Senin, 17 Maret 2008

Bali Tanam Seribu Hektar Kapas

Bali, yang terkenal dengan daerah wisatanya, kini dilirik pemerintah sebagai salah satu sentra produksi kapas.

Dalam rencana pengembangan kapas nasional dua tahun terakhir, Provinsi Bali ditargetkan menjadi daerah baru bagi pengembangan produksi kapas. Pasalnya, provinsi wisata ini memiliki potensi lahan untuk pengembangan kapas cukup luas, sekitar 10 ribu hektar (ha) yang tersebar di 4 kabupaten, yaitu Buleleng, Klungkung, Jembrana, dan Karangasem.

Demikian diungkapkan Dr. Ir. Agus Hasanuddin Rachman, Direktur Tanaman Semusim Ditjen Perkebunan, Deptan. Ia menambahkan, sekarang sudah dilakukan penanaman dengan pengawasan teknis oleh Dinas Perkebunan Provinsi Bali dan Dinas Perkebunan Kabupaten potensial ditanami, serta para Ketua Kelompok Tani Kapas. Lokasi utama pengembangan kapas di Bali adalah Nusa Penida dan Buleleng. Di antara dua daerah itu, Buleleng yang paling luas ditanami, yaitu  mencapai 800 ha.

Lebih dari 1.000 ha

Di Buleleng, menurut Ir. Komang Gede Yasa, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), saat ini ada dua kecamatan yang sudah menanam kapas, yakni Seririt dan Kubutambahan. Selain itu, wilayah lain yang berpotensi ditanami kapas meliputi Tejakula, Sawan, Banjar, dan Gerokgak.

Berdasarkan hasil survei kesesuaian lahan yang dilakukan Balai Penelitian Tembakau dan Serat (Balittas) Malang pada 2006, Buleleng dan Klungkung memiliki potensi lahan efektif untuk kapas sekitar 4.500 ha, masing-masing 3.600 ha dan 900 ha Hasil survei ini dijadikan dasar pelaksanaan akselerasi pengembangan kapas 2007 dengan target penanaman seluas 1.000 ha, masing-masing 800 ha di Buleleng dan 200 ha di Klungkung.

Sedangkan di Karangasem dan Jembrana, hasil survei kesesuaian lahan yang dilakukan pada 2007 lalu menunjukkan, ada sekitar 5.000 ha yang potensial untuk ditanami kapas. Hasil survei ini dijadikan dasar pelaksanaan akselerasi pengembangan kapas 2008 dengan target  masing-masing seluas 200 ha. “Diharapkan hingga akhir tahun, target pengembangan kapas 1.200 ha untuk Bali dapat tercapai,” ucap Agus.

Jaminan Harga

Dalam program peningkatan produktivitas kapas ini, pemerintah pusat bersama-sama pemerintah daerah setempat akan memfasilitasi petani dalam mengelola pertanian kapas. Petani tinggal memelihara, sementara bibitnya dibagikan gratis oleh pemerintah. Program pembagian benih gratis ini berlangsung hingga 2009. “Bukan itu saja, pasokan pupuk juga akan dibantu pemerintah sebesar 25% dan sisanya lagi 75% akan dibiayai dari bantuan kredit permodalan lunak Bank Mandiri,” ungkap Agus.

Selain itu, hasil panen petani berupa kapas berbiji pun dijamin akan dibeli perusahaan pengelola yang ada di Bali, yaitu PT New Asia Mandiri. Perusahaan ini akan membeli dengan harga patokan pemerintah.

Harga pembelian kapas setiap tahun mengalami peningkatan seiring dengan harga kapas internasional. Pada 2007 harga kapas berbiji Rp2.500 per kg, dan tahun ini harganya naik menjadi Rp 3.000 per kg.

Di samping perluasan lahan, produktivitas kapas juga digenjot dengan penanaman varietas unggul, yaitu kapas hibrida asal China. Kapas hibrida ini dari segi produksi jauh lebih banyak dibandingkan varietas Kanesia. Setiap satu hektar lahan akan menghasilkan 4,2 ton kapas berbiji, sedangkan Kanesia hanya mampu berproduksi 2 ton. Dengan makin luasnya penanaman kapas dan jenis kapas yang dikembangkan akan mampu memenuhi kebutuhan kapas yang begitu tinggi.

Yan Suhendar

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain