

Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan beberapa persyaratan. Pertama, perlu koordinator bisnis atau integrator yang dapat mensinergikan antarsubsistem dalam sistem dan usaha agribisnis sapi potong. Kedua, industri pembibitan sapi. Dan ketiga, industri pakan sapi baik hijauan, konsentrat, dan atau pakan komplet.

Bagaimana peran koordinator bisnis?

Koordinator bisnis itu adalah usaha yang mengaitkan seluruh sistem agribisnis sapi potong dari hulu sampai ke hilir sehingga menimbulkan sinergi usaha. Dengan demikian produk akhirnya dalam bentuk ternak dan produk ternak dapat bersaing dengan usaha yang sama dari pengekspor ternak tradisional yang ada sekarang ini. Koordinasi bisnis ini harus dilakukan secara efisien dan efektif serta memberikan keuntungan yang memadai bagi koordinator.

Koordinator bisnis bisa pemerintah dan tidak menutup kemungkinan dari dunia usaha dalam bentuk koperasi atau perusahaan terbatas. Dan dari pengalaman akan lebih mudah apabila koordinator bisnis dimulai dari perusahaan terbatas. Jika ditangani pemerintah kendatipun pemerintah mempunyai motivasi yang kuat untuk menjalankan itu tapi personil-personil tidak dapat memperoleh keuntungan langsung sehingga sering tidak berkelanjutan.  

Koordinator bisnis tidak harus memiliki seluruh sistem agribisnis dari hulu sampai hilir. Tapi dia harus mampu menciptakan keterkaitan dan kerjasama antara bisnisnya dan bisnis-bisnis lain dalam suatu sistem agribisnis. Koordinator bisnis ini dapat dimulai oleh usaha penggemukan sapi yang telah ada. Pengusaha penggemukan sapi tersebut selama ini telah mampu mengaitkan bisnisnya dengan industri pembibitan atau penyedia bakalan, penyedia pakan ternak, dan industri obat-obatan. Jika dia menjadi koordinator bisnis, maka dia harus dapat membantu mengembangkan peternakan rakyat untuk meningkatkan skala usaha dan mensinergikannya dengan industri penyedia sarana produksi peternakan. Dan ia juga harus mampu mengusahakan dan atau memfasilitasi financing dan marketing.

Koordinator bisnis ini dapat pula dimulai dari usaha pembibitan atau industri pakan, boleh juga dari industri pengolahan hasil ternak. Jika koordinator bisnis itu dimulai dari industri pakan, dia harus mampu menghasilkan produk pakan yang berkualitas dan biayanya terjangkau oleh para peternak. Sebagai koordinator bisnis sekalipun bisnis utamanya pakan, ia harus mampu membantu para peternak mendapatkan bakalan bermutu yang akan diusahakan oleh para peternak. Demikian juga halnya bila koordinator bisnis itu adalah industri pembibitan dan pengolahan produk ternak.

Bagaimana dengan subsistem pembibitan dan pakan?

Bibit adalah blue print dari agribisnis yang akan menentukan kemajuan dari usaha peternakan sapi. Pengalaman dari komoditas lain, bibit merupakan kegiatan yang research and technology intensive yang membutuhkan investasi cukup besar dan bersifat jangka panjang agar keuntungan dapat dipetik  dari usaha tersebut. Namun usaha pembibitan juga bisnis dengan perhitungan laba rugi sehingga perlu ada insentif dari pemerintah untuk membantu para pelaku pembibitan. Pemerintah perlu merangsang industri pembibitan secara kompetitif dalam konsep untuk mendapatkan insentif dari pemerintah. Hal ini untuk mencegah monopoli dan KKN.

Sementara industri pakan sapi harus dapat menyediakan pakan sesuai kebutuhan sapi akan pakan hijauan dan konsentrat. Industri pakan mengusahakan pakan hijauan dengan menanamnya dalam skala luas pada musim hujan dan mengawetkannya dalam bentuk kering untuk kebutuhan pada musim kemarau. Apalagi saat ini teknologi pengawetan pakan hijauan sudah kita kuasai. Sehingga peternak tidak lagi harus mengarit rumput untuk memenuhi kebutuhan sapinya. Selain itu, pakan konsentrat harus dihasilkan oleh industri sehingga kita memperoleh konsentrat yang berkualitas dan kontinu.

Untung Jaya 

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain