Kalau Amerika punya Cowboy yang hidup dari peternakan sapi, pemuda Banjarnegara punya Kelompok Tani Ikan (KTI) Dumboys yang bergiat di usaha pembenihan lele.
Tidak seperti kelompok tani pada umumnya yang terdiri dari orang tua atau paruh baya, KTI Dumboys beranggotakan sekelompok pemuda asal dari Desa Mandiraja Kulon, Kec. Mandiraja, Kab. Banjarnegara, Jateng.
Dumboys sendiri berasal dari kata dumbo, sejenis lele hibrida, yang menjadi komoditas yang diusahakan oleh 40 orang anggota KTI tersebut. Dari benih lele dumbo, para pemuda desa tersebut mampu memperoleh penghasilan rata-rata Rp1,5 juta per siklus yang berlangsung selama 50 hari. Setelah bermitra dengan sebuah perusahaan pakan, mereka mampu meningkatkan produksinya hingga keuntungan yang diperoleh mencapai Rp1,2 juta per minggu.
Awalnya Rp1,5 Juta
Berawal dari usaha warisan orang tua masing-masing, para pemuda tergugah untuk membangun kembali sentra pembibitan lele yang baru. Maklum, dulu desa mereka memang dikenal sebagai salah satu sentra pembibitan lele, meskipun bersifat tradisional dan dikelola secara sendiri-sendiri.
Adalah Suminto, ketua kelompok yang menggagas ide menyatukan pemuda dalam wadah kelompok tani. “Awalnya memang susah. Tahun 2000 kami mulai merintis untuk memproduksi bibit lele dari satu pintu, satu ukuran, dan satu harga. Dan saya mencoba jadi pengepulnya,” ujar pria bertubuh kecil ini mengenang.
Dengan modal awal sebesar Rp5 juta, Suminto membeli bibit lele produksi anggota KTI Dumboys dan menjualnya ke pasar. Ketika ditanya alasan memilih pembenihan lele, jawabannya adalah “Keuntungan di pembibitan lele lebih besar dibanding pembesaran. Selain itu, perputaran modalnya pun lebih cepat,” katanya.
Menurut Suminto, awal 2000 biaya produksi benih masih cukup murah. “Kalau dihitung-hitung, biaya produksi bibit lele ukuran 5—7 cm cuma sekitar Rp40. Dengan catatan, pekerjaan dilakukan sendiri oleh masing-masing anggota,” jelasnya. Bibit dijual dengan harga Rp70 per ekor, jadi ada keuntungan Rp30 per ekor per siklus. Jika produksi benih per anggota rata-rata 50.000 ekor per siklus, maka keuntungannya sekitar Rp1,5 juta. Tak heran, “Ada anggota kita yang mampu beli tanah cukup luas dari usaha pembenihan lele ini,” imbuh Minto, sapaan akrabnya.
Bermitra Rp2,4 Juta
Setelah tujuh tahun berjalan, pada pertengahan 2007 KTI Dumboys melakukan kerjasama kemitraan dengan sebuah perusahaan pakan nasional ternama di bidang manajemen kelompok, teknis pembibitan, dan pakan. Alhasil, para anggota itu menikmati peningkatan produksi yang nyata.
Jika pada awalnya anggota hanya mampu memproduksi rata-rata 50.000 ekor per siklus yang berlangsung selama 50 hari, kini produksi benih KTI Dumboys mencapai 40.000 ekor per anggota per minggu. “Itu pun kami tekan dan jadwal produksinya. Kalau tidak, anggota maunya nambah kolam terus,” tegas Minto. Hal dilakukan untuk mencegah membludaknya jumlah bibit lele sehingga menurunkan harga di pasaran.
Anggota KTI Dumboys memproduksi benih lele ukuran 5—7 cm dan 7—9 cm dengan harga jual Rp75 dan Rp125 per ekor. Dengan biaya produksi Rp45 per ekor, benih ukuran 5—7 cm menghasilkan keuntungan Rp30 per ekor atau Rp1,2 juta per minggu.
Total produksi mereka mencapai 6,4 juta ekor per bulan atau senilai Rp480 juta—Rp800 juta. Selain diserap pasar setempat, benih lele asal Banjarnegara ini dipasarkan hingga pantura dan wilayah Jabar lainnya.
Perbaikan Kualitas
Untuk meningkatkan mutu benih yang dihasilkan, KTI Dumboys melakukan gerakan pembaharuan lele. Caranya, dengan mengganti induk lokal dengan induk berkualitas yang dibeli dari beberapa sentra lele di Jabar. “Kesadaran teman-teman tentang pentingnya induk berkualitas, semakin mendorong usaha pembenihan lele ini berkembang meskipun masih ada kendala,” ujar Rudi, salah satu anggota KTI Dumboys.
Salah satunya adalah produksi benih lele yang belum stabil akibat pengaruh cuaca yang kurang mendukung. Dengan menggunakan induk yang berkualitas, diharapkan mutu benih yang dihasilkan juga cukup baik, dari segi pertumbuhan maupun kelangsungan hidup, sehingga kerugian bisa agak berkurang.
Ditanya tentang kiat usaha, sang ketua yang suka bercanda ini selalu mewanti-wanti anggota tetap bersemangat, tekun, rukun, dan satu visi dalam kelompok. Menurutnya, hal inilah yang menjadi salah satu kunci keberhasilan kelompok. “Satu lagi, kami selalu menservis pelanggan dengan baik. Itu suatu keharusan,” jelasnya menutup pembicaraan.
Agung Nugroho (Kontributor Banyumas).
Boks
Analisis Usaha Sederhana Pembenihan Lele Ala KTI Dumboys
Biaya :
- Kolam terpal 4 m x 6 m
sebanyak 3 buah @ Rp200.000 Rp 600.000
- Induk satu pasang Rp 100.000
- Tenaga untuk satu siklus (50 hari) Rp 360.000
- Pakan Rp 475.000
----------------
Rp1.535.000
Pendapatan (Panen) :
- 50.000 ekor benih ukuran 5 – 7cm@ Rp75 Rp3.750.000
Keuntungan per Siklus :
- Pendapatan – Biaya (Rp3.750.000 – Rp1.535.000) Rp2.215.000