”Momentum modernisasi sistem agribisnis perlu dimanfaatkan dunia usaha, termasuk mereka yang bergerak pada bisnis mesin dan peralatan yang dibutuhkan agribisnis. Selain sebagai kegiatan bisnis yang prospektif, industri agro-otomotif ini sangat diperlukan untuk memodernisasi agribisnis daerah,” ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000–2004, kepada AGRINA..
Agro-otomotif seperti apa yang dibutuhkan sistem agribisnis terutama di daerah?
Agribisnis daerah memerlukan banyak jenis dan ragam mesin dan peralatan yang dibutuhkan agribisnis (agro-otomotif) baik untuk kebutuhan subsistem on-farm agribisnis maupun pada subsistem off-farm. Berbagai tipe dan ukuran mesin perontok biji-bijian (thresher), pengering biji-bijian (dryer), mesin pengiris (slicer), mesin penggiling (hammer), pengaduk (mixer), mesin pemotong (choper) dan lainnya sangat diperlukan di daerah.
Alasannya, Indonesia yang sebagian besar daerah beriklim tropis-basah sangat memerlukan pengering buatan berupa mesin pengering. Daerah-daerah sentra agribisnis padi seperti jalur Pantura Jawa memerlukan mesin pengering gabah. Selama ini dalam penetapan harga gabah dari pemerintah didasarkan pada gabah kering giling dengan kadar air maksimum 14%. Padahal gabah yang dihasilkan petani umumnya gabah kering panen dengan kadar air rata-rata 20%. Tidak adanya mesin pengering di tingkat petani menyebabkan petani tidak mampu menghasilkan gabah kering giling, sehingga harga gabah yang diterima petani selalu di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).
Selain mesin pengering, mesin perontok, pengupas dan penggiling biji-bijian juga sangat dibutuhkan di sentra-sentra agribisnis. Mesin pengupas diperlukan pada sentra agribisnis singkong, kopi dan lainnya. Sementara mesin penggiling biji-bijian diperlukan pada sentra-sentra agribisnis jagung, kedelai, padi, dan kacang-kacangan lainnya. Dengan dukungan mesin-mesin tersebut di sentra-sentra agribisnis daerah akan dapat meningkatkan mutu komoditas yang dihasilkan petani. Selain itu, nilai tambah yang dinikmati petani juga makin besar sehingga mendukung upaya peningkatan pendapatan petani.
Apakah yang dibutuhkan itu hanya agro-otomotif untuk pascapanen?
Tidak hanya agro-otomotif untuk pascapanen yang dibutuhkan. Agro-otomotif dalam mendukung budidaya juga diperlukan. Kegiatan usahatani lain yang perlu diisi oleh agro-otomotif adalah pemanenan tandan buah segar pada perkebunan kelapa sawit. Indonesia memiliki perkebunan kelapa sawit terluas di dunia, sehingga permintaan akan mesin pemanenan kelapa sawit akan sangat besar. Peluang ini perlu ditangkap perusahaan agro-otomotif sekaligus mendukung upaya modernisasi agribisnis.
Apakah agro-otomotif itu hanya untuk pertanian dan perkebunan?
Pemintaan akan agro-otomotif yang cukup besar juga dari agribisnis perikanan laut. Indonesia memiliki lautan yang lebih luas daripada daratan. Pemanfaatan perikanan laut ini telah menjadi salah satu prioritas pemerintah. Untuk memanfaatkan kekayaan laut ini jelas memerlukan produk agro-otomotif seperti peralatan tangkap dan kapal penangkap ikan dalam jumlah besar.
Pendek kata kebutuhan produk agro-otomotif cukup luas dan besar di Indonesia. Bukan hanya pada on-farm tapi juga pada off-farm seperti industri pengolahan hasil pertanian. Oleh karena itu kebijakan industri logam dasar dan mesin perlu diarahkan ke sana.
Namun kenyataannya agro-otomotif masih terbatas penggunaannya?
Sebetulnya di Indonesia sudah cukup berkembang industri agro-otomotif baik skala besar maupun skala kecil yang telah mampu menghasilkan alat dan mesin yang dibutuhkan agribisnis. Ironisnya, industri agro-otomotif yang ada sulit memasarkan produknya padahal kebutuhan petani cukup besar. Hal ini terjadi karena lemahnya jaringan pemasaran.
Apakah bukan disebabkan oleh mahalnya produk agro-otomotif?
Memang, untuk kondisi agribisnis Indonesia dimana skala pengusahaan yang relatif kecil, tidak ekonomis bila seorang petani memiliki suatu produk agro-otomotif atau terlalu mahal untuk dijangkau petani. Oleh karena itu, untuk memasarkan produk-produk agro-otomotif, koperasi petani atau perusahaan agro-otomotif perlu mengembangkan usaha rental (sewa) teknologi agro-otomotif di pedesaan. Usaha rental agro-otomotif ini yang sesuai dikembangkan adalah yang bersifat portable, sehingga usaha jasa ini datang ke lokasi usahatani, sebagaimana jasa usaha traktor.
Usaha jasa agro-otomotif ini jelas menguntungkan. Peluang bisnis ini perlu ditangkap oleh koperasi maupun swasta. Selain menguntungkan baik bagi petani maupun swasta, juga mempercepat modernisasi agribisnis.
Untung Jaya