Buat kami, Mei 2008 adalah bulan yang ramai. Ramai oleh interaksi, silaturahmi, seminar, diskusi. Seperti pembaca ketahui, pada 6 Mei, AGRINA (bersama harian umum “Sinar Harapan”) menyelenggarakan seminar “Ketersediaan Pangan dan Keterjangkauan Harga” untuk mencari adjustment jangka pendek dan jangka panjang terhadap krisis pangan. Dan pada 28 Mei, kami menggelar seminar tentang “Peranan Jagung dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan”.
Kedua kegiatan itu adalah bagian dari rangkaian peringatan ulang tahun ke-3 tabloid kesayangan Anda ini. Sejumlah besar undangan, narasumber, pemangku kepentingan mengikuti kedua seminar tersebut dengan antusias. Mereka tidak beranjak dari ruangan dari awal sampai akhir, bahkan sebagian kecil tamu masih betah bercengkerama walau acara sudah ditutup.
Di antara dua seminar itu, AGRINA juga dilibatkan secara aktif dalam dua kegiatan lain yang cukup berbobot, yakni roundtable discussion di Sekolah Pascasarjana IPB pada 19 Mei dan World Palm Oil Summit and Exhibiton (WPOSE) 2008 di Jakarta Convention Center, 21–23 Mei. Di Sekolah Pascasarjana IPB, Pemimpin Redaksi AGRINA didudukkan bersama Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, Prof. Khairil Anwar, ilmuwan pertanian terkemuka Prof. Sjamsoe’oed Sadjad serta 17 pakar pertanian dan ekonomi energi/energi alternatif dari IPB dan Trisakti, memfokuskan bahasan “Ancaman Krisis Energi dan Kedaulatan Bangsa”. Sedangkan di WPOSE, Pemred menjadi salah satu dari sembilan panelis pada acara Business to Media & Community bersama Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Gubernur Provinsi Riau, wakil-wakil dari WWF, Greenpeace, PTPN III, asosiasi kelapa sawit Malaysia, Sawit Watch, Astra Agro Lestari, DMSI, dan National Geography.
Pada seminar tentang “Peranan Jagung dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan”, Menteri Pertanian Anton Apriyantono yang memberikan keynote address, menekankan tentang kerjasama, koordinasi dan sinergi dari berbagai instansi terkait, LSM, swasta, serta partisipasi masyarakat. Menteri menyatakan AGRINA dapat membangun sinergi informasi untuk mewujudkan cita-cita peningkatan produksi jagung yang merupakan bagian dari ketahanan pangan yang kuat dan berkesinambungan. Apa yang dikatakan oleh menteri pertanian tersebut benar adanya karena tabloid ini memang diterbitkan untuk menjembatani dan mempertemukan pemangku kepentingan dari semua jenis agribisnis.
Sejak awal AGRINA memang berusaha melangkah konsisten, bukan hanya pada kegiatan penulisan, tapi juga pembangkitan nalar dan pertukaran gagasan tentang agribisnis melalui seminar dan diskusi. Namun, harap dimaklumi, pada kenyataannya kegiatan-kegiatan tersebut bukanlah melulu orisinil dari kami, melainkan merupakan saran dan ajakan dari para pelaku agribisnis, baik swasta mau pun BUMN, baik jawatan di pusat maupun di provinsi dan kabupaten/kota, serta LSM dan eksponen masyarakat yang peduli. Boleh dibilang, dari semua seminar tahunan dan diskusi bulanan yang kami gelar, hampir setengahnya merupakan kemitraan dengan berbagai pihak tersebut di atas.
Pada lain sisi, kegiatan seminar dan diskusi tersebut serasa menyegarkan kembali interaksi dan silaturahmi. Pada pertemuan antar-berbagai kalangan pertanian selalu berjangkit suasana kejiwaan yang lapang, hangat, dan down to earth, tidak mengada-ada, tidak mengenal pangkat. Mereka seakan tersirap oleh “fatwa” Xenophon (filsuf Yunani, 427–355 SM), “Pertanian adalah ibu dan mengayomi segala budaya lainnya. Manakala pertanian berjalan baik, semua budaya lainnya raharja, manakala ditelantarkan, semua bakal binasa”. Membahas pertanian memang serasa menerawang nasib dan keberadaban manusia di tengah semesta alam, anugerah dan berkah dari tanah-air seisinya, dari udara yang dihirupnya, perilaku hidupnya bersama tetumbuhan dan mahluk hidup lainnya.
Penerbitan ini akan terus mengajak semua pihak yang peduli dan berkepentingan dengan pertanian, serta usaha pertanian dalam range yang luas, di hulu maupun di hilir, on farm maupun off farm, untuk bekerjasama dan bermitra. AGRINA ini akan maju bersama khalayak pembaca yang meluas dan dukungan kemitraan yang saling menguntungkan dari komunitas pelaku agribisnis dari berbagai jenis dan tingkatan.
Daud Sinjal