Selasa, 23 Juni 2009

Masa Depan Kelapa Sawit Indonesia di Tangan Petani

Tulisan Kedua dari Dua Tulisan

“Salah satu hal yang patut dihargai adalah jiwa enterpreneurship yang dimiliki petani sawit independen (rakyat) yang berkontribusi cukup besar dalam industri kelapa sawit di Indonesia,” ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec, Menteri Pertanian periode 2000 – 2004, saat diwawancara AGRINA. 

Mengapa perkebunan rakyat besar kontribusinya dalam industri kelapa sawit kita?

Dari total perkebunan sawit rakyat, 25% dikelola dalam bentuk PIR dan 75% lagi dimiliki oleh petani independen. Luasnya mencapai 2,29 juta ha, sekitar tiga kali luas perkebunan milik negara. Secara umum, beberapa peran perkebunan rakyat dapat diringkas sebagai berikut. Kontribusinya besar terhadap areal kelapa sawit Indonesia, 46,32% dari total areal. Begitu pula sumbangannya terhadap produksi minyak sawit mentah (CPO), mencapai 35,62% dari total produksi. Perkebunan rakyat juga berkontribusi terhadap pengembangan agribisnis sawit di Indonesia, khususnya memenuhi kebutuhan bahan baku industri yang berbasis minyak sawit.

Selain itu, perkebunan rakyat turut menyumbang perolehan devisa bagi negara. Tak kalah pentingnya berperan pada penurunan tingkat kemiskinan di Indonesia melalui penciptaan lapangan kerja.  Petani sawit di perkebunan rakyat mencapai 1,3 juta kepala keluarga dan 69,2%-nya adalah petani independen dan sisanya 30,8% adalah petani plasma, termasuk transmigrasi spontan yang dilakukan para petani. Serta pengembangan ekonomi regional, khususnya di beberapa provinsi wilayah sentra kelapa sawit.

Bagaimana peluang perkebunan kelapa sawit rakyat?

Peluang terbesar perkebunan rakyat Indonesia adalah menjadi pelaku utama dalam industri kelapa sawit Indonesia pada masa mendatang. Bahkan mampu menggantikan posisi perkebunan swasta dan perkebunan negara, khususnya pada on farm agribusiness.  Secara ringkas perkebunan rakyat berpeluang dalam hal sebagai berikut.

Peluang pasar dalam negeri yang terbuka luas untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Peluang pasar internasional yang dapat dilakukan melalui keikutsertaan petani pada program sertifikasi dalam jangka menengah. Apalagi kritik internasional akan semakin kecil karena diusahakan oleh petani yang dapat menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat. Dan perbaikan pengelolaan di tingkat on farm juga akan membuka peluang bagi perkebunan rakyat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan, yakni dengan meningkatkan produktivitas kelapa sawit rakyat. 

Selain itu, peluang peningkatan kualitas dan produktivitas sekaligus memberikan peluang untuk memperoleh harga yang lebih tinggi. Peluang perluasan usaha rakyat relatif mudah dan tidak membutuhkan perizinan yang sulit. Jadi potensi ketersediaan lahan kelapa sawit di Indonesia sekitar 26 juta ha akan cepat direbut petani karena beberapa kemudahan yang mereka miliki. Mereka pun berpeluang membangun pabrik pengolahan dalam wadah asosiasi atau koperasi.

Apa tantangan perkebunan kelapa sawit rakyat di Indonesia?

Tantangan utama yang dihadapi perkebunan rakyat kelapa sawit Indonesia adalah aspek produktivitas yang masih rendah (2,39 ton CPO per ha). Tanaman sawit rakyat masih potensial dikembangkan produktivitasnya hingga 4 ton CPO per ha sebagaimana perkebunan swasta dan perkebunan negara. Rendahnya produktivitas ini merupakan titik lemah yang membuat daya saing perkebunan rakyat sangat rendah.

Dalam jangka pendek, perkebunan rakyat masih mempunyai peran yang sangat besar khususnya dalam memenuhi pasar dalam negeri. Namun tantangan dari pencapaian produktivitas yang masih rendah harus dipikirkan sejak saat ini. Bagaimanapun permintaan minyak sawit masih tetap tinggi di pasar internasional, khususnya untuk kebutuhan food oil and fats.  

Peran minyak sawit di pasar internasional akan semakin tinggi bila dikaitkan dengan pengembangan biodiesel berbahan baku kelapa sawit untuk sumber bahan bakar atau energi alternatif. Lalu, posisi Indonesia sejak tiga tahun terakhir sudah menjadi produsen minyak sawit utama dunia sehingga posisinya semakin strategis.

Semua kondisi tersebut akan berdampak pada industri kelapa sawit dalam negeri sekaligus menempatkan petani atau perkebunan rakyat semakin strategis. Dan program peningkatan daya saing petani perkebunan rakyat kelapa sawit menjadi agenda penting. 

Penguatan kelembagaan petani sawit juga merupakan hal yang penting dilakukan.  Pembinaan petani dilakukan khususnya untuk menjawab tantangan standar mutu pasar internasional dalam jangka menengah maupun peningkatan posisi petani melalui pengembangan petani ke industri hilir.

Artinya, penguatan daya saing petani dapat dilakukan dengan modernizing atau perbaikan kualitas dan produktivitas. Dan tak kalah pentingnya organizing kelembagaan dalam bentuk asosiasi, koperasi atau lainnya.

Untung Jaya

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain