Sepanjang 2008, pengembangan kapas akan dilakukan di 7 provinsi seluas 20 ribu hektar.
Demikian disampaikan Ir. Achmad Mangga Barani, MM., Dirjen Perkebunan, Deptan, akhir tahun lalu. Penanaman kapas tersebut akan dilakukan di 33 kabupaten yang tersebar di Jateng, Yogyakarta, Jatim,
Guna menyukseskan program itu, Ditjen Perkebunan akan menyediakan benih kapas hibrida dan Kanesia yang dibagikan gratis kepada para petani. Langkah itu ditempuh pemerintah dalam upaya peningkatan produktivitas kapas.
Di luar itu, pemerintah akan memberikan subsidi biaya produksi seperempat dari total biaya pengelolaan per petani. “Kekurangannya, kami akan menfasilitasi petani untuk mengambil kredit perbankan. Bank Mandiri sudah siap membantu,” tandas Dirjen. Tak hanya itu, agar usaha yang dijalankan petani berhasil, pemerintah pun menyediakan tenaga kontrak pendamping sebanyak 88 orang.
Harga dan Pasar Dijamin
Benih kapas hibrida yang bakal dibagikan itu adalah varietas HSC 188, HSC 138, dan varietas HSD 51. Ketiga varietas ini merupakan hasil introduksi dari
Varietas HSC 138 mempunyai potensi produksi 580 kg—2,6 ton kapas berbiji/ha pada lahan tadah hujan tanpa tambahan irigasi, atau 4,5 ton dengan tambahan irigasi secara optimal. Kandungan serat 44,81%, panjang serat 2,82—3,25 cm, dan tahan terhadap hama penggerek.
Potensi produksi varietas HSD 51 sebanyak 1—3 ton kapas berbiji/ha pada lahan tadah hujan tanpa tambahan irigasi, atau 4 ton dengan tambahan irigasi secara optimal. Kandungan serat 44,3%, panjang serat 2,94—3,17 cm, dan tahan terhadap hama penggerek.
Sedangkan keunggulan Kanesia 14 mampu berproduksi 995 kg—2 ton kapas berbiji/ha pada kondisi ketersediaan air terbatas, dan 1,4—3,9 ton pada kondisi ketersediaan air optimal. Kandungan serat 38,9%, panjang serat 2,84 cm, dan tahan terhadap hama Amrasca biguttula.
Kanesia 15 bisa menghasilkan 962 kg—2,2 ton kapas berbiji/ha pada kondisi ketersediaan air terbatas, dan 1,6—3,6 ton pada kondisi suplai air optimal. Kandungan serat 44,16%, panjang serat 2,99 cm, dan tahan serangan hama A. biguttula. “Dengan tersedianya benih kapas unggul itu, diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap serat kapas impor,” harap Mangga Barani.
Enaknya lagi, harga kapas selalu stabil. Tiap tahun ada kenaikan. Sebab, harga kapas ditentukan langsung oleh pemerintah. Tahun lalu, harga kapas berbiji dipatok Rp2.500/kg, sedangkan tahun ini, Rp3.000/kg.
Pasar serat kapas pun sudah jelas. Tercatat 9 perusahaan pengelola kapas di 7 provinsi sentra produksi yang siap menampung hasil panen petani, yaitu PT Nusafarm Intiland Corp, PR Sukun Kudus, PT Seco Fajar Cotton, PTPN XIV, PT Kapas Garuda Putih, Kelompok Tani Mandiri, PT New Asia Mandiri, PT Sukses Jaya Wood, dan PT Ade Agro Industri.
Pengembangan Kapas Rakyat 2008 |
Provinsi Kabupaten Sasaran (Ha) Jateng Grobogan, Pati, Kudus, Blora, Wonogiri, 1.600 Pemalang Jatim Bondowoso, Lamongan, Pacitan, Banyu- 2.760 wangi, Pasuruan, Mojokerto, Situbondo brana NTB Lombok Barat, Lombok Tengah, Timur, NTT Sumba Barat, Sulsel Bulukumba, Bantaeng, Gowa, Sinjai, Bone 9.900 Total 20.000 Sumber: Ditjenbun, Desember 2007 |