Senin, 7 Januari 2008

Benih Kapas Gratis untuk Rakyat

Sepanjang 2008, pengembangan kapas akan dilakukan di 7 provinsi seluas 20 ribu hektar.

 

Demikian disampaikan Ir. Achmad Mangga Barani, MM., Dirjen Perkebunan, Deptan, akhir tahun lalu. Penanaman kapas tersebut akan dilakukan di 33 kabupaten yang tersebar di Jateng, Yogyakarta, Jatim, Bali, NTB, NTT, dan Sulsel (lihat daftar).

Guna menyukseskan program itu, Ditjen Perkebunan akan menyediakan benih kapas hibrida dan Kanesia yang dibagikan gratis kepada para petani. Langkah itu ditempuh pemerintah dalam upaya peningkatan produktivitas kapas.

Di luar itu, pemerintah akan memberikan subsidi biaya produksi seperempat dari total biaya pengelolaan per petani. “Kekurangannya, kami akan menfasilitasi petani untuk mengambil kredit perbankan. Bank Mandiri sudah siap membantu,” tandas Dirjen. Tak hanya itu, agar usaha yang dijalankan petani berhasil, pemerintah pun menyediakan tenaga kontrak pendamping sebanyak 88 orang.

 

Harga dan Pasar Dijamin

Benih kapas hibrida yang bakal dibagikan itu adalah varietas HSC 188, HSC 138, dan varietas HSD 51. Ketiga varietas ini merupakan hasil introduksi dari China. Kapas hibrida ini mempunyai beberapa keunggulan. Bila produktivitas varietas sebelumnya hanya berkisar 400—700 kg kapas berbiji/ha, varietas HSC  188 mampu menghasilkan 932 kg—2,8 ton/ha pada lahan tadah hujan tanpa tambahan irigasi. Dengan tambahan irigasi secara optimal, produksinya bisa mencapai 3,9 ton/ha. Kelebihan lainnya, kandungan serat rata-rata 39,7%, panjang serat 2,97—3,12 cm, dan toleran terhadap hama penggerek Pectinophora gossypiella.

Varietas HSC 138 mempunyai potensi produksi 580 kg—2,6 ton kapas berbiji/ha pada  lahan tadah hujan tanpa tambahan irigasi, atau 4,5 ton dengan tambahan irigasi secara optimal. Kandungan serat 44,81%, panjang serat 2,82—3,25 cm, dan tahan terhadap hama penggerek.

Potensi produksi varietas HSD  51 sebanyak 1—3 ton kapas berbiji/ha pada  lahan tadah hujan tanpa tambahan irigasi, atau 4 ton dengan tambahan irigasi secara optimal. Kandungan serat 44,3%, panjang serat 2,94—3,17 cm, dan tahan terhadap hama penggerek.

Sedangkan keunggulan Kanesia 14 mampu berproduksi 995 kg—2 ton kapas berbiji/ha pada kondisi ketersediaan air terbatas, dan 1,4—3,9 ton pada kondisi ketersediaan air optimal. Kandungan serat 38,9%, panjang serat 2,84 cm, dan tahan terhadap hama Amrasca biguttula.  

Kanesia 15 bisa menghasilkan 962 kg—2,2 ton kapas berbiji/ha pada kondisi ketersediaan air terbatas, dan 1,6—3,6 ton pada kondisi suplai air optimal. Kandungan serat 44,16%, panjang serat 2,99 cm, dan tahan serangan hama A. biguttula. “Dengan tersedianya benih kapas unggul itu, diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap serat kapas impor,” harap Mangga Barani.

Enaknya lagi, harga kapas selalu stabil. Tiap tahun ada kenaikan. Sebab, harga kapas ditentukan langsung oleh pemerintah. Tahun lalu, harga kapas berbiji dipatok Rp2.500/kg, sedangkan tahun ini, Rp3.000/kg.

Pasar serat kapas pun sudah jelas. Tercatat 9 perusahaan pengelola kapas di 7 provinsi sentra produksi yang siap menampung hasil panen petani, yaitu PT Nusafarm Intiland Corp, PR Sukun Kudus, PT Seco Fajar Cotton, PTPN XIV, PT Kapas Garuda Putih, Kelompok Tani Mandiri, PT New Asia Mandiri, PT Sukses Jaya Wood, dan PT Ade Agro Industri.

 

Dadang WI

 

Pengembangan Kapas Rakyat 2008

 

Provinsi                        Kabupaten                                            Sasaran (Ha)

Jateng              Grobogan, Pati, Kudus, Blora, Wonogiri, 1.600   

                        Pemalang

Yogyakarta        Gunung Kidul                                                     750

Jatim                Bondowoso, Lamongan, Pacitan, Banyu-  2.760

                        wangi, Pasuruan, Mojokerto, Situbondo

Bali                   Klungkung, Buleleng, Karang Asem, Jem-            1.500

                        brana

NTB                  Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok 1.990

                        Timur, Sumbawa

NTT                  Sumba Barat, Sumba Timur                                1.500

Sulsel                Bulukumba, Bantaeng, Gowa, Sinjai, Bone          9.900

Total                                                                                        20.000

 

Sumber: Ditjenbun, Desember 2007

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain