Jika Anda sedang mencari usaha baru yang mendatangkan cukup keuntungan, boleh jadi usaha pembenihan ikan nila salah satu jawabannya.
Demikian diungkapkan Hangabdi Wiyono, Ketua Kelompok Tani Ikan (KTI) Mitra Nusantara, ketika ditemui AGRINA di areal kolam milik kelompok tersebut di Dusun Tajem, Kec. Maguwoharjo, Kab. Sleman, DIY. Pengalaman Wiyono di dunia perikanan sudah puluhan tahun, meski awalnya ia adalah petani padi dan pengelola pom bensin.
Bisnis perikanan dirasakan lebih potensial sehingga ia meninggalkan kedua usaha tersebut. Hanya sawah yang masih dipertahankan, itu pun pengerjaannya diserahkan kepada orang lain. Berbagai jenis ikan ia budidayakan, antara lain lele, gurami, dan nila. Khusus untuk nila, Wiyono sudah mencobanya sejak 1997.
Mitra PT Aquafarm Nusantara
Pemasaran benih nila, bisa dibilang bukan lagi kendala bagi Wiyono karena sejak 1999 dipercaya menjadi mitra sekaligus penyuplai benih nila ke PT Aquafarm Nusantara. Model kemitraannya, perusahaan pengekspor nila ini menitipkan benih ukuran 1—2 cm untuk dibesarkan kelompok. Setelah dipelihara selama 50— 55 hari dan benih mencapai bobot 12—15 gram per ekor. Perusahaan kemudian membeli benih tersebut dengan harga Rp12.500 per kg atau Rp148—Rp189 per ekor.
Menurut Wiyono, anggota KTI Mitra Nusantara membeli benih nila ukuran 1—2 cm seharga Rp13 per ekor sehingga pada akhir pemelihraan mereka mendapatkan keuntungan Rp135—Rp176 per ekor. Dari kolam seluas 100 ha, KTI Mitra Nusantara rata-rata menghasilkan benih 45 ton (2,97 juta—3,78 juta ekor) per bulan.
Pihak Aquafarm yang memiliki keramba jaring apung (KJA) di Waduk Gajah Mungkur-Wonogiri dan Waduk Wadas Lintang-Wonosobo membeli 20 ton. Sedangkan sisanya dijlempar ke pasar bebas, seperti Jombor (Klaten), Kedung Ombo, Wonogiri, Cirata, dan seputar Yogyakarta.
Menurut Wiyono, produksi benih sebanyak itu sebenarnya masih belum bisa memenuhi permintaan pasar. Di sela-sela perbincangan, seorang pedagang benih ikan memberi informasi bahwa saat ini ia kewalahan memenuhi permintaan benih nila. Ia hanya mampu memenuhi 50% permintaan yang mencapai 8 ton sehari. Salah satu biang keladi seretnya produksi benih nila di wilayah ini adalah keterbatasan lahan.
Wiyono mengakui, petani tanaman pangan, khususnya padi, belum banyak yang mau memelihara ikan nila di lahannya. Pasalnya, “Mereka umumnya belum paham dengan prospek yang menggiurkan di bisnis ini,” ungkapnya. Namun begitu, Wiyono dan kawan-kawan tak pernah bosan berkampanye perihal peluang bisnis benih nila.
Kiat Kelola Stres
Menurut pengalaman Wiyono, pembenihan nila cukup mudah karena ikan ini tahan serangan hama dan penyakit, serta biayanya murah. “Dikatakan mudah karena pakannya sudah ada tinggal order ke pabrik pakan. Selain itu, benih nila juga mau makan plankton yang sudah tersedia di air kolam,“ jelasnya.
Untuk menumbuhkan plankton, kolam diberi kotoran burung puyuh secukupnya. Kotoran tersebut direndam di dasar kolam sampai panen dengan cara dibungkus serapat mungkin sehingga tidak bocor. “Kalau bocor sedikit saja akan meracuni air yang berakibat merugikan petani,” tutur Wiyono lebih jauh.
Benih nila juga relatif tahan serangan hama dan penyakit meskipun ada perubahan kualitas air, “Nila cukup tahan terhadap stres,” jelasnya. Tanda-tanda ikan mengalami stres di antaranya adalah berenang mundur. Oleh karena itu, usahakan suhu air tetap pada kisaran 28o—30oC, padat tebar 50 ekor per m2 dan kedalaman air 30—50 cm.
Selain itu, air harus dibuat steril dari limbah, terutama limbah rumah tangga. Berdasarkan pengalaman Wiyono, air yang bagus untuk nila adalah air yang tenang tapi tetap mengalir dan berwarna hijau pekat. “Warna hijau pekat menunjukkan adanya plankton dan saat ikan tenggelam tidak kelihatan. Kalau airnya jernih justru banyak yang mati,” imbuhnya.
Perubahan media juga berpengaruh terhadap tingkat stres benih nila. Perpindahan benih dari tempat pembenihan ke kolam adalah saat paling rawan. “Jadi, benih perlu adaptasi dulu kurang lebih sejam dengan cara memberi air sedikit demi sedikit,” jelas Wiyono. Saat panen pun petani harus berhati-hati agar tidak salah penanganan dan melukai ikan karena akan berpengaruh saat transportasi yang sarat dengan pemicu stres.
Ryan Masanto (Kontributor Magelang)