Tahun 2008 tampaknya merupakan tahun padi dan serealia. Itu karena kinerja cemerlang dari padi, jagung, dan kedelai. Angka ramalan (ARAM) II BPS per 1 Juli 2008 menunjukkan, produksi padi 59,877 juta ton (GKG) atau naik 4,76% dibandingkan angka tetap (ATAP) 2007 yang 57,157 juta ton gabah kering giling (GKG). Ini adalah kenaikan sekitar 2,72 juta ton GKG. Direktur Budidaya Serealia, Ditjen Tanaman Pangan Deptan, Siwi Purwanto (kepada Sinar Harapan, 2 Juli 2008) malah merasa yakin, sasaran produksi padi tahun ini, 60 juta—61 juta ton, bisa tercapai.
Produksi jagung diramalkan 14,854 juta ton atau naik 11,79% dibandingkan ATAP 2007 yang 13,287 juta ton pipilan kering. Berarti ada tambahan 1,57 juta ton. Kedelai sekalipun belum sampai memenuhi kebutuhan nasional yang 2 juta ton, mengalami kenaikan paling menonjol, 22,11%. ARAM II produksi kedelai 2008 mencapai 723.540 ton biji kering, berarti 131 ribu ton lebih tinggi dari capaian produksi 2007 yang 592.534 ton. Tapi sebenarnya, pada 2006 produksi kedelai nasional sempat mencapai 747.611 ton. Dan untuk 2008 Deptan menargetkan produksi kedelai sebanyak 750 ribu—800 ribu ton.
Angka-angka yang dilaporkan BPS per 1 Juli 2008 adalah perkiraan yang bisa dicapai berdasarkan pantauan terhadap realisasi musim tanam Januari-April 2008 plus ramalan periode Mei-Desember 2008. Ini capaian terbesar dalam sejarah pertanian Indonesia, juga pengulangan rekor tahun sebelumnya. Pada 2007, produksi padi mencapai 57,16 juta ton GKG atau naik 4,96% dari capaian produksi 2006 (54,45 juta ton GKG). Demikian pula produksi jagung 2007 yang mencapai 13,287 juta ton atau naik 14,45% dari produksi 2006 yang 11,6 juta ton pipilan kering.
Kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan luas panen serta kenaikan produktivitas. Luas panen berarti luas lahan, sedangkan produktivitas terkait pada benih, pemupukan, pola tanam, penyuluhan, karakter alam setempat. Yang pasti, persaingan lahan bagi ketiga komoditas pangan itu sangat sengit. Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengakui, kendati negeri ini agraris, tapi mengingat lahan yang terbatas dan jumlah penduduk yang amat besar, tak mungkin memenuhi seluruh kebutuhan pangan sendiri. Karena itu, harus dipilih komoditas strategis sebagai prioritas. Pemerintah, kata Menteri, memilih lima komoditas strategis yaitu: padi, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi.
Mengingat laju pertambahan penduduk, laju penyusutan lahan pertanian, imbas dari tarik menarik food, feed, fuel, serta gangguan perubahan iklim, maka penanganan masalah pangan memang tidak bisa dengan business as usual. Harus selalu dilakukan terobosan di semua lini. Siapa pun yang memimpin pemerintah akan selalu “pasang badan” dengan regulasi, memberi fasilitas subsidi, membangun atau merehabilitasi infrastruktur, menambah areal. Dan tentunya dibarengi oleh segenap pemangku kepentingan untuk terus menggiatkan litbang, mengembangkan teknologi dan pola tanam, memanfaatkan pupuk yang benar, mencari benih unggulan, melakukan penyuluhan.
Berita menggembirakan terbaru adalah, demi meningkatkan produksi pangan, tahun depan pemerintah akan menganggarkan subdisi pupuk dan benih sampai Rp35 triliun. Ini dinyatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika mengadakan dialog dengan petani di Tasikmalaya, Jumat 19 September lalu.
Sebagai media, AGRINA senantiasa mendorong dan menjadikan dirinya mimbar bagi berbagai stakeholders yang bergairah mempromosikan keunggulan dari terobosan mereka di bidang pertanian pangan. Kali ini kami kembali mengedepankan tentang budidaya jagung hibrida. Tentang prospeknya yang cerah dan perannya untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan. Tentang kecocokan lahan dan lokasi penanamannya, penyelamatan dari hama dan penyakit, pemupukannya. Mengapa jagung? Karena untuk jangka panjang, harganya sangat bagus dan akan lebih bagus lagi. Pasar jagung untuk dunia dan domestik begitu besar karena komoditas itu diincar untuk pangan, sekaligus untuk pakan, dan untuk bio energi. Tahun ini, tahun depan, dan tahun-tahun selanjutnya, jagung masih tampil sebagai primadona. Beras dan kedelai diharapkan pula menjaga kinerja bagusnya.
Daud Sinjal