Dalam jumlah sedikit, selenium sangat penting bagi tubuh manusia maupun hewan ternak.
Itulah sifat mineral esensial bernama selenium (Se). Perannya yang paling utama bersama Vitamin E terkait dengan peningkatan sistem kekebalan tubuh. Status kecukupan Se dalam tubuh manusia berhubungan dengan kesehatan termasuk di dalamnya respon kekebalan, tingkat kesuburan yang tinggi, kesehatan mental lebih baik, proteksi terhadap penyakit kardiovaskuler, dan menurunkan peluang terjangkit kanker tertentu.
Menurut Feeding Times, umumnya diet manusia hanya mengandung 50% dari kebutuhan Se yang dianjurkan sekitar 55 mikrogram per hari. Kekurangannya dipasok dengan mengonsumsi suplemen atau melahap produk pangan hewani yang kaya akan Se.
Nilai Tambah
Produk pangan hewani yang diperkaya dengan Se dapat berupa telur, susu, maupun daging. Telur plus Se kini sudah ada di 25 negara. Misalnya, di Malaysia, Thailand, dan Singapura, masing-masing berlabel Vita-eggs, Selen Egg, dan Organic Selenium Egg. Di negara-negara itu, setiap butir telur tersebut mengandung Se sebanyak 20—50 mikrogram. Di Jakarta, Yoseph Setiabudi, yang terkenal dengan produksi telur Omega 3-nya pun menambahkan Se dalam produk telurnya.
Dengan menjual isu kesehatan dari asupan selenium, para produsennya memperoleh harga mahal, setara dengan telur ayam kampung di Indonesia. Sementara konsumennya tinggal makan sebutir sehari, tercukupilah kebutuhan mineral Se-nya. Jangan khawatir keracunan Se. Pasalnya, seseorang akan keracunan bila ia makan sampai 20—30 butir per hari dalam waktu lama.
Di Korea Selatan, perusahaan terbesar Seoul Dairy Co-op, memproduksi susu berlabel Selk yang diperkaya dengan selenium. Sementara itu di belahan bumi lainnya, RozDon, memasarkan produk daging ayam mengandung Se tinggi sebanyak 20.000 ton setahun. Sebelumnya, perusahaan di Ukraina ini sudah lebih dulu menjual telur berselenium dan Vitamin E dengan label “Basket of Life” sebanyak 1,2 juta butir per hari.
Melalui Pakan
Ditarik ke arah hulunya, produksi telur kaya selenium dilakukan dengan memberikan mineral tersebut dalam pakan ayam petelur. Demikian pula penambahan Se pada ayam pedaging dan sapi perah melalui pakan.
Dulu suplemen Se dimasukkan ke pakan dalam bentuk sodium selenit. Namun transfer Se dari pakan ke ayam petelur dan selanjutnya ke dalam telur dinilai kurang efisien atau rendah. Produsen pun kemudian beralih ke selenium organik. Hasil kajian Scottish Agricultural College menunjukkan, ayam petelur yang pakannya ditambah selenium organik sebanyak 0,3—0,4 ppm memberikan asupan 50% dari kebutuhan harian manusia. Kandungan Se dalam telur tersebut meningkat dari 7,1 mikrogram menjadi 30,7 mikrogram bila suplemen seleniumnya menggunakan Sel-Plex keluaran Alltech yang dibuat dari ragi Saccharomyces cerevisiae CNCM I-3060.
Dengan suplemen yang sama berdosis 0,5—0,8 ppm mulai dari umur sehari sampai dipanen, ayam pedaging akan menaikkan kandungan Se pada daging dada dari 85,2 nanogram menjadi 284,3 nanogram per gram daging. Sedangkan pada daging pahanya naik dari 72,2 menjadi 274,2 nanogram per gram daging.
Suplemen yang sama juga diberikan kepada sapi perah oleh Seoul Dairy Co-op. Hasilnya, Selk yang dilempar ke pasaran sejak 2003 itu mengandung sekitar 50 mikrogram Se atau 2,5 kali lipat jumlah Se yang terdapat dalam susu komersial lainnya. Lagi-lagi produsennya mampu mendongkrak nilai jual susunya.
Peni SP