“Pengelolaan HPH Restorasi oleh Yayasan BOS tidak hanya menyelamatkan orangutan, secara langsung dan tidak langsung juga ikut serta dalam penyelamatan fauna dan flora yang ada dalam kawasan HPH Restorasi tersebut,” ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000 – 2004, saat diwawancara AGRINA. Prof. Bungaran Saragih juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo.
Mengapa kita perlu memberi perhatian khusus pada orangutan?
Orangutan adalah salah satu dari kelompok kera besar dunia selain gorila dan simpanse. Orangutan satu-satunya kera besar yang ada di Asia dan hanya ada di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Menurut laporan, pada 1960-an masih ada sekitar 300 ribu orangutan, tapi catatan terakhir hanya tinggal 40.000—50.000 ekor. Jadi, telah terjadi penurunan populasi yang sangat drastis selama beberapa dekade terakhir. Jika tidak ada usaha yang serius dan berhasil untuk mencegah kepunahan orangutan ini, barangkali dalam tempo 20 tahun ke depan orangutan hanya akan tinggal sejarah.
Salah satu penyebab berkurangnya populasi orangutan adalah berkurangnya secara drastis areal hutan di Sumatera dan Kalimantan. Pengurangan areal ini disebabkan oleh banyak hal, antara lain kebakaran hutan, eksploitasi hutan untuk keperluan usaha kehutanan, pertanian, pertambangan, dan pemukiman. Malah belakangan ini pembukaan hutan untuk keperluan pengembangan perkebunan kelapa sawit yang sangat pesat dituduh sebagai penyebab kehilangan habitat orangutan.
Jadi karena kehilangan habitatnya, banyak orangutan yang terpaksa mengalami konflik dengan masyarakat. Umumnya orangutan akan selalu dalam posisi terdesak pada konflik itu.
Apa saja usaha yang telah dilakukan untuk menyelamatkan orangutan?
Telah banyak usaha dari pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat untuk menyelamatkan orangutan dari kepunahan. Salah satu organisasi yang secara serius dan besar-besaran dalam penyelamatan orangutan adalah Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo atau The Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS). Selama hampir 20 tahun terakhir yayasan ini telah menyelamatkan 1.300 orangutan yang tercampak dari habitatnya. Yayasan ini melakukan usaha penyelamatan, rehabilitasi, dan pelepasliaran kembali.
Yayasan ini telah melepasliarkan kembali sebanyak 400 orangutan ke habitatnya. Namun selama delapan tahun terakhir yayasan ini tidak mampu mendapatkan lokasi yang baik dan aman untuk pelepasliaran orangutan. Karena itu, masih ada sekitar 900 orangutan yang tinggal di dalam kandang-kandang milik yayasan ini di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Akibat kesulitan mendapatkan hutan yang baik dan aman untuk pelepasliaran orangutan, Yayasan BOS bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan akan mengubah strategi pelepasliaran orangutan. Jika selama ini orangutan dilepasliarkan ke hutan lindung dan taman nasional, maka pada masa yang akan datang Yayasan BOS berusaha memperoleh Hak Pengusahaan Hutan (HPH) agar dapat mengelola, mengamankan, dan merestorasi sendiri HPH yang sudah rusak untuk dipersiapkan menjadi tempat pelepasliaran orangutan yang disebut HPH Restorasi.
Apa bedanya dengan HPH selama ini?
Berbeda dengan konsep HPH selama ini berjalan, yaitu perusahaan mengurus izin HPH untuk menebang pohon. Sedangkan Yayasan BOS memohon izin HPH untuk menanam kembali dengan tanaman-tanaman yang menyediakan makanan dalam jumlah cukup buat orangutan dan tempat tinggal yang aman dan nyaman buat orangutan yang dilepasliarkan ke dalamnya.
Untuk 900 orangutan dibutuhkan areal sekitar 90.000—150.000 ha untuk satu generasi. Bila kita mau mempersiapkan untuk tiga generasi, maka diperlukan HPH sebanyak tiga kali lipat. Inilah ambisi Yayasan BOS untuk ikut membantu pemerintah menyelamatkan orangutan dari kepunahan.
Perbedaan lainnya, HPH dengan memanen kayu bisa memperoleh keuntungan dari usahanya sehingga mampu membiayai kegiatan usahanya, bahkan mendapatkan keuntungan. Sedangkan HPH Restorasi tidak memanen kayu, maka sangat sedikit kemungkinannya untuk memperoleh keuntungan finansial. Namun kegiatan HPH Restorasi sudah pasti akan memberikan keuntungan yang lebih besar kepada masyarakat dibandingkan keuntungan finansial dari memanen pohon. Keuntungan HPH Restorasi antara lain berupa penyelamatan orangutan, pelestarian flora dan fauna lain, pengaturan hidrologi di hilir kawasan, dan penanggulangan pemanasan global.
Sayangnya semua keuntungan tersebut tidak bisa dikuantifikasi secara moneter dan tidak dapat dipungut dari orang-orang yang mendapatkan manfaat. Karena itu, yayasan harus mengandalkan pembiayaan kegiatannya yang sangat besar dari donasi para dermawan. Selain itu, yayasan juga perlu bantuan fiskal dari pemerintah dalam bentuk penghilangan pajak dan pungutan, bahkan juga subsidi langsung. Namun yang paling diharapkan oleh yayasan adalah donasi para dermawan khususnya dari dunia usaha.
Untung Jaya