Senin, 14 April 2008

SUARA AGRIBISNIS : Swasembada Daging Sapi 2010?

“Pemerintah menjerat dirinya dengan janji yang tidak bisa dia penuhi karena tidak mungkin dan tidak perlu swasembada daging sapi pada 2010,” ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000 – 2004, saat diwawancarai AGRINA.

Mengapa demikian?

Karena daging sapi bukanlah komoditas strategis, seperti beras, jagung, gula, dan kedelai. Untuk komoditas tersebut kita harus berupaya sekuat tenaga agar mampu memenuhi kebutuhan kita sendiri. Oleh karena itu kita harus kritis dan hati-hati mengenai swasembada daging sapi. Apalagi target tersebut ingin dicapai dalam waktu yang sangat singkat. Istilah swasembada daging sapi 2010 itu sama artinya pada tahun tersebut kita tidak lagi mengimpor sapi dan daging sapi. Itu jelas tidak mungkin.

Jadi istilah swasembada daging sapi yang digunakan saat ini tidak teliti dan tidak berguna karena tidak mungkin dicapai. Memang kita telah mampu swasembada telur dan daging ayam, kambing, serta babi. Sedangkan swasembada daging sapi 2010 itu omong kosong. Alasannya, kita tidak punya bibit yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. Mengimpor bibit pun kita sulit karena harganya sangat tinggi.

Biarkan saja dalam jangka waktu tertentu kita mengimpor sapi dan daging sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Namun persyaratan kesehatan harus tetap diutamakan. Dalam hal kesehatan hewan ini, saya lebih percaya pada prinsip country base dibandingkan zone base. Zone base itu sangat susah, apalagi kalau negaranya terdiri dari satu daratan dan satu pelabuhan. Penyakit dan ternak itu tidak ada batas administrasinya, jadi tidak ada dasar yang kuat menggunakan zone base. Beda dengan Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan banyak pelabuhan.

Tapi jangan juga importasi dijadikan solusi karena tidak ada solusi yang mudah untuk mengatasi masalah jangka panjang. Mari kita berpikir jangka panjang untuk mengatasi masalah jangka panjang. Masalah kecukupan daging sapi adalah masalah daya saing. Daya saing tidak bisa diselesaikan dalam satu musim tapi dalam satu generasi.   

Apa kunci agar kita mampu mencukupi kebutuhan akan daging sapi dalam negeri?

Langkah awalnya meningkatkan daya saing produksi daging sapi dalam negeri. Sehingga daging sapi dalam negeri mampu bersaing dengan daging impor. Yang pada akhirnya dengan kemampuan daya saing yang tinggi, kita akan mencapai swasembada daging. Daya saing dapat dtingkatkan dengan menaikkan produksi dan produktivitas sapi dalam negeri.

Bagaimana upaya yang perlu dilakukan agar kita dapat meningkatkan daya saing sehingga mampu memenuhi kebutuhan akan daging sapi di dalam negeri?

Pertama, kembangkan pembibitan di dalam negeri. Dan pengembangan pembibitan dalam negeri tidak bisa hanya bicara dua tahun tapi 20 tahun. Dan jika kita ingin mengembangkan pembibitan dalam negeri, apakah kita akan kembangkan sapi lokal atau impor dari negara-negara yang bebas penyakit zoonosis? Kemudian bagaimana program pengembangannya? Selama ini kita sudah bikin banyak program inseminasi buatan (IB), sayangnya IB tersebut tidak menghasilkan induk sapi untuk pengembangan pembibitan sapi dalam negeri. Karena itu kita harus mengubah program IB menjadi program pembibitan sapi nasional, sedangkan IB hanyalah salah satu alat yang penting dari program tersebut.

Kedua, harus dihidupkan perusahaan-perusahaan pembibitan sapi nasional baik swasta maupun BUMN. Misalnya, perusahaan-perusahaan penggemukan sapi yang ada. Perusahaan-perusahaan penggemukan sapi yang telah mengembangkan pembibitan sapi impor kita ajak juga membibitkan sapi lokal. Jika tetap membibitkan sapi impor diupayakan pengembangannya menjadi sapi lokal sehingga kita tidak perlu mengimpor bibit nantinya.

Ketiga, hal itu tidak mungkin hanya diserahkan kepada sektor swasta, harus ada investasi pemerintah. Perlu kerjasama pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten. Memang peternakan sudah didaerahkan tapi itu hanya budidayanya. Pengembangan teknologi pembibitannya masih bisa menjadi tugas nasional. Kalau kita ingin mengembangkan bibit dalam negeri, katakanlah sapi bali, maka diperlukan kerjasama pemerintah pusat dengan Pemda Bali. Keduanya bekerjasama membuat rencana jangka panjang pembibitan sapi secara nasional. Dan Pulau Bali dijadikan sentranya. Selain itu, diperlukan juga dukungan penelitian tentang pengembangan pembibitan sapi dari pemerintah.

Keempat, hapuskan semua hambatan tarif untuk impor induk, kecuali hambatan kesehatan hewan. Jadi kita menghilangkan inkonsistensi antara Ditjen Peternakan, Badan Karantina, dan Ditjen Perpajakan. Bahkan bila perlu, pemerintah memberi subsidi untuk program pembibitan sapi nasional misalnya dengan memberi insentif pajak baik PPN maupun PPh. Dengan demikian diharapkan perusahaan memperoleh insentif dari setiap ekor induk yang dia beli.

Solusi jangka pendeknya?

Solusi jangka pendek terhadap masalah daging sapi kita saat ini adalah meningkatkan kemampuan dalam negeri untuk menyuplai daging sapi secara lebih kompetitif. Suplai daging sapi dalam negeri bisa lebih kompetitif jika daya saingnya dapat ditingkatkan. Dan secara lambat laun kita mampu mengurangi importasi daging sapi, bahkan suatu ketika menjadi pengekspor daging sapi. Jika hal tersebut belum mampu kita lakukan maka mengimpor tidak menjadi masalah, asalkan mengimpor sapi dan daging sapi yang sehat.

Untung Jaya

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain